Barapan Kebo, Event Menyambut Musim Panen di Sumbawa
Tradisi turun temurun dari nenek moyang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sumbawa, IDN Times - Daerah Sumbawa mempunyai berbagai macam adat, suku dan budaya yang masih tetap lestari hingga sekarang ini. Seperti halnya adanya Tari Barapan Kebo yang masih dijalankan sesuai dengan tradisi nenek moyang.
Kesenian menjadi suatu hal yang pokok untuk memberikan citra dan mengenalkan suatu wilayah pada cakupan nasional ataupun internasional. Karena kekayaan Indonesia mengenai budaya tidak akan pernah habis, selama generasi penerus membantu dalam menjaga kelestarian budaya dengan pengembangan tanpa menghilangkan ciri khas atas budaya tersebut.
Barapan Kebo merupakan bentuk event tradisional yang dimainkan oleh para sandro, joki dan seekor kerbau paling bagus ketika musim tanam sudah tiba. Tradisi tanam ini tidak hanya dilakukan di daerah Pamulung namun juga diberbagai daerah yang lainnya sebagai event budaya Barapan Kebo.
1. Kerbau diukur tinggi dan beratnya
Setiap kerbau yang akan dijadikan sebagai peserta permainan Barapan Kebo dikumpulkan 3 hingga 4 hari sebelum hari melakukan event tersebut. Pengumpulan kerbau berfungsi untuk melakukan pengukuran terhadap tinggi dan usianya.
Dengan begitu dapat diketahui dan menentukan kelasnya kerbau tersebut untuk bisa dilombakan pada ajang Barapan Kebo. Waktu menjalankan event ditentukan dari banyaknya jargon kerbau yang ikut serta dalam event Barapan Kebo.
Lokasi untuk mengadakan event Barapan Kebo di sawah kosong yang sudah diberikan genangan air dan belum terdapat tanaman karena baru saja musim tanam. Pemilik kerbau untuk diajak Barapan Kebo diperlakukan sama seperti halnya main jaran.
Baca Juga: Fakta-fakta Menarik tentang Istana Dalam Loka di Sumbawa
Baca Juga: MXGP di Sumbawa, Landasan Bandara Sumbawa Akan Dipertebal