Tradisi Adat Hanta Ua Pua Bima Peninggalan Kesultanan Bima
Kekayaan budaya di Nusa Tenggara Barat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bima, IDN Times - Bima merupakan bagian dari Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menyimpan banyak adat istiadat yang tidak kalah dengan daerah lainnya. Salah satunya adalah Tradisi Adat Hanta Ua Pua Bima yang merupakan Peninggalan Kesultanan Bima yang menaungi Kabupaten Bima pada dahulu kala.
Mulai dari sejarah, prosesi, keunikan, dan acara inti menjadi rangkaian Upacara Adat Hanta Ua Pua asli dari Bima Nusa Tenggara Barat.
Baca Juga: Inilah Rumah Sakit yang Berada di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB
1. Sejarah Kerajaan Bima
Menilik dari buku Bo’ Sangaji Kai yang merupakan hasil suntingan dari Henri Chambert-Loir dan Siti Maryam R Salahuddin tahun 1999 memperlihatkan bahwa Islam berhasil masuk ke wilayah Bima tepat pada hari Kamis tanggal 5 Juli 1640 Masehi atau 15 Rabiul.
Awal 1050 Hijriah yang dibawa oleh 2 orang Datuk yang merupakan keturunan dari bangsawan melayu dari Kerajaan Pagaruyung yang saat ini berada di wilayah Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat yang dikenal dengan Datuk Di Banda dan Datuk Di Tiro yang merupakan Ulama Minangkabau.
Selama masa itu pula, kabarnya upacara Adat Hanta Ua Pua ini sudah dijalankan oleh Kerajaan dan warga Bima sejak empat abad silam, saat itu acara resmi Kerajaan Bima ini dilaksanakan setiap tahun dan dirayakan dengan besar-besaran sekaligus menjadi ajang silaturahmi antar suku dan bangsa.
Sayangnya tradisi ini dihentikan akibat terjadinya Perang Dunia II meledak.
Baca Juga: Resep Kue Baeba Khas NTB, Kue Manis Bertekstur Lembut