Mengenal Disleksia, Gangguan Membaca, Menulis dan Berbicara

Disleksia tidak memengaruhi kecerdasan seseorang

Beberapa anak mengalami gangguan membaca, menulis, mengeja, dan berbicara. Gangguan itu disebut disleksia. Ini adalah kondisi di mana hilangnya kemampuan membaca dan menulis. Kondisi tersebut bukan berbentuk ketidakmampuan fisik, melainkan mengarah pada otak yang berfungsi sebagai pengolah dan pemroses informasi.

Tidak sedikit guru dan orangtua yang kurang menyadari kondisi anak yang mengalami gangguan seperti itu. Bila kondisi itu dibiarkan saja, maka akan berpengaruh pada tingkat kemampuan membaca dan menulis seseorang. Meski berdampak pada proses belajar, disleksia tidak memengaruhi kecerdasan seseorang.

Oleh sebab itu, dalam artikel ini penulis merangkum penjelasan mengenai disleksia, apa penyebabnya, dan bagaimana cara mengatasinya.

1. Apa itu disleksia?

Mengenal Disleksia, Gangguan Membaca, Menulis dan BerbicaraIlustrasi mengenal disleksia. (Pinterest/orizzontescuola.it)

Dikutip dari laman Siloam Hospitals, disleksia adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan belajar yang menyebabkan masalah pada proses menulis, mengeja, berbicara, dan membaca. Kondisi ini termasuk dalam gangguan saraf di bagian batang otak yang berfungsi memproses bahasa.

Disleksia tidak hanya dialami oleh anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Kondisi ini tidak dapat disembuhkan, yang artinya disleksia adalah masalah seumur hidup. Meski begitu, disleksia masih bisa diatasi. Bahkan, kini sudah banyak dukungan kepada para pengidap disleksia untuk tetap berhasil di sekolah maupun pekerjaan.

Tidak benar jika pengidap disleksia dianggap memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Faktanya, disleksia tidak memengaruhi kecerdasan seseorang. Sebagian besar pengidap disleksia berhasil menangkap pelajaran maupun informasi menggunakan metode khusus.

Baca Juga: 5 Ilmuan dan Penemuannya yang Mampu Mengubah Dunia

2. Penyebab disleksia

Mengenal Disleksia, Gangguan Membaca, Menulis dan BerbicaraIlustrasi mengenal disleksia. (Pinterest/ascendbehavior.com)

Penyebab disleksia belum diketahui secara pasti, namun kondisi ini erat kaitannya dengan faktor genetik. Salah satu faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami disleksia adalah memiliki keluarga dengan riwayat disleksia.

Dikutip dari laman Siloam Hospitals, disleksia bermula dari ketidakmampuan otak dalam memproses bahasa. Tes pencitraan pada pengidap disleksia menunjukkan bahwa bagian otak yang seharusnya aktif ketika seseorang membaca justru tidak berfungsi dengan baik.

Meski penyebab disleksia belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor yang dapat meningkatkan terjadinya disleksia diantaranya kelahiran prematur atau lahir dalam kondisi berat badan lahir rendah, memiliki keluarga dengan riwayat disleksia, pernah terpapar nikotin, alkohol, atau infeksi selama masa kehamilan, cedera atau trauma pada otak, dan kelainan pada struktur otak yang berfungsi untuk berpikir dan mengolah kata.

3. Gejala disleksia

Mengenal Disleksia, Gangguan Membaca, Menulis dan BerbicaraIlustrasi mengenal disleksia. (Pinterest/Caitlin O’Connor)

Gejala disleksia pada setiap orang bisa beragam tergantung dari usia dan tingkat keparahannya. Disleksia mungkin sulit dideteksi ketika usia anak masih di bawah 5 tahun, gejala akan terlihat ketika anak sudah memasuki masa sekolah.

Berdasarkan waktu kemunculannya, gejala disleksia dibedakan menjadi dua jenis yaitu gejala saat anak-anak dan gejala saat dewasa. Berikut penjelasannya yang dikutip dari laman Siloam Hospitals:

1. Gejala disleksia pada anak

Secara umum, gejala yang dialami oleh anak-anak pengidap disleksia sebagai berikut:

  • Memahami tata bahasa dan memberi imbuhan pada kata
  • Memproses serta memahami hal yang didengar
  • Mengingat huruf, warna, dan angka
  • Mengucapkan kata yang jarang dikatakan
  • Mengeja, membaca, hingga menulis

2. Gejala disleksia pada orang dewasa

Pengidap disleksia pada remaja dan dewasa sering kali mengalami kesulitan dalam mengatakan sesuatu, atau istilah sederhananya “belibet”. Tidak hanya itu, disleksia pada remaja dan orang dewasa membuat pengidapnya mengalami kesulitan dalam beberapa hal, seperti:

  • Memahami lelucon atau ungkapan kata yang tidak umum, seperti idiom
  • Mengeja kata dan menghitung
  • Mempelajari bahasa asing
  • Merangkum sebuah cerita

4. Penanganan disleksia

Mengenal Disleksia, Gangguan Membaca, Menulis dan BerbicaraIlustrasi mengenal disleksia. (Pinterest/Echte Mamas)

Pada dasarnya disleksia tidak dapat disembuhkan, namun dapat ditangani dengan terapi. Terapi yang dapat dilakukan bertujuan untuk melatih anak agar dapat berlaku normal dalam lingkungan masyarakat sekitar.

Dikutip dari Halodoc, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan:

  • Membacakan buku untuk anak-anak
  • Mengupayakan kerja sama yang baik dengan pihak sekolah anak
  • Memperbanyak waktu membaca di rumah
  • Membuat suasana membaca menjadi menyenangkan
  • Memotivasi anak untuk senang membaca buku
  • Mendiskusikan isi buku bersama-sama dengan anak
  • Menghindari celaan jika anak melakukan kesalahan saat membaca agar anak dapat memiliki kepercayaan diri.

Jika orang tua mencurigai anak mengidap kondisi ini, maka langkah pertama adalah berbicara dengan guru dan berkoordinasi mengenai kebutuhan pendidikan khusus di sekolah. Pihak sekolah mungkin dapat menawarkan dukungan tambahan untuk membantu anak jika diperlukan.

Nah, demikian penjelasan mengenai disleksia, apa penyebabnya, dan bagaimana cara mengatasinya. Semoga bermanfaat, yaa!

Baca Juga: 6 Hal yang Harus Kamu Hindari Ketika Berkunjung ke Kedai Kopi

Hirpan Rosidi Photo Community Writer Hirpan Rosidi

Seorang laki-laki yang memiliki impian yaitu kelak disalah satu rak toko buku populer, di antara buku-buku dari penulis besar, terselip satu buku dengan nama Hirpan Rosidi sebagai penulisnya.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya