Polisi Buru Mafia TKI NTB yang Menjadi Korban Kapal Tenggelam di Batam

Korban selamat masih ditampung di selter BP2MI Batam

Mataram, IDN Times - Aparat kepolisian sedang memburu para sindikat, calo dan mafia yang memberangkatkan Tenaga Kerja Indonesia atau Pekerja Migran Indonesia (TKI/PMI) NTB korban kapal tenggelam di Perairan Pulau Putri Kecamatan Nongsa Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada Kamis (16/6/2022) lalu.

Polisi sedang mendalami informasi dari TKI NTB korban kapal tenggelam yang saat ini masih ditampung di selter UPT BP2MI di Kota Batam. "Mereka yang memberangkatkan, mau calo, sindikat dan mafia itu harus kita proses sesuai hukum yang berlaku. Aparat sedang melakukan pendalaman dan memburu mereka," kata Kepala UPT BP2MI NTB Abri Danar Prabawa kepada IDN Times di Mataram, Kamis (23/6/2022).

1. TKI yang selamat ditampung di shelter UPT BP2MI Kota Batam

Polisi Buru Mafia TKI NTB yang Menjadi Korban Kapal Tenggelam di BatamTKI NTB korban kapal tenggelam yang selamat. (Dok. Istimewa)

Abri menjelaskan semua TKI NTB yang selamat dari peristiwa kapal tenggelam dalam kondisi sehat. Mereka ditampung di tempat yang cukup layak dan diberikan makan dan minum tiga kali sehari. Sehingga, ia berharap keluarga yang berada di Lombok tidak perlu cemas.

Saat ini sedang dilakukan pendalaman oleh aparat kepolisian mengenai calo, sindikat dan mafia yang memberangkatkan. Untuk menangkap para calo, sindikat dan mafia pengirim TKI ilegal ini, kepolisian butuh informasi yang benar-benar valid dari para TKI yang selamat.

Baca Juga: Satu TKI NTB Korban Kapal Tenggelam di Batam Ditemukan Tewas

2. UPT BP2MI NTB koordinasi dengan tiga Pemda asal korban

Polisi Buru Mafia TKI NTB yang Menjadi Korban Kapal Tenggelam di BatamKepala UPT BP2MI NTB Abri Danar Prabawa (Dok. Istimewa)

Abri menambahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat terkait dengan pemulangan dan pembinaan TKI korban kapal tenggelam yang selamat tersebut. Para TKI tidak sekadar dipulangkan tetapi harus dilakukan pembinaan agar tidak lagi berangkat menjadi pekerja migran lewat jalur ilegal.

"Tujuan kita melakukan koordinasi jelas. Pertama ingin menyampaikan ke Pemda apa yang bisa kita lakukan sama-sama, tindaklanjutnya apa. Kalau dipulangkan saja tanpa ada pembinaan maka percuma," katanya.

3. Tahu risiko berangkat ke luar negeri secara ilegal

Polisi Buru Mafia TKI NTB yang Menjadi Korban Kapal Tenggelam di BatamTKI korban kapal tenggelam yang ditemukan meninggal. (Dok. Istimewa)

Sebetulnya, lanjut Abri, para TKI yang berangkat bekerja ke luar negeri secara ilegal atau tidak resmi sudah mengetahui risikonya. Sehingga mereka perlu dilakukan pembinaan, tidak sekadar dipulangkan dari Batam.

"Mereka korban yang selamat harus dilakukan pembinaan. Karena banyak kejadian-kejadian setelah dipulangkan mereka berangkat lagi," tuturnya.

Pada Kamis (16/6/2022), sebuah kapal celat atau speed boat pengangkut TKI tenggelam di Perairan Pulau Putri Nongsa Batam. Jumlah total penumpang diperkirakan 30 orang. Namun jumlah sebenarnya masih belum diketahui secara pasti.

Jumlah korban yang berhasil dievakuasi dengan kondisi selamat sebanyak 23 orang. Di mana 23 orang korban selamat tersebut, semuanya berasal dari Lombok. Dengan rincian, Lombok Timur 6 orang, Lombok Tengah 16 orang dan Lombok Barat 2 orang.

Sedangkan 7 orang hilang dan dilakukan pencarian oleh Tim SAR setempat. Dari tujuh orang yang hilang, satu orang ditemukan meninggal dunia atas Lalu Ahmat Sapii alias Mat dengan alamat Bunpek RT/RW : 000/000 Desa Tumpak Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah Provinsi NTB. Korban ditemukan oleh Cost Guard Singapore. BP2MI telah berkoordinasi dengan Direktorat PWNI BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk mengkoordinasikan penanganan jenazah tersebut oleh pihak Perwakilan RI di Singapura.

Baca Juga: TKI NTB Korban Kapal Tenggelam Minta Segera Dipulangkan dari Batam 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya