TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nasi Balap Puyung Inaq Esun Semakin Eksis Sejak Tahun 1974

Pesanan meningkat saat event balap dunia di Mandalika

Nasi balap puyung Inaq Esun (IDN Times/Muhammad Nasir)

Lombok Barat, IDN Times – Siapa yang tidak kenal dengan nasi balap puyung Inaq Esun, makanan khas asal Pulau Lombok yang melegenda. Nasi balap yang sudah ada sejak 1974 ini masih tetap eksis hingga sekarang.

Apalagi dengan gelaran event balap dunia di Sirkuit Mandalika, Kuta Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), nasi balap puyung semakin populer. Nasi balap yang sudah ada sejak 48 tahun lalu tersebut masih tetap diburu masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke Pulau Lombok.

Baca Juga: Tahun 2022, NTB Targetkan Realisasi Investasi Rp15 Triliun 

1. Sejarah nasi balap puyung Inaq Esun.

Warung nasi balap puyung Inaq Esun cabang Kediri Lombok Barat (IDN Times/Muhammad Nasir)

Pengelola Warung Nasi Balap Puyung Inaq Esun Cabang Kediri Lombok Barat, Abdul Hafiz dan istrinya, Asmanawiriani saat beerbincang dengan IDN Times, Kamis (3/3/2022) menuturkan kuliner ini telah ada sejak tahun 1974. Makanan khas asal Pulau Lombok ini awalnya dijajakan seorang perempuan bernama Inaq Esun. Awalnya, bernama nasi puyung yang merujuk asal kampung Inaq Esun, yaitu, dari Desa Puyung Kecamatan Jonggat Lombok Tengah.

Kemudian nama nasi balap puyung muncul pada tahun 1990-an. Nama ini terinspirasi dari salah satu cucu Inaq Esun yang merupakan salah seorang pembalap yang sering memenangi perlombaan balapan di kampungnya. Cucu Inaq Esun sering mentraktir teman-temannya di warung nasi puyung milik neneknya. Sehingga dari situlah awal mula nama Nasi Balap Puyung.

Menu masakan Nasi Balap Puyung sangat sederhana. Terdiri dari nasi putih, ayam suwir, ayam kriuk dan kedelai goreng. Nasi balap puyung memiliki cita rasa pedas. Sdelain menu di atas, nasi balap puyung juga dapat ditambah telur asin.

2. Tetap eksis hingga puluhan tahun

Abdul Hafiz membuat bungkus nasi balap puyung Inaq Esun dari daun pisang (IDN Times/Muhammad Nasir)

Abdul Hafiz mengatakan Nasi Balap Puyung bisa tetap eksis sampai sekarang karena memang merupakan makanan khas dari Lombok Tengah. Nasi Balap Puyung merupakan makanan sehari-hari masyarakat di Lombok Tengah.

“Memang ini makanan khas Lombok Tengah. Kalau orang Lombok Tengah, selalu mencari Nasi Balap Puyung, karena makanan sehari-hari,” kata Abdul Hafiz.

Dengan cita rasanya yang khas, membuat Nasi Balap Puyung bukan hanya dicari masyarakat di Lombok Tengah, tetapi juga masyarakat NTB. Baik di Pulau Lombok dan Sumbawa. Bahkan, Nasi Balap Puyung kini juga dicari masyarakat dari luar NTB seperti Bali, Surabaya dan Jakarta.

“Gak ada rahasianya. Nasi balap ini biasa saja saja, cuma lauknya saja yang khusus yang membedakan dengan nasi balap lainnya,” tuturnya.

3. Belum buka cabang di luar NTB

Warung nasi balap puyung Inaq Esun di Abiantubuh Kota Mataram (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sementara itu, Iriani mengatakan Nasi Balap Puyung Inaq Esun telah membuka cabang di Lombok Tengah, Lombok Barat dan Kota Mataram. Di Lombok Tengah sendiri, nasi balap puyung Inaq Esun buka cabang di dekat Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid dan Kawasan Mandalika Kuta.

Kemudian di Lombok Barat, nasi balap puyung membuka cabang di Desa Kediri. Sedangkan di Kota Mataram, ada beberapa cabang, berlokasi di Ampenan dan Abian Tubuh.

Untuk luar NTB, kata Iriani, belum ada cabang warung nasi puyung Inaq Esun. Meskipun ada informasi yang diperoleh bahwa di luar NTB ada warung nasi puyung tetapi bukan yang asli merek inaq Esun. Warung nasi balap yang asli, kata Iriani, ada foto atau gambar Inaq Esun.

Baca Juga: 278 Bus Gratis Disiapkan untuk Penonton MotoGP Mandalika

Berita Terkini Lainnya