TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tradisi, Budaya dan Makanan Khas Suku Samawa di NTB

Tradisi karaci, barapan kebo, pacuan kuda hingga nyorong

Pakaian adat Sumbawa (https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia)

Sumbawa, IDN Times - Suku Samawa tidak lain adalah penyebutan untuk Suku Sumbawa yang menghuni wilayah barat dan tengah dari Pulau Sumbawa. Suku Samawa tinggal di dua kabupatan yakni Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat. Suku Sumbawa menyebut dirinya sebagai Tau Samawa atau orang Samawa dengan menggunakan bahasa daerah Samawa.

Masyarakat Sumbawa sebagian besarnya menganut agama Islam. Melihat dari sejarahnya, Sumbawa pernah melakukan pembangunan sebuah kerajaan yang bernama dengan Kesultanan Sumbawa.

Baca Juga: Barapan Kebo, Event Menyambut Musim Panen di Sumbawa

1. Karaci dan barapan kebo

ilustrasi tradisi Barapan Kebo dari Sumbawa (genpilomboksumbawa.com)

Wilayah Indonesia tidak akan lepas dengan adanya budaya dan adat istiadat. Setiap daerah mempunyai keanekaragaman yang menjadikan ciri khas dan keunikan.Terdapat beberapa tradisi yang masih dilakukan hingga saat ini. Di antaranya adalah karaci dan barapan kebo.

Karaci merupakan bentuk permainan yang sudah ada sejak ratusan tahun menjadi salah satu hiburan bagi raja Sumbawa kala itu. Karaci terdiri atas 2 orang dewasa yang asli dari Sumbawa yaitu adanya seorang wasit pemisah dan sandro atau dukun dan tugasnya untuk melakukan pengobatan luka para petarung karaci.

Petarung akan menggunakan sebuah tongkat yang dinamakan dengan sesambu dan perisai dari bahan kulit kambing ataupun kerbau. Dalam permainannya diiringi dengan gerakan tarian petarung untuk memulai karaci disertai berbalas pantun agar mendapatkan lawan bertarung.

Sementara Barapan Kebo adalah sebuah Tradisi Pacu Jawi. Ini merupakan tradisi yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumbawa. Barapan Kebo dilakukan di persawahan berlumpur dengan genangan air, dalam melakukannya terdapat joki yang bertugas mengambil saka yakni tongkat kayu tertancap di sudut sawah secara cepat.

Jika pemain tersebut berhasil mengambil tongkat kayu dan mencapai garis finish, maka dinyatakan sebagai pemenangnya. Peserta bukan mengincar hadiah namun, sebagai arena pertaruhan harga diri dan juga martabat, selain itu ketika kerbau bisa menjuarai permainan harga jualnya sangat tinggi.

2. Pacuan kuda, pandai besi dan nyorong

Pacuan Kuda. (Dok. Pordasi).

Pacuan kuda atau maen jaran sudah ada sejak kolonial Belanda masih ada di Indonesia dan hingga sampai detik ini tradisi masih dipegang teguh oleh masyarakat Sumbawa. Maen Jaran akan dilakukan setelah musim panen yang menjadikan cerminan rasa syukur.

Joki permainan ini adalah anak kecil yang masih berusia 9 hingga 12 tahun. Maen jaran sebagai atraksi hiburan, selain itu juga menjadi ajang untuk meningkatkan harga jual pada kuda ketika menjuarai permainan.

Sedangkan Batu Alang tidak lain adalah desa yang mana masyarakatnya mempunyai kemampuan dalam pandai besi. Kemampuannya didapatkan karena warisan turun temurun dari nenek moyang.

Teknik pembuatan dan polanya masih menggunakan cara tradisional. Ketika berkunjung ke daerah ini akan melihat pembuatan senjata di antaranya pisau, parang atau alat pertanian.

Selain itu, ada pula Nyorong. Ini merupakan bentuk rangkaian dari prosesi pernikahan putra-putri Sumbawa dengan cara mengantarkan barang dari keluarga calon pengantin laki-laki ke calon pengantin perempuan. Barang yang di antar berupa bahan kue, bahan makanan, pakaian hingga tempat tidur.

Upacara Nyorong dilakukan untuk menjalin silaturahmi antara kedua keluarga dari pengantin.

Baca Juga: Fakta-fakta Menarik tentang Istana Dalam Loka di Sumbawa

3. Bahasa

Istana Dalam Loka (pesonaindonesia.kompas)

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Sumbawa mulai dari bahasa Sumbawa, Melayu hingga bahasa Nasional yaitu Indonesia. Selain itu, Sumbawa sebagian besar penduduknya menganut ajaran agama Islam dan minoritas agama Hindu, Buddha, dan kepercayaan Animisme.

Demikianlah pembahasan terkait Suku Samawa yang ada di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Suku Sumbawa mempunyai beragam tradisi turun temurun yang masih tetap dilestarikan keberadaannya hingga sekarang.

4. Makanan khas

dokumen pribadi

Sepat adalah salah satu masakan khas Sumbawa. Belum lengkap rasanya jika kamu mengunjungi Sumbawa dan tidak mencicipi sepat.

Sepat adalah makanan berkuah asam, yang di dalamnya berisikan ikan bakar,  irisan tomat, asam sumbawa (bage), belimbing wuluh, terong, mangga muda, dan kemiri. Ikan bakar yang digunakan biasanya baronang atau kakap.

Ada juga Gecok. Gecok berbahan dasar daging dan jeroan sapi yang digoreng bersama belimbing wuluh, parutan kelapa dan tumisan asam. Makanan ini sedikit berkuah dan rasanya pedas asam. 

Baca Juga: Potret Pembalap Dunia Toprak Razgatlioglu Nyabit Rumput di Mandalika

Berita Terkini Lainnya