TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

9 Alasan Psikologis Mengapa Banyak Orang Mempercayai Teori Konspirasi

Merespons secara emosional, bukan kognitif! 

Teori bumi datar (Pinterest)

Teori konspirasi bukanlah fenomena yang baru. Sejak dulu, teori ini kerap kali mengisi ruang-ruang perdebatan mengenai isu yang populer di masyarakat. Seperti konspirasi mengenai tragedi, serangan teroris, bentuk bumi bulat atau datar, sampai isu yang baru-baru ini yang masih hangat, yaitu COVID-19.

Kenapa banyak orang yang mempercayai teori konspirasi?, ilmu ekonomi perilaku dan ilmu psikologi punya sejumlah teori yang bisa menjelaskan hal ini berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan.

Berikut ini ada 9 alasan dari kacamata ilmu ekonomi perilaku dan ilmu psikologi mengapa banyak orang yang mempercayai teori konspirasi.

1. Bias konfirmasi

maxmanroe

Ada yang dinamakan bias konfirmasi, yaitu manusia cenderung selektif dalam menerima informasi.

Orang lebih mudah menerima informasi dan data yang sejalan dengan apa yang mereka percayai dan menganggap bahwa informasi atau data yang tidak sejalan dengan pemikiran mereka sudah pasti salah.

2. Bias proporsionalitas

Pinterest

Bias proporsionalitas ini menjelaskan bahwa manusia cenderung percaya bahwa hal atau kejadian besar sudah pasti disebabkan oleh faktor besar juga.

Makanya dalam kasus COVID-19, banyak yang merasa bahwa COVID-19 tidak mungkin hanya disebabkan oleh kelelawar.

Baca Juga: 10 Quotes Socrates yang Mengubah Sudut Pandang Kamu tentang Kehidupan

3. Teori kekacauan

Pinterest

Teori kekacauan atau chaos theory pernah memperkenalkan teori efek kupu-kupu yang di mana sebuah hal yang sangat kecil bisa menimbulkan kekacauan luar biasa.

Kenapa dinamakan teori efek kupu-kupu? Karena kepakan sayap kupu-kupu bisa lambat laun menyebabkan tornado.

4. Proyeksi

Pinterest

Proyeksi adalah suatu keadaan yang dimana kita suka memproyeksikan diri kita pada orang lain dan mempercayai orang yang mirip dengan kita.

Orang yang percaya teori konspirasi cenderung suka membuat teori konspirasi sendiri, sering curiga pada orang lain, tidak percaya pada otoritas, dan lain sebagainya.

5. Tidak bisa menerima kebenaran

Pinterest

Apa yang menyebabkan otak kadang tidak bisa menerima kebenaran?

Ketika faktor emosional berperan saat terekspos informasi yang tidak benar, penerima informasi cenderung kesulitan untuk menerima bahwa informasi yang dia terima sebelumnya itu salah.

6. Lebih mudah menerima informasi yang tidak benar

Pinterest

Alasan mengapa seringkali seseorang lebih sering lebih mudah menerima informasi yang tidak benar karena informasi tersebut dibungkus dalam sebuah cerita yang menyentuh hati atau emosi seseorang.

Ketika emosi disentuh, seseorang cenderung kesulitan berpikir jernih.

7. Merespons secara emosional, bukan kognitif

Pinterest

Dalam banyak kasus, seringkali orang emosi ketika mengakses media sosial.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang saat menggunakan media sosial ternyata lebih sering merespons secara emosional, bukan secara kognitif.

8. Stres

Pinterest

Pandangan orang terhadap sesuatu hal bisa berubah seringkali tergantung kadar stresnya. Saat tidak stres, berita baik lebih bisa mengubah hal-hal yang kita percayai.

Sementara itu, saat stres, berita buruk lebih berperan. Banyak orang yang lebih cepat menerima atau mempercayai berita buruk daripada berita baik.

Baca Juga: 20 Rekomendasi Musik Blues untuk Menemani Ngopi Sambil Diskusi

Verified Writer

Hirpan Rosidi

Hirpan Rosidi, laki-laki kelahiran 1997 yang tidak pandai mendeskripsikan dirinya. Karena kemampuan menulisnya dibawah rata-rata, dia memiliki cita-cita yang dimana dia sendiri tidak terlalu berharap cita-citanya bisa terwujud; yaitu disalah satu rak toko buku, di antara buku-buku dari penulis besar itu, terselip satu judul buku dengan nama Hirpan Rosidi sebagai penulisnya. Berbekal lulusan Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dan kecintaannya pada literasi, menjadikannya ingin membangun perpustakaan untuk anak-anak dan warga di kampungnya.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya