TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Innalillahi, Empat Petugas Pemilu di NTB Meninggal Dunia

Korban berasal dari Lombok Barat hingga Bima

Ilustrasi petugas KPPS. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTB menerima laporan sebanyak empat petugas pemilu meninggal dunia. Petugas pemilu yang meninggal dunia terdiri dari tiga anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan satu petugas Linmas.

Komisioner KPU NTB Agus Hilman menjelaskan dari tiga anggota KPPS yang meninggal dunia, baru dua orang yang benar-benar dipastikan meninggal karena beban kerja. Sedangkan satu orang lagi masih dilakukan verifikasi.

"Sementara yang laporan meninggal itu ada empat orang. Tapi yang benar-benar akibat kerja itu baru dua orang. Satu orang itu masih verifikasi," kata Hilman dikonfirmasi di Mataram, Senin (26/2/2024).

1. Sebaran petugas pemilu yang meninggal dunia di NTB

Komisioner KPU NTB Agus Hilman. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Hilman menyebutkan sebaran petugas pemilu 2024 yang meninggal dunia di wilayah NTB. Antara lain:

  • Satu anggota PPS di Kabupaten Lombok Timur
  • Satu anggota KPPS di Kecamatan Parado Kabupaten Bima
  • Satu petugas Linmas di Kabupaten Lombok Barat
  • Satu anggota KPPS di Kabupaten Lombok Barat

Terhadap petugas KPPS dan PPS yang meninggal dunia, Hilman mengatakan pihaknya akan memperjuangkan agar mendapatkan santunan.

Petugas KPPS dan PPS yang memenuhi syarat administrasi yang meninggal karena beban kerja akan mendapatkan santunan. Namun Hilman tak menyebutkan besaran santunan yang akan diberikan.

Baca Juga: Saling Klaim Kemenangan, KPU NTB Minta Caleg Tunggu Hasil Resmi

2. Satu anggota KPPS di Parado Bima meninggal karena trauma berat

Tangkapan layar saat surat suara dibakar di salah satu TPS Desa Wane Kecamatan Parado Kabupaten Bima (Dok/Istimewa)

Dari empat petugas pemilu yang meninggal, kata Hilman, satu anggota KPPS di wilayah Kecamatan Parado, Kabupaten Bima mengalami trauma berat.

Berdasarkan keterangan dari keluarga, disinyalir saat terjadi pembakaran kotak suara pada 14 Februari lalu. Ketua KPPS dan anggota mendapatkan ancaman dari oknum yang melakukan pembakaran kotak suara.

Ancaman itu berdampak pada kondisi psikis anggota KPPS, sehingga kondisi tubuh drop dan jatuh sakit. Selain itu, korban juga memiliki riwayat penyakit.

"Ketika ada tekanan psikis mental itu, mengalami trauma berat dan pada akhirnya meninggal dunia pada tanggal 23 Februari malam. Itu keterangan keluarga. Itu berarti ada dampak dengan beban kerja pada saat itu," terang Hilman.

Berita Terkini Lainnya