TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bahaya! Lima Bahan Kimia ini Sering Ditemukan pada Obat Tradisional

Dosisnya yang tidak tertakar bisa berbahaya untuk kesehatan

ilustrasi jamu (commons.wikimedia.org/dpinpin)

Peredaran obat tradisional di Indonesia boleh dijual bebas. Dilansir dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), obat tradisional dilarang mengandung bahan kimia yang berkhasiat obat.

Apabila ada bahan kimia obat di dalamnya, maka akan berbahaya bagi konsumen yang tidak mengetahui dan memakainya terus-menerus. BPOM masih menjumpai produk obat tradisional yang ternyata dicampur dengan bahan yang dilarang, termasuk dicampur dengan bahan kimia obat.

Ini mungkin disebabkan masih kurangnya pengetahuan produsen mengenai bahaya pencampuran bahan kimia obat terkait dosis dan cara penggunaannya. Padahal, ada bahaya yang mengintai jika mengonsumsi obat tradisional yang di dalamnya terkandung bahan kimia obat.

Misalnya adaefek samping, kontraindikasi pada penyakit tertentu, dan risiko interaksi obat jika pengguna juga sedang mengonsumsi obat lain. 

Sebenarnya, obat kimia apa saja yang sering ditemukan pada obat tradisional? Lalu, apa saja bahaya jika ditambahkan bahan tersebut? Agar lebih jelas, yuk, baca penjelasan berikut sampai selesai ya!

Baca Juga: Pembangunan Sirkuit Motor Cross di Lombok Diklaim Gak Rusak Hutan

1. Parasetamol

Ilustrasi parasetamol (pexels.com/Suzy Hazelwood)

Parasetamol merupakan obat yang sering digunakan untuk mengatasi keluhan nyeri dan demam. Meskipun termasuk obat golongan bebas, namun parasetamol dilarang terdapat pada obat tradisional.

Ini disebabkan dosis yang tidak tertakar dengan jelas dan risiko efek samping seperti ruam pada kulit. Bahkan, jika terjadi overdosis parasetamol dapat menyebabkan kerusakan organ hati. Selain itu, ada risiko kontraindikasi pada orang tertentu, misal bagi yang memiliki alergi parasetamol. 

Berdasarkan hasil temuan BPOM, obat ini sering ditambahkan pada produk obat tradisional dengan klaim mengatasi pegal linu. Bahkan, baru-baru ini BPOM juga menemukan kopi sachet mengandung parasetamol yang tentunya juga membahayakan kesehatan. 

Baca Juga: AirAsia Akan Buka Rute Penerbangan Lombok - Australia

2. Sildenafil sitrat

ilustrasi obat (unsplash.com/Thought Catalog)

Dilansir WebMD, sildenafil sitrat merupakan obat yang diresepkan dokter untuk mengatasi masalah impotensi. Obat ini tidak boleh dibeli secara bebas karena termasuk obat keras sehingga harus digunkan sesuai saran dari dokter.

Namun, sildenafil sitrat disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab pada obat tradisional dengan klaim meningkatkan stamina pria. Padahal, pemakaian obat ini sembarangan dapat berakibat efek samping seperti sakit kepala, sakit perut, gangguan penglihatan, dan lainnya.

Selain itu, obat ini kontraindikasi pada seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi tidak terkontrol, riwayat penyakit jantung, dan berbagai kondisi kesehatan lainnya.

Jika mereka tidak sengaja mengonsumsi obat tradisional yang ternyata mengandung sildenafil sitrat, maka sangat membahayakan dirinya. Karena dosis yang tidak tertakar dan adanya kontraindikasi pada orang tertentu sehingga BPOM melarang obat kimia termasuk sildenafil sitrat pada obat tradisional.

3. Tadalafil

ilustrasi obat (unsplash.com/Volodymyr Hryshchenko)

Sama seperti sildenafil sitrat, obat ini juga diresepkan oleh dokter untuk mengatasi impotensi. Obat ini pun hanya bisa digunakan jika ada indikasi yang tepat dari dokter.

Sayangnya, BPOM masih menemukan kandungan ini pada produk obat tradisional dengan klaim meningkatkan stamina pria. Adanya obat ini pada obat tradisional yang tanpa takaran yang jelas sangat berbahaya karena dapat meningkatkan risiko efek samping berupa sakit kepala, nyeri perut, nyeri punggung, nyeri otot, hidung tersumbat, dan lainnya, serta adanya risiko jika digunakan pada orang yang kontraindikasi dengan obat tersebut.

4. Deksametason

ilustrasi obat (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Berdasarkan laman WebMD, deksametason merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi adanya peradangan. Pemakaiannya obat ini tidak boleh sembarangan dan harus atas saran dokter.

Namun, deksametason ternyata juga sering ditemukan dalam obat tradisional yang mana diklaim dapat mengatasi pegal linu. Padahal, pemakaian deksametason tidak boleh sambarangan karena dapat menimbulkan efek samping seperti berat badan bertambah, bengkak pada kaki dan wajah dan lainnya.

Karena deksametason bersifat menekan sistem imun, maka tidak boleh digunakan pada seseorang yang sedang mengalami infeksi jamur sistemik. Selain itu, obat ini juga kontraindikasi bagi pengidap diabetes dan kondisi kesehatan lainnya. Maka, sangat berbahaya jika berbagai obat termasuk deksametason dibubuhkan pada obat tradisional. 

Baca Juga: Aturan Belum Ada, Sembilan Kapal Pesiar Antre Masuk Lombok 

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya