Temuan Bangkai Kapal di Lombok Diduga dari Luar Negeri 

Surati Balai Pelestarian Cagar Budaya

Mataram, IDN Times - Temuan bangkai kapal di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga kapal dari luar negeri. Bangkai kapal tersebut ditemukan di lokasi penambangan pasir besi di Dusun Dedalpak Desa Pohgading Lombok Timur pada Jumat (15/7/2022).

Sebelumnya, warga Desa Pohgading Timur Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur dihebohkan dengan penemuan bangkai kapal yang diduga peninggalan abad ke-18 atau 19. Komunitas Penyelam (Kapela) NTB telah melakukan penyelaman di lokasi penemuan bangkai kapal tersebut.

1. Bangkai kapal terbuat dari kayu pinus

Temuan Bangkai Kapal di Lombok Diduga dari Luar Negeri Ilustrasi Kapal (IDN Times/Sukma Shakti)

Sekertaris Lombok Heritage and Science Society (LHSS) Gegen mengatakan para penyelam dari Kapela NTB menemukan bahwa lebar kapal sekitar 7 meter. Kemudian kapal tersebut terbuat dari kayu pinus.

"Bahan kayunya dari pinus. Kuat dugaan itu bahan pembuatan kapal dari luar negeri. Cuma kita harus menunggu hasil dari arkeologi," kata Gegen dikonfirmasi IDN Times, Rabu (20/7/2022).

Baca Juga: Heboh,Warga Lombok Temukan Bangkai Kapal Diduga Berusia Ratusan Tahun 

2. Diduga kapal barang

Temuan Bangkai Kapal di Lombok Diduga dari Luar Negeri Sekertaris Lombok Heritage and Science Society, Gegen. (Dok. Istimewa)

Dengan lebar sekitar 7 meter, kata Gegen, maka kapal tersebut merupakan kapal lambung besar. Dengan lebar sekitar 7 meter, maka panjang kapal bisa mencapai 15 meter lebih. Biasanya kapal jenis ini merupakan pengangkut barang.

"Kalau kita pingin tahu kapal ini jenisnya apa. Kita harus menunggu dari Badan Arkeologi. Kalau jenis kapalnya sudah diketahui baru bisa diketahui tahun berapa kapal ini ada," terangnya.

3. Peristiwa dapur Cina

Temuan Bangkai Kapal di Lombok Diduga dari Luar Negeri Ilustrasi Kapal Feri (Kapal Penyeberangan) (IDN Times/Sukma Shakti)

Kapal barang ini, kata Gegen, erat kaitannya dengan perairan Pohgading atau Selat Alas yang pernah ramai pada abad ke-18. Ada sejumlah pelabuhan yang ramai pada waktu itu, yakni Pelabuhan Labuhan Haji, Pijot, dan Labuhan Lombok.

Perairan Pohgading menjadi jalur yang dilewati oleh kapal-kapal barang pada masa lampau. Di Dusun Dedalpak ada cerita turun temurun tentang peristiwa Dapur Cina. Yaitu peristiwa terdamparnya kapal barang dari Cina di Dedalpak.

"Karena memang pada waktu itu Pelabuhan Labuhan Haji sangat ramai. Menjadi pusat perdagangan di Lombok Timur. Kapal-kapal dari laut Jawa dan Maluku kalau singgah ke Labuhan Haji melewati laut Pohgading," tuturnya.

Terkait penemuan bangkai kapal ini, Pemerintah Desa Pohgading telah melaporkan ke aparat kepolisian. Selain itu, Pemdes abersurat ke Dinas Dikbud. "Nanti Dinas Dikbud akan mendatangkan tim arkeologi. Namun kita bisa juga ke Balai Pelestarian Cagar Budaya di Bali. Kita sedang bersurat ke sana," tandasnya.

Gegen menambahkan masyarakat Pohgading mendesak agar tambang pasir besi di lokasi penemuan baangkai kapal agar dihentikan. Karena kerusakan akibat tambang pasir besi sudah cukup parah. "Garis pantai sudah menipis dari awalnya 5 meter, sekarang sudah mulai masuk tanah kebun warga," ungkapnya.

Baca Juga: 7 Saksi Telah Diperiksa Terkait Dugaan Eksploitasi Joki Cilik di NTB 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya