TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hal-hal Biasa di Lombok yang Mungkin Dianggap Aneh oleh Pendatang

Menunjuk pakai jari jempol aja ya guys!

Salah satu pantai di Lombok. (dok. Kha Anjani)

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan bahasa. Hal ini terjadi sebab banyaknya daerah yang terpisah oleh laut. Hal ini juga yang tentunya tidak lepas dari pulau Lombok. Memiliki ragam budaya dan kebiasaan, menjadi daya tarik tersendiri bagi tanah sasaq ini.

Nah, bagi kamu yang hendak berlibur ke Lombok, tampaknya perlu membaca hal unik tentang kebiasaan orang Lombok ini, agar tidak merasa aneh saat berkunjung. Apa saja? Yuk kita bahas!

1. Kata "kamu" dianggap kasar oleh sebagian orang Lombok

ilustrasi wisatawan (dok. Kha Anjani)

Meski terbilang kecil, pulau Lombok memiliki berbagai jenis bahasa sasak yang terbagi ke beberapa jenis dialek. Mulai dari dialek pitung bayan, dialek pujut, dialek keling, serta  selaparang.

Selain itu, warga Lombok juga memiliki beberapa tingkatan bahasa, mulai dari bahasa kasar-median hingga bahasa halus. Namun keseluruhannya sepakat bahwa kata "kamu" merupakan kata yang kasar.

Maka, baiknya, ketika berkunjung ke Lombok ketika berjumpa atau mengobrol dengan yang lain menggunakan kata "side" sebagai ganti kata kamu yang memiliki arti sama, terlebih ketika berbicara dengan yang lebih dewasa. Sebab, kata side tergolong dalam bahasa median atau pertengahan, yang dianggap lebih baik daripada menyebut kamu kepada lawan bicara.

2. Menunjuk menggunakan telunjuk dianggap kurang sopan

ilustrasi (pikist.com)

Jika biasanya menunjuk menggunakan telunjuk dianggap biasa saja di tempat lain, tetapi tidak di Lombok. Menunjuk menggunakan telunjuk terkesan kurang sopan, apalagi ketika hendak menunjukkan sesuatu kepada yang lebih tua.

Sebab bagi warga Lombok, akan lebih baik menunjuk menggunakan jempol. Hal ini dianggap sebagai tindakan yang sangat sopan. Tetapi kamu tidak perlu khawatir, sebab menunjuk menggunakan telunjuk mulai dianggap lumrah loh di Lombok.

3. Dilarang menyebut telur dengan telor

ilustrasi (mitra.bukalapak.com)

Meski terkesan mengada-ada, namun hal ini benar adanya. Sebab, kata tersebut di pulau Lombok merujuk pada alat kelamin pria.

Selain tidak sopan, jika menyebut hal itu, tentunya warga Lombok akan menimbulkan berbagai reaksi, mulai dari senyum-senyum malu hingga bisik-bisik tetangga guys.

4. Nama makanan yang mungkin dianggap aneh

beberuk (resepmasakan.dimanaja.com)

Keragaman kuliner di pulau Lombok, terutama bagi pecinta pedas tentunya tidak diragukan lagi. Tidak hanya makanannya saja yang unik, tetapi di Lombok kamu bisa menemukan berbagai nama makanan yang nyeleneh. Hehehe

Jika berbelanja, jangan kaget ya, jika ada yang menawarimu makanan yang nyeleneh, misalnya makanan bernama pepes tai Lale yang sebenarnya merupakan pepes yang terbuat dari endapan minyak kelapa, bukan terbuat dari kotoran atau tinja. Meski terdengar nyeleneh tetapi makanan ini terbilang lezat loh.

Baca Juga: 7 Kuliner Kaki Lima yang Wajib Dicoba di Kota Praya Lombok Tengah

5. Semua bagian dari pohon pisang digunakan di Lombok

pisang (tugujatim.id)

Jika di daerah lain, pisang hanya diambil jantung atau buahnya. Lain halnya dengan di pulau Lombok. Pisang dianggap sebagai pohon yang memiliki banyak manfaat.

Dimulai dari daunnya yang biasa digunakan untuk membungkus makanan, buahnya yang bisa dinikmati langsung, jantungnya yang dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan, hingga batangnya yang bisa dijadikan sebagai makanan lezat bernama ares.

Di Lombok sendiri, untuk menikmati ares, kamu harus mengadakan acara begawe. Sebab selain prosesnya yang lama, satu batang pisang dapat dibuat menjadi banyak ares. Sayang kan, makanan lezat itu dibuang-buang? Hehehe

6. Memakan 'nyale' atau cacing laut

nyale (Antara)

Nyale atau cacing laut yang tertera di atas merupakan bagian dari legenda terkenal di pulau Lombok, khususnya Lombok Tengah. Oleh karena itu, setiap tanggal tertentu di akhir Februari dan awal Maret, masyarakat berbondong-bondong untuk menangkap nyale, bahkan pemerintah mengadakan festival khusus bau (tangkap) nyale, guna memeriahkan event tahunan tersebut.

Meski tampak menyeramkan, tetapi rasa dari nyale sendiri terasa lezat dan nikmat. Terlebih banyak yang percaya, bahwa nyale memiliki gizi yang tinggi, bahkan ada sejumlah orang yang memakan nyale mentah.

Nyale sendiri, dapat diolah dengan beberapa cara, mulai dari dibakar, digoreng, hingga dimasak santan. Merasa geli? Tenang, kamu tidak sendiri. Sebab, banyak juga masyarakat Lombok yang merasa ngeri untuk memakannya, karena bentuknya yang mirip cacing.

Verified Writer

Kha Anjani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya