6 Tanda Kamu Sudah Melek Literasi Media, Patut Diapresiasi!

Di era digital seperti sekarang, kita disuguhi informasi dari segala arah, media sosial, berita online, grup chat keluarga, bahkan komentar di video. Masalahnya, gak semua informasi itu benar. Banyak yang cuma clickbait, hoaks, atau bahkan propaganda terselubung.
Makanya, penting banget buat punya yang namanya literasi media. Bukan cuma bisa baca berita, tapi juga paham cara kerja media, tahu mana informasi kredibel, dan bisa berpikir kritis sebelum menyebarkan sesuatu. Ini kemampuan yang harus dimiliki siapa aja di era serba digital.
Nah, kalau kamu punya beberapa tanda ini, bisa jadi kamu sudah tergolong melek literasi media. Yuk cek, siapa tahu kamu lebih cerdas bermedia daripada yang kamu kira!
1. Gak langsung percaya semua berita yang muncul di timeline

Kalau kamu terbiasa ngecek dulu kebenaran suatu berita sebelum percaya, itu tanda jelas kamu udah melek media. Apalagi kalau kamu suka cross-check ke lebih dari satu sumber, cari tanggal terbitnya, dan lihat apakah ada media kredibel lain yang memuat berita yang sama.
Kebiasaan ini penting banget untuk mencegah penyebaran hoaks. Apalagi sekarang banyak berita yang sengaja dibuat provokatif supaya viral, tanpa peduli benar atau salahnya.
2. Tahu cara bedain mana opini dan mana fakta

Orang yang punya literasi media biasanya bisa membedakan mana yang fakta objektif dan mana yang cuma pendapat penulis. Gak semua artikel harus dipercaya mentah-mentah, apalagi kalau isinya penuh muatan subjektif atau emosional.
Kamu juga bisa melihat apakah tulisan itu menyajikan data pendukung atau cuma asumsi. Dengan kemampuan ini, kamu gak gampang diprovokasi atau dimanipulasi oleh opini publik yang belum tentu benar.
3. Paham kalau media bisa punya agenda atau sudut pandang tertentu

Setiap media punya kepentingan dan sudut pandang sendiri, baik secara politik, ekonomi, maupun ideologi. Orang yang melek literasi media sadar bahwa pemberitaan bisa 'dibingkai' dengan cara tertentu untuk membentuk persepsi pembaca.
Kalau kamu udah terbiasa membaca berita dengan mindset kritis, siapa yang menerbitkan? Apa tujuannya? Siapa yang diuntungkan? itu artinya kamu sudah satu langkah lebih maju dari kebanyakan orang.
4. Sering diskusi soal berita, bukan cuma share link doang

Orang yang melek media gak cuma jadi penyebar informasi, tapi juga penganalisis. Kalau kamu suka ngajak teman diskusi soal isi berita, mempertanyakan keabsahannya, atau membandingkan berita dari berbagai sumber, itu tanda kamu aktif secara literasi.
Diskusi sehat soal media bisa bantu kamu dan orang di sekitarmu makin kritis dan gak gampang percaya kabar bohong.
5. Bisa mengenali clickbait dan tahu cara menghindarinya

Judul bombastis emang menggoda, tapi orang yang melek media tahu bahwa clickbait gak selalu mencerminkan isi sebenarnya. Kalau kamu sering nemu berita kayak 'Kamu Gak Akan Percaya Apa yang Terjadi Selanjutnya!' dan langsung ngecek sumbernya dulu atau malah skip aja, kamu udah punya insting digital yang tajam.
Ini juga berlaku buat kamu yang gak gampang terpancing judul provokatif tanpa baca isinya sampai habis. Karena sering kali, isi berita gak sesuai ekspektasi dari judulnya.
6. Gak asal sebar info, apalagi yang berpotensi bikin panik

Tanda paling jelas kamu udah melek literasi media adalah kamu bertanggung jawab terhadap informasi yang kamu bagikan. Kamu ngerti bahwa satu share bisa berdampak besar, apalagi kalau menyangkut isu sensitif seperti kesehatan, politik, atau keamanan.
Kalau kamu udah terbiasa mikir dua kali sebelum klik tombol 'bagikan', berarti kamu udah jadi bagian dari solusi di tengah banjir informasi yang rawan misinformasi.
Di zaman digital ini, melek literasi media bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan. Tanpa kemampuan ini, kita gampang banget dikendalikan narasi palsu, termakan hoaks, atau bahkan ikut menyebarkannya tanpa sadar.
Kalau kamu udah punya beberapa tanda diatas, artinya kamu sedang berjalan di jalur yang benar. Tetap kritis, tetap bertanya, dan terus belajar memahami bagaimana informasi dibentuk dan disebarkan. Karena jadi cerdas itu bukan soal tahu banyak, tapi tahu mana yang benar.