Mengenal Tari Wura Bongi Monca dari Bima
Biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu kehormatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bima, IDN Times - Kabupaten Bima di Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki banyak tradisi dan budaya. Salah satunya adalah tarian adat yang diberi nama Tari Wura Bongi Monca.
Tarian ini merupakan tarian sambutan atau tarian selamat datang untuk para tamu. Penari yang menarikan Tari Wura Bongi Monca adalah dari kaum hawa atau wanita. Dengan gerakan yang lemah lembut sembari menaburkan beras kuning yang mana menjadikan hal tersebut sebagai simbol penghormatan dan harapan.
Tarian ini dilakukan secara berkelompok, biasanya terdiri dari 4 penari wanita atau bisa lebih. Tarian tradisional ini sudah dikenal sejak lama, dan juga masih sering diselenggarakan di berbagai acara di Daerah Bima Nusa Tenggara Barat sampai saat ini.
Baca Juga: Mengenal Alat Musik Gambo dari Kabupaten Bima
1. Sejarah
Dari beberapa sumber yang ditemukan, tarian tradisional ini telah ada dan berkembang pada tahun 1640-1682 di zaman Kesultanan Abdul Kahir Sirajuddin. Tari Wura Bongi Monca disuguhkan kepada para tamu-tamu besar yang sedang berkunjung ke daerah Bima.
Para penari menyambut kedatangan tamu-tamu dengan gerakan halus lemah gemulai dan dengan paras cantik dari sang penari. Sambil menari-nari, para penari juga menaburkan beras kuning yang menjadi simbol harapan dan penghormatan kepada para tamu.
Arti dari nama Tari Wura Bongi Monca ialah menabur beras kuning, nama itu diambil dari bahasa Bima itu sendiri. Dan karena dengan nama tersebut, maka tarian ini dapat diartikan sebagai tari penabur beras kuning.
Para penari biasanya dalam 1 kelompok yang terdiri dari 4 hingga 6 orang wanita. Penari menari dengan senyum di wajah mereka dan juga dalam gerakan seirama dengan alunan musik dari para pengiring.
Dominasi gerakan dalam tarian ini adalah gerakan yang cukup pelan namun halus. Sembari menari dengan indah, para penari pun menaburkan beras kuning di sekitar dan khususnya ke para tamu sebagai tanda penghormatan.
Baca Juga: Melihat Sunrise dari Puncak Bukit Pundu Nence di Bima