TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pura Lingsar, Destinasi Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi di Lombok

Terdapat sejarah yang dapat menambah wawasan pengunjung

Pura Lingsar yang ada di Kabupaten Lombok Barat (https://lombokbaratkab.go.id/)

Lombok Barat, IDN Times - Berbicara mengenai Lombok, pasti pantai dan lautan merupakan suatu hal yang ada di pikiran banyak orang. Tak bisa dipungkiri bahwa Pulau Lombok memang terkenal akan destinasi wisata alamnya.

Meski dikenal dengan pantai yang indah, ternyata Lombok juga memiliki daya tarik lain, ada destinasi wisata budaya dan religi yang banyak terdapat di Lombok. Pura Lingsar di Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu destinasi wisata budaya dan religi yang bisa dikunjungi.

Sanggar keramat ini ternyata merupakan tempat bersatu antara dua umat, yaitu Muslim dan Hindu. Cukup sulit dipercaya, tetapi keduanya bisa hidup berdampingan tanpa perselisihan.

Berikut beberapa hal yang wajib diketahui tentang Pura Lingsar.

1. Sejarah Pura Lingsar

Pura Lingsar pada tahun 1910 - 1925 (Wikipedia)

Sejarah berdirinya tempat ini memang sangat menarik untuk diperbincangkan, begitu juga dengan asal usul pemberian nama pura ini. 

Pada awalnya, ada rombongan orang yang datang dari Karangasem, Bali yang berkunjung ke Pulau Lombok untuk pertama kali. Rombongan berisi 80 orang ini menginjakkan kaki di pantai dekat gunung Pengsong.

Setelah itu, kemudian mereka meneruskan perjalanan ke Perampuan, Pagutan, dan Pagesangan. Merasa lapar dan haus, mereka mendengar suara gemuruh yang ternyata berasal dari sumber mata air.

Ada wahyu yang mengatakan bahwa setelah mereka menaklukkan Lombok, mereka harus membuat pura di sana. Setelah itu, luapan air tadi dinamakan Ai’Mual yang berarti air yang mengalir. Akan tetapi, namanya kemudian berubah menjadi Lingsar yang berarti wahyu yang jelas.

Pembangunan pura ini dilaksanakan ketika Raja Ketut Karangasen Singosari berkuasa, memiliki tujuan untuk mempersatukan Masyarakat Sasak dan Bali. Lokasi pura ini bersebelahan dengan Kemaliq Lingsar yang merupakan tempat pemujaan bagi masyarakat sasak.

2. Terdiri dari tiga komplek

Mendak pesaji di Pura Lingsar pada tahun 1929 (Wikipedia)

Di Pura Lingsar, terdapat dua bangunan utama yang bernama Pura Ulon dan Pura Gaduh. Ulon merupakan bangunan pertama yang terletak di sisi sebelah timur kompleks, sedangkan Gaduh berada di dalam kompleks taman.

Puranya sendiri terdiri dari tiga kompleks, yaitu Pura Lingsar, Kompleks Kemaliq dan Kompleks Pesiraman. Dalam masing-masing kompleks, terdapat beberapa bangunan suci yang masih berfungsi sebagai tempat upacara dan pemujaan.

Di halaman parkirnya, terdapat gedung baru yang difungsikan sebagai tempat pagelaran. Ada juga pancuran air berderet yang berjumlah sebanyak 7 buah, masyarakat percaya bahwa ai tersebut bisa membuat awet muda.

Tempat ibadah ini masih sangat terjaga keasriannya, juga masih sangat terawat kondisinya. Hingga saat ini, tempat tersebut juga masih digunakan sebagai tempat ibadah kaum Hindu dan Muslim. 

Baca Juga: Resep Enak Membuat Jaje Tumbek Khas Lombok

Berita Terkini Lainnya