Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi fakta menarik tentang Imam Syafi’i yang belum pernah kamu dengar. (Pinterest/Imam Syafi'i)
Ilustrasi fakta menarik tentang Imam Syafi’i yang belum pernah kamu dengar. (Pinterest/Imam Syafi'i)

Intinya sih...

  • Imam Syafi’i hafal Alquran dan hadis sejak kecil, menunjukkan kegigihannya dalam menuntut ilmu meskipun dalam keterbatasan ekstrem.

  • Sebelum menjadi ulama besar, Imam Syafi’i pernah menjadi pemanah andal, ahli sastra, dan penyair ulung.

  • Imam Syafi’i memiliki dua fase dalam metode berpikir fikih, al-qawl al-qadim (pendapat lama) dan al-qawl al-jadid (pendapat baru).

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Imam Syafi’i adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Islam, khususnya dalam bidang fikih. Mazhab Syafi’i yang ia dirikan menjadi salah satu dari empat mazhab utama dalam Islam Sunni dan diikuti oleh jutaan umat Muslim, termasuk mayoritas di Indonesia.

Dikenal karena kecerdasannya, keluasan ilmunya, serta keindahan bahasanya, Imam Syafi’i sering dijadikan panutan dalam memahami ajaran Islam yang moderat dan berlandaskan dalil yang kuat. Namun, di balik ketokohannya yang besar, terdapat berbagai sisi kehidupan Imam Syafi’i yang jarang diketahui banyak orang.

Fakta-fakta ini tidak hanya menambah kekaguman terhadap sosoknya, tetapi juga menggambarkan betapa besar perjuangan, kerendahan hati, dan keluasan wawasannya dalam membentuk fondasi ilmu Islam yang kita kenal saat ini.

Berikut 5 fakta menarik yang mungkin belum pernah kamu dengar tentang Imam Syafi’i.

1. Sejak kecil sudah hafal Alquran dan hadis

Ilustrasi fakta menakjubkan tentang Al-Qur’an yang jarang diketahui. (Pinterest/Sözler Köşkü)

Imam Syafi’i dikenal memiliki daya ingat luar biasa. Ia telah menghafal Alquran secara keseluruhan pada usia tujuh tahun, sebuah pencapaian yang luar biasa bahkan di masa kini. Tidak hanya itu, pada usia sepuluh tahun, ia telah menghafal kitab hadis monumental Al-Muwaththa' karya Imam Malik, yang kemudian menjadi gurunya setelah itu.

Kemampuan menghafal ini bukan sekadar anugerah, tetapi juga buah dari usaha luar biasa. Imam Syafi’i berasal dari keluarga miskin dan tidak mampu membeli kertas untuk mencatat pelajaran. Sebagai gantinya, ia menulis di tulang-tulang hewan atau daun kurma. Hal ini menunjukkan kegigihannya dalam menuntut ilmu meskipun dalam keterbatasan ekstrem.

2. Pernah menjadi pemanah andal dan ahli sastra

Ilustrasi fakta menarik tentang Imam Syafi’i yang belum pernah kamu dengar. (Pinterest/kanaryamfenerli)

Sebelum dikenal sebagai ulama besar, Imam Syafi’i pernah mempelajari ilmu militer dan menjadi pemanah yang sangat andal. Dalam masa mudanya di Makkah dan Yaman, ia belajar berkuda dan memanah, dua kemampuan yang dianggap penting dalam kehidupan Arab pada masa itu. Ia dikabarkan mampu mengenai sasaran dengan tepat dalam sepuluh tembakan berturut-turut.

Selain itu, ia juga dikenal sebagai ahli sastra dan penyair ulung. Bahasa Arab yang digunakan dalam karya-karya Imam Syafi’i terkenal indah dan fasih, bahkan sering dijadikan rujukan dalam studi linguistik. Banyak puisinya yang menyentuh hati, mengandung hikmah mendalam, dan menunjukkan perpaduan antara kebijaksanaan dan kepekaan rasa.

3. Menguasai dua metode fikih dalam hidupnya

Ilustrasi fakta menarik tentang Imam Syafi’i yang belum pernah kamu dengar. (Pinterest/Puduhepa)

Hal unik dari Imam Syafi’i adalah beliau memiliki dua fase dalam metode berpikir fikih, al-qawl al-qadim (pendapat lama) dan al-qawl al-jadid (pendapat baru). Pendapat lama beliau susun ketika tinggal di Irak, dipengaruhi oleh ilmu yang diperoleh dari para ulama Hanafiyah dan gurunya Imam Malik. Setelah pindah ke Mesir, ia menyusun sistem baru yang lebih sistematis dan dikenal sebagai pendapat baru.

Perubahan ini menunjukkan fleksibilitas Imam Syafi’i dalam berijtihad, serta keterbukaannya terhadap ilmu dan kritik. Ia tidak segan untuk merevisi pendapatnya sendiri jika ditemukan dalil yang lebih kuat. Hal ini menjadi contoh luar biasa tentang integritas keilmuan dan kerendahan hati seorang ulama besar.

4. Wafat dalam kondisi terluka akibat kekerasan politik

Ilustrasi fakta menarik tentang Imam Syafi’i yang belum pernah kamu dengar. (x.com/zuhairimisrawi)

Banyak yang tidak tahu bahwa wafatnya Imam Syafi’i bukan karena sakit semata, tetapi didahului oleh pemukulan keras oleh salah satu pengikut mazhab lain yang tidak sejalan dengannya dalam perdebatan fikih. Dalam perjalanannya di Mesir, perbedaan pendapat antara mazhab Syafi’i dan Hanafi kadang memunculkan ketegangan, terutama di kalangan murid dan pengikut fanatik.

Imam Syafi’i tetap tenang dan tidak membalas kekerasan dengan kekerasan. Ia wafat pada tahun 204 H (820 M) di Kairo, Mesir. Kepergiannya menjadi duka besar bagi dunia Islam. Namun, prinsip-prinsip moderat dan rasional yang ia tanamkan dalam ushul fikih tetap hidup hingga kini, bahkan menjadi fondasi hukum Islam modern.

5. Meninggalkan karya besar ushul fikih pertama dalam Islam

Ilustrasi fakta menarik tentang Imam Syafi’i yang belum pernah kamu dengar. (Pinterest/Peci miring)

Imam Syafi’i menulis kitab berjudul Ar-Risalah, yang oleh banyak ulama dianggap sebagai karya pertama yang secara sistematis membahas ushul fikih, yaitu dasar-dasar hukum Islam. Di dalamnya, beliau menjelaskan bagaimana metode memahami Alquran dan hadis untuk merumuskan hukum Islam secara rasional dan terstruktur.

Kitab ini menjadi tonggak penting dalam sejarah hukum Islam, karena Imam Syafi’i menolak pendekatan asal-asalan atau taklid buta. Ia menekankan pentingnya nalar, dalil, dan sistem berpikir dalam menghasilkan hukum yang adil. Metodologi yang ia rintis dalam Ar-Risalah masih digunakan di banyak lembaga pendidikan Islam hingga saat ini.

Itulah 5 fakta menarik yang mungkin belum pernah kamu dengar tentang Imam Syafi’i.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team