5 Alasan Workaholic Berbahaya untuk Produktivitas Jangka Panjang

Kerja keras itu penting, tapi kalau sampai jadi workaholic, bisa-bisa produktivitas malah anjlok dalam jangka panjang. Banyak orang mengira bahwa semakin banyak jam kerja, semakin banyak hasil yang didapat. Padahal, kebiasaan kerja berlebihan justru bikin performa menurun, kesehatan terganggu, dan kreativitas mandek.
Gak percaya? Ternyata, penelitian menunjukkan bahwa workaholic punya risiko burnout lebih tinggi dibanding orang yang punya work-life balance. Daripada terus memaksakan diri, yuk simak lima alasan kenapa jadi workaholic justru merugikan produktivitas dalam jangka panjang.
1. Burnout
Workaholic seringkali mengabaikan tanda-tanda burnout karena menganggap kelelahan sebagai hal biasa. Padahal, burnout bukan cuma soal capek fisik, tapi juga kelelahan emosional yang bikin motivasi kerja hilang perlahan. Kalau dibiarkan terus, bisa-bisa produktivitas malah drop drastis dan susah bangkit lagi.
Gak cuma itu, burnout juga pengaruh kesehatan mental, kayak stres berkepanjangan bahkan depresi. Orang yang terus-terusan kerja tanpa istirahat cenderung lebih gampang frustasi dan kehilangan fokus. Alih-alih menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, malah jadi sering melakukan kesalahan karena pikiran udah terlalu lelah.