Mengenal Baju Adat Donggo Sambori Asal NTB
Penggunaan untuk orang dewasa dan remaja berbeda
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bima, IDN Times - Sebutan pada baju adat Donggo Sambori merupakan pakaian tradisional yang berasal dari Suku Donggo tepatnya di daerah Nusa Tenggara Barat. Suku Donggo adalah penduduk asli yang tinggal di daerah pegunungan ataupun dataran tinggi pada sebelah barat dan tenggara teluk Bima dengan sebutan Dou Donggo Ipa dan Donggo Ele.
Orang Donggo Ipa ini tinggal sebelah barat teluk bima, tepatnya di gugusan pegunungan Soromandi. Sementara orang Donggo Ele tinggal di Pegunungan Lambitu.
1. Donggo sambori untuk laki-laki dan perempuan dewasa
Masyarakat wilayah Donggo mempunyai pakaian adat yang menjadi ciri khas. Berikut ini penggunaan pakaian adat masyarakat Donggo untuk laki-laki dan perempuan dewasa
Pada masyarakat Donggo Ipa menggunakan Sambolo atau ikat kepala dengan bahan kain bercorak kotak-kotak tanpa menambahkan songket. Baju yang dikenakan berkerah berwarna hitam atau biru tua, namun juga ada orang yang mengenakan baju putih dengan lengan pendek.
Salongo atau ikat pinggang dengan bahan dasar kain kapas yang ditenun sendiri. Pembuatannya dari benang kapas dipintal dan dicelupkan ke ramuan tumbuhan perdu dari kain pohon arum. Pisau kecil atau sering dikenal dengan Mone sebagai pelengkap yang digunakan untuk meraut lontar.
Semenyara untuk perempuan, penggunaan kakabu atau baju khas Donggo dengan bahan pembuatan dari benang katun berwarna hitam yang mirip baju poro atau baju pendek. Bentuk dari pakaian ini cukup sederhana.
Pada bagian bawah mengenakan deko atau celana panjang sampai di bawahnya lutut ataupun dengan pilihan warna hitam. Sarung yang digunakan pada perempuan Donggo memakai Tambe me’e kala yang artinya kain hitam atau biru tua panjang tanpa dilakukan penjahitan terhadap kainnya.
Penggunaan sarung dililitkan dengan lepas di luar deko serta bagian ujung selempang ataupun diikat sebanyak satu kali saja.
Perhiasannya bisa menggunakan kalung yang terbuat dari manik-manik giwang di antaranya karabu, jima bula, jima edi dan jima gilo.
Baca Juga: MXGP di Sumbawa, Landasan Bandara Sumbawa Akan Dipertebal
Baca Juga: Mengenal Pakaian Adat Rimpu dari Suku Mbojo di Bima