TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

9 Cara Membentuk Karakter Anak, Tantangan untuk Orang Tua Masa Kini

Pendidikan karakter disesuaikan dengan perkembangan zaman

Pinterest

Menurut John W. Santrock, dalam buku Life-Span Development, pendidikan karakter adalah pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada peserta didik untuk menanamkan nilai moral dan memberikan pelajaran kepada murid mengenai pengetahuan moral dalam upaya mencegah perilaku yang dilarang.

Pembentukan karakter anak harus dimulai sejak usia dini. Tujuan pembentukan karakter sejak usia dini adalah untuk membentuk kepribadian anak yang baik sehingga kelak ketika sudah dewasa, anak menjadi pribadi yang baik dan berakhlak mulia yang dapat memberikan manfaat kepada sesama manusia dan lingkungannya. Adapun dalam membentuk karakter anak usia, ada beberapa cara yang bisa dilakukan.

Berikut ini 9 cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk membentuk karakter anak usia dini.

Baca Juga: Siapkan Surat Kendaraan, Polisi Gelar Razia 7 - 20 Februari di NTB 

1. Bersikap konsisten dalam mendidik

Pinterest

Anak cenderung melihat apa yang orang tuanya lakukan. Pembangunan karakter bisa dimulai dari sikap konsisten yang orang tua tunjukan dan lakukan. Dimana anak akan melakukan apa yang orang tuanya perintahkan. Anak akan sebel atau marah apabila orang tua tidak konsisten dalam mendidik atau memberikan nasihat.

Misalnya, karena malas, orang tua membuang bantal sembarangan dan mereka melihat, maka pendidikan karakter yang seharusnya diterapkan secara konsisten itu gagal. Atau misalnya orang tua tidak memarahi mereka akan hal yang salah, namun besoknya orang tuanya kembali memarahinya. Hal seperti ini membuat anak bingung dan justru mengganggu konsep dan pola pikir anak.

2. Tanamkan pendidikan keagamaan

Pinterest

Dimana pun orang tua berada, pendidikan agama penting untuk dikenalkan. Agar mereka mengenal Tuhan, bagaimana beribadah, dan memiliki keyakinan dari kecil.

Semakin dini orang tua menanaman hal ini pada anak, maka akan semakin kuat iman mereka, terutama ketika mereka sudah mengalami pubertas nantinya.

3. Biasakan kebiasaan baik dari kecil

Pinterest

Orang tua harus tahu bahwa anak yang sudah dididik sejak kecil dengan kebiasaan yang baik, ketika besar mereka akan terbiasa dengan pendidikan yang baik tersebut. Jika memang mereka berbuat salah, maka anak akan menghentikan dan berusaha tidak mengulang.

Misalnya, saat makan harus menggunakan tangan kanan, berdoa, berbicara sopan dan perlahan, serta duduk dengan teratur. Hal kecil seperti ini akan mempengaruhi tata krama anak ketika dia besar nantinya.

4. Anak adalah peniru yang baik

Pinterest

Orang tua harus memahami bahwa anak adalah seorang ahli peniru. Ketika orang tua mendidik anak sejak dini, secara tidak langsung anak akan melihat sikap dan perilaku orang tuanya kembali, karena anak-anak sangat mudah belajar dan juga meniru. Apa yang mereka lihat maka akan ditiru tanpa tahu baik atau buruk.

Untuk orang tua, penting memberikan media yang tepat pada anak-anak, apa yang mereka tonton, bagaimana lingkungan sekolah, dan lingkungan rumahnya. Hal ini bisa menjadi cara yang tepat untuk membentuk karakter yang memang benar sejak awal.

Apabila anak memiliki kakak, sang kakak juga perlu mencontohkan yang baik terhadap adiknya, karena adik cenderung lebih mengikuti apa yang telah dilakukan sang kakak. Ini dikarenakan pemikiran si anak bahwa sang kakak telah diberi ajaran terlebih dahulu oleh orang tua sehingga apa yang dilakukan sang kakak dianggap benar.

5. Tidak memanjakan anak

Pinterest

Setiap orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Sehingga tidak sedikit orang tua yang memanjakan anaknya. Namum anak yang hanya bisa merengek dan meminta akan menjadi anak yang lemah, cepat putus asa, dan egois. Jadi, cobalah untuk jangan selalu memberikan mainan atau apa yang mereka inginkan.

6. Berbagi itu indah

Pinterest

Anak-anak harus dibiasakan dari kecil untuk berbagi, bukan meminta. Anak-anak yang dibiasakan berbagi, ketika besarnya nanti dia akan menjadi orang yang dermawan, berjiwa sosial, dan banyak teman. Sedangkan pembiasaan anak yang meminta sejak kecil, akan membuat mereka menjadi pribadi yang pelit dan tidak menghargai orang lain.

7. Katakan “salah” jika memang salah

Pinterest

Apakah anda tahu bahwa dengan membela anak yang salah, anda telah sengaja membuat anak menjadi seseorang yang pengecut? Sikap membela anak yang salah ini akan membentuk mereka menjadi anak yang rapuh, bukan tangguh. Jadi, jika memang anak salah, katakan “salah”.

8. Jangan berhenti membimbing

Pinterest

Biasanya, ketika anak sudah tumbuh besar, orang tua akan melepas anaknya begitu saja karena anak dianggap sudah mampu belajar sendiri. Hal ini tentu saja tidak benar. Mendidik anak haruslah berkelanjutan hingga mereka dewasa. Ketika anda memutuskan untuk menjadi orang tua, maka jalankan tanggung jawab tersebut dan jangan biarkan si anak lepas dari pengawasan.

Baca Juga: Aparat Gabungan Razia Miras di Lokasi Event Bau Nyale Lombok Timur

Verified Writer

Hirpan Rosidi

Hirpan Rosidi, laki-laki kelahiran 1997 yang tidak pandai mendeskripsikan dirinya. Karena kemampuan menulisnya dibawah rata-rata, dia memiliki cita-cita yang dimana dia sendiri tidak terlalu berharap cita-citanya bisa terwujud; yaitu disalah satu rak toko buku, di antara buku-buku dari penulis besar itu, terselip satu judul buku dengan nama Hirpan Rosidi sebagai penulisnya. Berbekal lulusan Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dan kecintaannya pada literasi, menjadikannya ingin membangun perpustakaan untuk anak-anak dan warga di kampungnya.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya