Produksi 'Emas Hijau' di NTB Capai 40.963 Ton

Petani tembakau virginia butuh subsidi pupuk

Mataram, IDN Times - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah penghasil tembakau virginia terbesar di Indonesia. Pada tahun 2022, produksi tembakau virginia yang disebut emas hijau ini mencapai 40.963 ton dengan jumlah petani sebanyak 30.644 orang.

Melihat produksi emas hijau yang cukup tinggi, Pemprov NTB memperjuangkan agar petani tembakau virginia mendapatkan subsidi pupuk dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Setiap tahun NTB mendapatkan DBHCHT mencapai ratusan miliar, namun penggunaannya sangat ketat yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

"Masalah subsidi pupuk kepada petani tembakau kita perjuangkan. Bagian dari bagaimana mengurangi beban petani. Sehingga biaya inputnya lebih kecil dan output nanti jadi lebih besar. Itu bagian dari afirmasi kepedulian kita kepada petani tembakau," kata Sekretaris Daerah Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi di Mataram, Jumat (13/1/2023).

1. Produksi tembakau virginia dan tembakau rajangan di NTB

Produksi 'Emas Hijau' di NTB Capai 40.963 TonIlustrasi petani tembakau. (ANTARA FOTO/Aji Styawan)

Gita menyebutkan produksi tembakau virginia dan tembakau rakyat di NTB sejak 2019. Pada 2019, jumlah produksi tembakau virginia sebanyak 51.381 ton produksi dengan jumlah petani 34.048 orang. Kemudian tahun 2020 sebanyak 43.923 ton dengan 27.162 petani, tahun 2021 sebanyak 37.751 ton dengan 27.162 petani dan tahun 2022 sebanyak 40.963 ton dengan 30.644 petani.

Sedangkan produksi tembakau rakyat atau rajangan pada 2019 sebanyak 11.377 ton dengan 16.292 petani. Kemudian 2020 sebanyak 13.140 ton dengan 17.218 petani..Selanjutnya 2021 sebanyak 14.880 ton dengan 17.218 petani dan sebanyak 14.749 ton dengan 19.528 petani pada 2022.

Potensi pengembangan untuk tembakau di NTB sebesar 59.083 hektare. Saat ini baru dimanfaatkan sekitar 40-50 persen dengan kisaran luas tanam 30.000 sampai 35.0000 hektare per tahun.

Sedangkan rata-rata harga jual petani ada dua mekanisme pasar yang berlaku, yaitu untuk tembakau rajangan, harga jual petani kepada tengkulak sesuai dengan mekanisme harga pasar yang berlaku dan grade atau mutu dengan kisaran harga Rp50.000 sampai dengan Rp130.000.

Sementara tembakau virginia krosok, untuk petani binaan maka produksi ditampung langsung oleh perusahaan mitranya dengan harga sesuai grade atau mutu dengan kisaran Rp 5.000 sampai Rp45.000 per kg.

Baca Juga: BAKN DPR RI Usulkan 20 Persen DBHCHT untuk Sektor Pertanian

2. Kenaikan cukai rokok dikhawatirkan berdampak pada petani tembakau

Produksi 'Emas Hijau' di NTB Capai 40.963 Tonilustrasi cukai rokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Kenaikan cukai rokok dikhawatirkan berdampak terhadap petani tembakau di NTB. Sehingga petani tembakau virginia di NTB perlu melakukan diversifikasi untuk menghasilkan tembakau yang lain. Sehingga dalam situasi tertentu masih tetap bisa survive dan petani tidak dirugikan.

"Saya sudah minta Kadis Pertanian dan Perkebunan, ini bagian kajian kita. Bagaimana ke depan untuk menghasilkan komoditas unggulan selain andalannya varietas virginia. Jadi kita bekerja harus memperhatikan prilaku dan dinamika pasar," ucapnya.

Gita menjelaskan banyak anomali yang mempengaruhi berjalannya mekanisme pasar secara sehat. Sehingga petani harus mempunyai komoditas alternatif selain tembakau virginia.

"Pada term waktu tertentu, ada perubahan situasi. Kalau PMK terlalu ketat, dikhawatirkan tidak cukup leluasa kita di lapangan untuk memberikan kepedulian kepada petani tembakau," imbuhnya.

3. Upaya perlindungan kepada masyarakat dampak dari produk tembakau

Produksi 'Emas Hijau' di NTB Capai 40.963 TonSekda NTB, Lalu Gita Ariadi (dok. Pemprov NTB)

Selain memperhatikan kesejahteraan petani tembakau, kata Gita, Pemda juga melakukan upaya perlindungan kepada masyarakat dari dampak produk tembakau. Sehingga, DBHCHT cukup besar dialokasikan untuk sektor kesehatan.

"Dengan angka konsumsi rokok itu berdampak terhadap kesehatan masyarakat kita. Bagaimana proporsi angka penyakit paru-paru, jantung dan saluran pernapasan," terangnya.

Baca Juga: Tiket WSBK Mandalika 2023 Mulai Dijual, MGPA Berikan Diskon 75 Persen 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya