5 Alasan Mengapa Banyak Anggapan Kalau Kerja Informal Tidak Sukses

Kerja informal sering kali dipandang sebelah mata oleh banyak orang. Banyak yang menganggap pekerjaan di sektor ini tidak menjanjikan kesuksesan, bahkan sering kali dikira tidak punya masa depan yang jelas.
Padahal, definisi sukses itu relatif dan tidak selalu diukur dari pekerjaan formal dengan gaji bulanan tetap. Tapi, kenapa ya, anggapan seperti ini bisa muncul dan terus berkembang di masyarakat?
Mungkin saja karena orang masih terjebak dengan pemikiran bahwa kerja yang benar-benar kerja itu harus di kantor dengan seragam rapi dan gaji tetap. Padahal, di zaman sekarang, kerja informal seperti freelancer, pedagang online, hingga content creator bisa menghasilkan pendapatan yang lumayan besar.
Sayangnya, stigma negatif tetap melekat karena banyak yang masih melihat dari kacamata konvensional. Lantas, apa saja sih alasan di balik anggapan bahwa kerja informal tidak sukses? Berikut ini adalah lima alasan yang sering kali jadi penyebabnya.
1. Gak ada kepastian penghasilan

Banyak yang berpikir kerja informal itu gak sukses karena penghasilannya gak tetap tiap bulan. Berbeda dengan kerja kantoran yang biasanya dapat gaji tetap di tanggal yang sama setiap bulannya, kerja informal sering kali bergantung pada jumlah pekerjaan yang masuk atau hasil penjualan. Ini bikin orang menganggap kerja informal kurang aman secara finansial, karena gak ada jaminan pendapatan yang stabil.
Misalnya, seorang freelancer desain grafis bisa jadi bulan ini dapat banyak proyek dan penghasilan besar, tapi di bulan berikutnya belum tentu ada klien yang butuh jasa desain. Hal ini bikin orang berpikir kerja informal gak menjanjikan kesuksesan karena terlalu berisiko. Padahal, kalau bisa mengelola keuangan dengan baik dan rajin cari proyek, penghasilan kerja informal bisa lebih besar daripada gaji kantoran.
2. Minimnya pengakuan sosial

Kerja informal sering kali dianggap gak kerja beneran oleh sebagian orang. Misalnya, pedagang online atau freelancer yang bekerja dari rumah sering dikira menganggur atau sekadar iseng. Ini karena pekerjaan mereka gak terlihat secara fisik seperti orang yang bekerja di kantor. Akibatnya, banyak yang merasa minder dan dianggap tidak sukses oleh lingkungan sekitarnya.
Padahal, penghasilan dari kerja informal bisa jauh lebih besar dibandingkan karyawan kantoran, tergantung kemampuan dan usaha yang dilakukan. Sayangnya, karena pandangan masyarakat yang masih terpaku pada pekerjaan formal, kerja informal sering kali dipandang sebelah mata. Stigma ini bikin banyak orang ragu untuk terjun ke dunia kerja informal karena takut dianggap tidak sukses.
3. Tidak ada jaminan karier jangka panjang

Orang sering berpikir kerja informal gak sukses karena gak ada jenjang karir yang jelas. Dalam pekerjaan formal, seseorang bisa naik jabatan dan gajinya ikut naik seiring bertambahnya pengalaman dan prestasi. Sementara itu, di pekerjaan informal, sering kali orang harus bekerja sendiri tanpa kepastian kenaikan pendapatan di masa depan.
Misalnya, seorang content creator mungkin bisa sukses besar dalam beberapa tahun, tapi tren bisa berubah dengan cepat. Kalau gak bisa beradaptasi, penghasilannya bisa turun drastis. Ini yang bikin banyak orang menganggap kerja informal gak punya masa depan yang pasti. Padahal, dengan kreativitas dan inovasi yang tepat, kerja informal justru bisa memberikan peluang karir yang lebih fleksibel dan menguntungkan.
4. Kurangnya jaminan sosial dan keamanan kerja

Banyak orang merasa kerja informal gak sukses karena gak ada jaminan sosial seperti asuransi kesehatan, dana pensiun, atau tunjangan lainnya. Berbeda dengan pekerjaan formal yang umumnya memberikan fasilitas tersebut, pekerja informal harus mengurus semuanya sendiri. Hal ini sering kali dianggap merepotkan dan bikin orang merasa kurang aman secara finansial.
Misalnya, seorang freelancer harus menabung sendiri untuk dana pensiun atau membeli asuransi kesehatan secara mandiri. Karena gak ada fasilitas dari perusahaan, banyak yang berpikir kerja informal terlalu berisiko dan gak menjamin kesejahteraan di masa tua. Padahal, kalau bisa mengelola keuangan dengan bijak, pekerja informal bisa menikmati kebebasan finansial yang lebih fleksibel.
5. Stigma negatif dari masyarakat

Anggapan bahwa kerja informal gak sukses juga dipengaruhi oleh stigma negatif dari masyarakat. Banyak yang masih menganggap kerja di sektor informal itu gak keren atau kurang bergengsi dibandingkan pekerjaan kantoran. Ini bikin orang yang bekerja di sektor informal sering kali merasa minder dan kurang dihargai oleh lingkungan sekitarnya.
Padahal, kesuksesan tidak selalu diukur dari pekerjaan dengan seragam rapi atau jabatan tinggi di perusahaan besar. Banyak pekerja informal yang sukses secara finansial dan punya waktu luang lebih banyak untuk keluarga atau hobi. Sayangnya, stigma negatif ini bikin banyak orang takut mencoba kerja informal karena khawatir dianggap tidak sukses.
Sebenarnya, anggapan bahwa kerja informal tidak sukses lebih banyak dipengaruhi oleh persepsi masyarakat yang masih terpaku pada pola pikir konvensional. Gak ada salahnya memilih jalan kerja informal asalkan tahu cara mengelola keuangan dan terus berinovasi. Kesuksesan itu relatif, dan setiap orang punya definisi sukses yang berbeda.
Jadi, jangan takut mencoba peluang di sektor informal, karena siapa tahu di sana lah kamu bisa menemukan kesuksesan yang selama ini dicari.