Pabrik Gula di Dompu Andalkan Impor, Petani Lebih Pilih Tanam Jagung 

Bahan baku gula mentah diimpor dari Thailand

Mataram, IDN Times - Pabrik gula PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS) berlokasi di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengimpor gula mentah (raw sugar) sebagai bahan baku. Pabrik ini telah beroperasi sejak 2016 dan pada bulan Mei 2024 mengimpor sebanyak 20 ribu ton bahan baku dari Thailand untuk diolah menjadi gula pasir.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Diatanbun) NTB Muhammad Taufiek Hidayat menyatakan, pabrik gula di Dompu memiliki kapasitas yang cukup besar, yaitu 5.000 Ton Cane per Day (TCD). Namun, luas areal tanaman tebu yang ada saat ini hanya mencapai 3.000 hektare.

"Karena kapasitas mesinnya sangat besar, pabrik ini mengimpor bahan baku setengah jadi untuk pemurnian. Gula pasir yang diproduksi kemudian disalurkan untuk memenuhi kebutuhan NTB dan daerah-daerah lain di Indonesia," ujar Taufiek saat dikonfirmasi di Mataram, Sabtu (3/8/2024).

1. Petani lebih memilih menanam jagung

Pabrik Gula di Dompu Andalkan Impor, Petani Lebih Pilih Tanam Jagung Kepala Distanbun NTB Muhammad Taufiek Hidayat. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Taufiek menjelaskan, luas lahan inti untuk tanaman tebu di Kecamatan Pekat masih sangat kurang dibandingkan dengan kapasitas pabrik. Di sisi lain, petani di wilayah tersebut lebih memilih menanam jagung dibandingkan tebu.

"Kami juga mendukung petani yang menanam tebu, tetapi mereka memilih komoditi yang memberikan nilai tambah lebih besar. Oleh karena itu, mereka lebih memilih menanam jagung," jelasnya.

Baca Juga: Pj Gubernur NTB Pastikan Urus Pemulangan TKI yang Tewas di Malaysia

2. Petani butuh kestabilan harga tebu

Pabrik Gula di Dompu Andalkan Impor, Petani Lebih Pilih Tanam Jagung Gula Tambora yang diproduksi PT SMS di Dompu. (dok. Pemprov NTB)

Menurut Taufiek, lahan di luar areal inti sebenarnya masih cukup luas di Kecamatan Pekat. Namun, petani lebih memilih menanam jagung karena adanya kepastian pasar dan harga yang lebih stabil.

"Jika menanam tebu lebih menguntungkan daripada jagung, petani pasti akan beralih menanam tebu. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik gula PT SMS, perusahaan bermitra dengan petani melalui pola kemitraan," tambahnya.

Taufiek menekankan bahwa kestabilan harga sangat penting bagi petani. "Kalau ada kestabilan harga, petani pasti menanam tebu. Mereka butuh kepastian harga dan insentif, seperti jaminan harga dan biaya produksi, sehingga nilai tukar petani dapat diperhitungkan," ungkapnya.

3. Areal pengembangan tanaman tebu masih luas

Pabrik Gula di Dompu Andalkan Impor, Petani Lebih Pilih Tanam Jagung Bisnis Pengepul Jagung yang Berpenghasil Miliyaran

Taufiek juga menyebutkan bahwa luas lahan baku sawah di NTB sekitar 234 ribu hektare, dan masih banyak lahan potensial yang dapat dikembangkan untuk tanaman tebu. Melihat kapasitas pabrik gula PT SMS, mereka masih membutuhkan banyak bahan baku.

"Dengan kapasitas pabrik yang besar, ada potensi pengembangan lahan tebu yang dapat kita manfaatkan. Namun, petani membutuhkan insentif yang jelas," tandas Taufiek.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa provinsi NTB kembali mengimpor gula mentah dari Thailand sebanyak 20 ribu ton pada bulan Mei 2024, dengan nilai mencapai US$12,18 juta.

Baca Juga: Survei Pilgub NTB: Zul-Uhel Teratas, Rohmi-Firin Ungguli Iqbal-Dinda

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya