Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Tips Atasi Burnout di Lingkungan Kerja, Dijamin Efektif! 

ilustrasi burnout (pexels.com/Anna Tarazevich)

Mengatasi burnout di lingkungan kerja menjadi sebuah tantangan besar yang dihadapi banyak orang dewasa ini. Tekanan pekerjaan yang terus meningkat, tuntutan yang tak henti-hentinya, hingga harapan tinggi dari atasan dan tim seringkali menjadi faktor utama yang memicu terjadinya burnout.

Bagi kamu yang sedang mengalami burnout di lingkungan kerja, penting sekali rasanya untuk mencari solusi agar tidak terus merasa lelah secara mental maupun fisik.

Burnout bukanlah sebuah kondisi yang bisa diabaikan begitu saja karena jika dibiarkan, dampaknya bisa merusak produktivitas, kesehatan mental, bahkan hubungan sosial kamu, lho. Burnout di lingkungan kerja  bisa  kamu atasi dengan cara-cara yang sederhana, namun sangat efektif, asalkan kamu konsisten melakukannya.

Yuk, simak lima tips berikut untuk mengatasi burnout di lingkungan kerja dengan cara yang dijamin efektif!

1. Ciptakan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi

ilustrasi burnout (pexels.com/Mikhail Nilov)

Ketika kamu terlalu larut dalam pekerjaan tanpa jeda, energi baik fisik dan mental akan terkuras, yang akhirnya menimbulkan kelelahan berkepanjangan. Solusinya agar kamu terhindar burnout adalah membuat batasan yang tegas antara waktu bekerja dan waktu istirahat.

Misalnya,  kamu bisa menentukan jam kerja yang jelas dan patuhi aturan tersebut. Jangan sampai waktu istirahat atau waktu bersama keluarga tersita oleh pekerjaan. Dengan membuat batasan yang jelas, kamu memberi ruang bagi diri sendiri untuk beristirahat dan memulihkan energi yang sudah banyak terkuras.

Selain itu, cobalah untuk menghindari bekerja di luar jam kerja kecuali benar-benar mendesak atau memang diharuskan lembur. Menyelesaikan pekerjaan di waktu yang seharusnya untuk istirahat hanya akan memperburuk kondisi burnout yang kamu alami, lho guys.

Lakukan aktivitas yang kamu sukai di luar jam kerja, seperti hobi atau olahraga ringan, untuk mengembalikan semangat dan membuatmu lebih rileks supaya kamu juga bisa mengurangi risiko burnout yang berkepanjangan.

2. Belajar mengatakan "tidak" secara tegas

ilustrasi mengatakan tidak (unsplash.com/Priscilla Du Preez 🇨🇦)

Kamu mungkin sering terjebak dalam situasi dimana kamu harus selalu mengatakan "iya" terhadap semua tugas yang diberikan oleh atasan atau rekan kerja. Hal semacam ini memang lumrah terjadi di lingkungan kerja, tetapi jika terus-menerus menuruti semua permintaan di luar job desk, kamu akan kewalahan dan akhirnya merasakan burnout.

Untuk mencegah hal ini, belajar mengatakan "tidak" dengan tegas sangatlah penting sebab menolak tugas atau permintaan tambahan bukan berarti kamu tidak kompeten, tapi justru memperlihatkan jika kamu punya boundaries.

Mengatakan "tidak" juga  bisa membantu kamu untuk fokus dengn prioritas yang lebih penting dan realistis, lho. Ketika kamu menerima terlalu banyak tugas yang bahkan bukan termasuk tupoksi dampaknya justru akan pada kualitas pekerjaanmu yang menurun karena bagaimana bisa memberikan yang terbaik kalau kamu saja tidak kompeten di bidangnya.

Jadi, jangan takut untuk menolak tugas tambahan jika kamu merasa sudah terlalu terbebani sebaiknya cobalah untuk mengkomunikasikan alasan dengan baik dan jelas kepada atasan atau rekan kerja, sehingga mereka mengerti situasimu dan tidak memaksamu untuk menerima tugas tambahan.

3. Ambil waktu istirahat secara teratur

ilustrasi istirahat kerja (unsplash.com/Chris Benson)

Istirahat menjadi kebutuhan paling basic yang sering kali diabaikan oleh mereka yang sibuk. Padahal, istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga produktivitas serta menghindari  timbulnya burnout.

Jangan tunggu sampai kamu merasa benar-benar lelah baru istirahat, tetapi biasakan untuk mengambil waktu istirahat secara teratur di sela-sela aktivitas kerja. Baiknya, kamu bisa luangkan waktu untuk berjalan-jalan sejenak di luar ruangan, minum air putih, atau sekadar melakukan stetching.

Selain itu, cobalah untuk benar-benar memanfaatkan waktu istirahat siangmu selama di kantor. Hindari bekerja atau mengecek email selama jam istirahat, karena hal tersebut hanya akan memicu perasaan lelah tanpa kamu sadari. Gunakan waktu istirahat di siang hari untuk makan dengan tenang, ngobrol dengan rekan kerja, atau  bisa juga sekadar menikmati waktu sendirian untuk merelaksasi pikiran.

Waktu istirahat yang efektif akan membuatmu lebih fresh ketika kembali bekerja, dan dapat mengurangi risiko burnout karena kamu tidak terus-menerus tertekan karena pekerjaan.

4. Cari support dari rekan kerja atau atasan

ilustrasi support dari ruang kerja (unsplash.com/krakenimages)

Seringkali dan pastinya tidak pernah kamu sadari bahwa burnout yang kamu alami sebenarnya terjadi karena kamu merasa sendirian dalam menghadapi berbagai tekanan di lingkungan kerja. Mungkin saja selama ini kamu merasa harus menyelesaikan semua tugas tanpa bantuan atau dukungan dari orang lain sehingga membuat beban terasa semakin berat.

Untuk mengatasi hal semacam ini, penting untuk segera mencari dukungan dari rekan kerja atau bahkan atasan sekali pun tentang apa  saja, sih yang kamu rasakan, apakah itu kelelahan, kesulitan mengelola tugas, atau mungkin tekanan mental.

Mendapatkan dukungan dari rekan kerja tidak hanya membantu kamu merasa lebih ringan, lho tetapi juga bisa membuka kesempatan untuk berbagi solusi  terutama dalam mengelola tugas.

Mungkin ada rekan kerja yang pernah mengalami situasi serupa dan bisa memberikan saran yang bermanfaat untuk kondisi kamu saat ini. Selain itu, mendiskusikan tugas-tugas dengan tim bisa membantu kamu menemukan cara yang lebih efisien untuk menyelesaikan pekerjaan tanpa merasa terbebani sama sekali.

5. Fokus terhadap hal-hal yang bisa kamu kendalikan

ilustrasi fokus kerja (unsplash.com/Mimi Thian)

Burnout sering kali menjadi semakin parah karena munculnya perasaan bahwa kamu tidak memiliki kendali atas situasi di lingkungan kerja. Tekanan dari luar, tuntutan yang tidak realistis, sampai perubahan yang tiba-tiba bisa membuat kamu merasa terjebak dalam pekerjaan.

Namun, penting untuk diingat juga bahwa tidak semua hal bisa kamu kendalikan dan baiknya jangan menghabiskan energi untuk hal-hal di luar kendalimu  yang pada akhirnya akan membuatmu semakin stres dan burnout.

Tidak cuma itu, berhenti membandingkan dirimu dengan orang lain di tempat kerja juga bisa bantu kamu mengatasi burnout, lho. Setiap orang memiliki kapasitas dan cara kerja yang berbeda, dan membandingkan dirimu dengan orang lain hanya akan meningkatkan tekanan dan memperburuk kondisi burnout yang kamu alami.

Lebih baik fokus  pada kemampuanmu sendiri dan apa yang bisa kamu lakukan untuk memperbaiki situasi saat ini agar tidak semakin parah dan menjadi burnout berkepanjangan.

Burnout di tempat kerja merupakan sebuah masalah yang sebenarnya bisa diatasi dengan langkah-langkah yang tepat dan konsisten seperti yang telah dipaparkan di atas. Setiap orang pasti memiliki kapasitas yang berbeda dalam menghadapi tekanan, namun dengan mengikuti tips di atas, kamu bisa mengurangi risiko burnout agar produktivitas kerja tetap optimal.

Jangan lupa untuk selalu memprioritaskan kesehatan mental dan fisik di atas segalanya, karena tanpa tubuh dan pikiran yang sehat, hasil kerjamu juga tidak akan maksimal.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us