TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Gangguan Mental yang Memengaruhi Setengah Kepribadian Manusia

Satu orang memiliki dua kepribadian yang berbeda

Ilustrasi kepribadian manusia (Pinterest/pin.it/2dsEcujXm)

Psikoneurosis atau juga dikenal dengan nama neurosis adalah suatu kondisi gangguan mental yang hanya memengaruhi sebagian kepribadian, sehingga penderitanya masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Biasanya pengidapnya diekspresikan secara tidak sadar dalam bentuk mekanisme pertahanan diri atau self-defense mechanism.

Selain itu, pengidap neurosis ini menghadapi kesulitan dalam hidup, rendah diri, tidak dapat menentukan kebahagiaan, sulit menyelesaikan pekerjaan, takut bergaul dnegan orang banyak, dan sebagainya. Hanya saja gejala tersebut jarang terungkap ke permukaan, kecuali sudah sampai taraf mencemaskan.

Berikut 7 macam gangguan mental yang memengaruhi setengah kepribadian manusia.

1. Fugue

ilustrasi (Pinterest/pin.it/3ZqmSltz1)

Istilah “fugue” berasal dari bahasa Latin yang berarti melarikan diri. Iitulah sebabnya gejala ini melibatkan perjalanan atau pengembaraan. Orang yang mengalami keadaan fugue biasanya tidak dapat mengenali celah dalam ingatannya sampai mereka mempunyai bukti bahwa mereka tidak dapat mengingat sesuatu.

Orang dengan gejala ini dapat secara tidak sengaja melakukan perjalanan ke lokasi tertentu atau mengembara. Seringkali, mereka keluar dari keadaan fugue dan merasa bingung karena tidak ingat bagaimana mereka sampai ke tempat mereka berada.

2. Somnabulisme

ilustrasi (Pinterest/pin.it/BIuRxUiT)

Ada beberapa orang yang tidur sambil berjalan. Hal ini mungkin terdengar aneh, tetapi ini bisa terjadi pada siapa pun, bahkan orang di sekitar kita dan mereka melakukannya tanpa sadar. Gangguan tidur berjalan atau somnabulisme adalah salah satu kondisi gangguan tidur di mana seseorang bangun dan berjalan saat sedang tidur.

Gangguan ini tidak selalu terjadi dengan gestur berjalan saja. Mereka yang sedang tidur, lalu terbangun dan duduk di tempat tidur dan melihat sekeliling kamarnya dalam keadaan yang tidak sepenuhnya sadar juga, termasuk dalam gejala gangguan tidur berjalan.

3. Dissociative identity disorder (DID)

ilustrasi (pinterest)

Dissociative identity disorder (DID) atau kepribadian ganda adalah kondisi ketika seseorang memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda. Kepribadian ganda disebut juga gangguan identitas disosiatif. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh pengalaman traumatis yang terjadi berulang di masa kanak-kanak.

Kepribadian ini sering kali disamakan dengan skizofrenia, padahal sebenarnya kedua kondisi ini berbeda. Skizofrenia dapat menimbulkan gejala yang memengaruhi pemikiran, perilaku, dan perasaan penderitanya, tetapi tidak memiliki banyak kepribadian seperti pada penderita DID.

4. Fobia

ilustrasi (Pinterest)

Fobia adalah perasaan takut berlebihan yang terjadi pada seseorang terhadap situasi atau objek tertentu. Mayoritas pengidap phobia menyadari bahwa ketakutannya ini berlebihan, tetapi mereka tetap tidak bisa mengendalikannya.

Ketakutan berlebihan ini tidak jarang menyebabkan depresi, kecemasan, dan kepanikan yang parah. Itu sebabnya, mereka memilih menghindari objek atau situasi yang mereka takuti. Kondisi inilah yang membedakan takut berlebihan dengan ketakutan biasa.

5. Obsesi

ilustrasi (Pinterest)

Obsesi adalah kecenderungan untuk memikirkan atau memfokuskan perhatian secara berlebihan pada suatu hal atau pikiran yang terus-menerus. Sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan berpotensi mengganggu kesehatan mental seseorang.

Selain itu, obsesi juga diartikan sebagai gangguan jiwa berupa pikiran yang selalu menggoda seseorang dan sangat sulit dihilangkan. Oleh sebab itu, obsesi bisa menjadi gejala dari berbagai kondisi mental, seperti gangguan kecemasan dan obsessive-compulsive disorder (OCD).

6. Histeria

ilustrasi (Pinterest)

Histeria adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu perilaku emosional yang tampaknya berlebihan dan di luar kendali. Ketika seseorang merespons suatu kondisi dengan cara yang terlihat tidak proporsional dalam segi emosional untuk situasi tersebut, mereka sering digambarkan sebagai “histeris.”

Dalam buku yang berjudul Medically Unexplained Symptoms, istilah histeria menjadi satu diagnosis medis yang umum selama era Victoria, terutama untuk wanita. Istilah ini tidak dihapus dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) hingga tahun 1980. Saat ini, orang yang menunjukkan gejala histeris mungkin didiagnosis dengan gangguan disosiatif atau somatik.

Verified Writer

Hirpan Rosidi

Seorang laki-laki yang memiliki impian yaitu kelak disalah satu rak toko buku populer, di antara buku-buku dari penulis besar, terselip satu buku dengan nama Hirpan Rosidi sebagai penulisnya.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya