TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah Kota Bima yang Menarik Diikuti

Penuh dengan cerita sejarah masa lalu

potret kota Bima (bimakota.go.id)

Bima, IDN Times - Mencari tahu tentang sejarah kota Bima tentu saja merupakan hal yang menarik untuk dilakukan. Terutama bagi yang menyukai kisah serta asal mula terjadinya atau terbentuknya suatu kota yang ada di wilayah Indonesia.

Sebagai salah satu kota tujuan wisata yang cukup banyak diminati, tentunya kota Bima sendiri memiliki sejumlah kisah dan cerita menarik di balik dari kota tersebut. Lebih lanjut tentang kota yang satu ini bisa dibaca lebih lanjut pada paragraf di bawah ini.

Baca Juga: IMI NTB Tanggapi Polemik Pemasangan Patung Jokowi di Mandalika

1. Legenda Kota Bima

potret kota Bima, NTB (aktualita.info)

Bagi yang belum pernah mendengar tentang sejarah kota Bima, maka akan menarik jika mengetahui seperti apa legenda tentang kota Bima tersebut. Di mana legenda bermula dari kisah yang tertuang pada kitab kuno dari kesultanan Bima.

Dalam kitab tersebut menyebutkan kisah bangsawan Jawa bergelar Sang Bima di Pulau Satonda. Di mana bangsawan inilah yang menjadi cikal bakal atau awal mula lahirnya raja-raja Bima yang besar.

Sejarah kota Bima juga menceritakan tentang lima orang ncuhi mulai dari Ncuhi Dara untuk Bima tengah, Ncuhi Parewa untuk Bima Selatan, Ncuhi Padolo untuk Bima Barat, Ncuhi Banggapupa untuk Bima Timur dan Ncuhi Doworuni Untuk Bima Utara. Kelima ncuhi ini yang pada akhirnya membuat timbulnya kekuasan di Bima dalam bentuk kerajaan.

2. Berdirinya Kerajaan Bima

Pada akhirnya kerajaan Bima resmi berdiri dan makin berpengaruh serta mengangkat Indra Zamrud sebagai raja pertama yang berkuasa di wilayah Bima. Hal ini tercatat terjadi pada era abad ke-16 di Bima dan di kemudian hari makin berkembang menjadi ke arah kesultanan Bima.

Setelah masa kerajaan di Bima berakhir maka di bawah Fajar Islam yaitu antara di abad ke-16 menuju ke abad ke-17 maka Kerajaan Bima mulai beralih menjadi Kesultanan Bima. Di mana pada masa tersebut akhirnya dinobatkan putera mahkota La Ka’I sebagai sultan pertama di Bima dan lantas di kemudian hari berubah menyandang nama sebagai Sultan Abdul Kahir.

Selanjutnya secara turun temurun kesultanan dipimpin hingga mencapai 15 sultan yang memerintah bergantian. Hingga pada akhirnya di tahun 1951 di mana bertepatan dengan wafatnya sultan Bima ke-14 yaitu Sultan Mahammud Salahudin.

Kemudian lambat laun setelah itu rupanya Bima berubah menjadi daerah perkotaan karena pertumbuhan penduduk di area kesultanan yang makin banyak. Tidak hanya itu saja namun Bima berubah menjadi kabupaten dan pada perkembangannya di tahun 2002 resmi menjadi sebuah kota maupun kabupaten.

Baca Juga: Buntut Aturan Toa Masjid, Warga Demo Kantor Kanwil Kemenag NTB

Berita Terkini Lainnya