NTB Diguyur 10.500 Ton Beras Impor dari Vietnam 

Stok beras di NTB belum mencukupi

Mataram, IDN Times - Menjelang Hari Raya Idul Adha, harga beras di Nusa Tenggara Barat (NTB) beranjak naik. Badan Pusat Statistik (BPS) NTB menyebutkan kenaikan harga beras baru sebesar setengah persen.

Meski kenaikan harga beras baru setengah persen, tetapi BPS mengingatkan Pemprov NTB jangan menganggapnya main-main.

"Tetapi setengah persen itu jangan dianggap main-main. Kalau harga beras naik bisa jadi inflasi," kata Kepala BPS NTB Wahyudin di Mataram, Rabu (12/6/2024).

1. Pemda NTB disarankan perbanyak operasi pasar

NTB Diguyur 10.500 Ton Beras Impor dari Vietnam Kepala BPS Provinsi NTB Wahyudin. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Wahyudin menjelaskan beras menyumbang bobot yang paling tinggi inflasi di NTB. Untuk itu, ia menyarankan Pemda di NTB supaya memperbanyak melakukan operasi pasar.

"Karena gejolak harga beras menentukan gejolak inflasi kita. Kalau naik, jadi inflasi. Sedangkan kalau turun terjadi deflasi. Sehingga harus ada operasi pasar," saran Wahyudin.

Baca Juga: NTB Tak Ingin Ormas Keagamaan Gandeng Pihak Ketiga Kelola Tambang

2. Bulog masukkan beras impor 10.500 ton ke NTB

NTB Diguyur 10.500 Ton Beras Impor dari Vietnam Antara Foto

Wahyudin menyebutkan pada bulan April lalu, pihaknya mencatat Bulog masukkan beras impor dari Vietnam ke NTB sebanyak 10.500 ton. Selain itu, Bulog NTB juga mendatangkan beras sebanyak 2.000 ton dari provinsi lain.

Sehingga, total ada 12.500 ton beras yang dimasukkan Bulog ke NTB. Menurut Wahyudin, naiknya harga beras karena musim panen telah berakhir. Saat ini, NTB sedang memasuki musim tanam.

3. Stok pangan NTB tak mencukupi

NTB Diguyur 10.500 Ton Beras Impor dari Vietnam Presiden Jokowi membagikan bantuan beras 10 kilogram untuk masyarakat, di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, pada Senin (13/5/2024) (dok. Sekretariat Presiden)

Wahyudin menjelaskan impor beras yang dilakukan Bulog untuk menjaga stok pangan nasional di NTB. Jika berbicara stok beras saat ini, kata Wahyudin, masih belum mencukupi. NTB menargetkan stok beras sebanyak 200 ribu ton, tetapi stok di gudang Bulog hanya 50 ribu ton.

"Kita sebenarnya surplus produksi beras. Tapi surplus beras itu, dibawa keluar daerah NTB," jelas Wahyudin.

Pemerintah telah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras medium dan premium berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 5 tahun 2024 tentang Perubahan atas Perbadan Nomor 7 tahun 2023 tentang HET Beras, harga beras medium, dan beras premium diatur berdasarkan wilayah. Untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara Barat, HET beras medium Rp12.500 per kg dan HET beras premium Rp 14.900 per kg. 

Baca Juga: STM Masih 'Bakar Uang' Mencari Emas di Tambang Dompu

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya