NTB Masuk 10 Provinsi Termiskin di Indonesia

Penduduk miskin di NTB tinggal 731.940 jiwa

Mataram, IDN Times - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masuk 10 provinsi termiskin di Indonesia berdasarkan rilis terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) periode Maret 2022. Dari 10 provinsi termiskin di Indonesia, NTB berada di peringkat 8 besar.

Adapun 10 provinsi termiskin di Indonesia adalah Papua 26,56 persen, Papua Barat 21,33 persen, Nusa Tenggara Timur 20,05 persen, Maluku 15,97 persen, Gorontalo 15,42 persen, Aceh 14,64 persen, Bengkulu 14,62 persen, Nusa Tenggara Barat 13,68 persen, Sulawesi Tengah 12,33 persen dan Sumatera Selatan 11,90 persen.

1. Jadi tantangan

NTB Masuk 10 Provinsi Termiskin di IndonesiaKepala Bappeda Provinsi NTB, Iswandi. (Dok. Bappeda Provinsi NTB)

Kepala Bappeda NTB Iswandi yang dikonfirmasi terkait posisi NTB yang masuk 10 provinsi termiskin di Indonesia tak menampik hal itu. Namun ia mengatakan angka kemiskinan di NTB terus mengalami progres penurunan.

"Memang ada penurunan yang fluktuatif karena pandemik. Situasinya memang seperti itu, kita masih tergolong 10 provinsi yang masih tinggi. Itu menjadi tantangan kita untuk mempercepat," kata Iswandi dikonfirmasi usai rapat di Pendopo Wakil Gubernur NTB, Senin (18/7/2022).

Baca Juga: Maret 2022, Penduduk Miskin di NTB Tinggal 731.940 Orang 

2. Pemda terus bekerja turunkan kemiskinan

NTB Masuk 10 Provinsi Termiskin di IndonesiaIlustrasi kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Mantan Penjabat Sekda NTB ini menegaskan Pemda terus bekerja menurunkan angka kemiskinan di NTB. Belum lama ini telah digelar rakor dengan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) kabupaten/kota.
TKPKD provinsi dan TKPKD kabupaten/kota mengkonsolidasikan program-program di semua sektor untuk percepatan penurunan kemiskinan di NTB.

"Jadi pemerintah terus bekerja dalam percepatan penurunan kemiskinan itu. Terbukti dengan adanya progres penurunan. Bahwa belum mencapai yang lebih progresif bagian dari ikhtiar yang sedang kita laksanakan," terangnya.

3. Penduduk miskin di NTB 731.940 jiwa

NTB Masuk 10 Provinsi Termiskin di IndonesiaKepala BPS NTB Wahyudin. (IDN Times/Muhammad Nasir)

BPS Provinsi NTB merilis angka kemiskinan pada Maret 2022. Persentase penduduk miskin di provinsi NTB pada Maret 2022 sebesar 13,68 persen, turun 0,15 persen terhadap September 2021 dan turun 0,46 persen terhadap Maret 2021. Jumlah penduduk miskin di NTB pada Maret 2022 sebanyak 731.940 orang. Berkurang sebanyak 3.360 orang terhadap September 2021 dan berkurang 14.720 orang terhadap Maret 2021.

Kepala BPS Provinsi NTB Wahyudin di Mataram, Jumat (15/7/2022) menjelaskan persentase penduduk miskin perkotaan di NTB pada September 2021 sebesar 14,54 persen turun menjadi 14,10 persen pada Maret 2022. Sedangkan persentase penduduk miskin pedesaan pada September 2021 sebesar 13,12 persen, naik menjadi 13,24 persen pada Maret 2022.

Jumlah penduduk miskin perkotaan di NTB pada Maret 2022 turun sebanyak 5.830 orang. Sebelumnya pada September 2021, jumlah penduduk miskin perkotaan sebanyak 387.670 orang. Sedangkan pada Maret 2022, penduduk miskin perkotaan turun menjadi 381.840 orang.

Sedangkan pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin pedesaan di NTB naik sebanyak 2.450 orang pada Maret 2022. Pada September 2021, jumlah penduduk miskin pedesaan di NTB sebanyak 347.640 orang. Dengan kenaikan itu, penduduk miskin pedesaan di NTB naik menjadi 350.090 orang pada Maret 2022.

Wahyudin menyatakan garis kemiskinan di NTB pada Maret 2022 mengalami kenaikan. Disebutkan, garis kemiskinan pada Maret 2022 sebesar Rp459.826,- per kapita per bulan. Dibandingkan September 2021, garis kemiskinan naik sebesar 4,10 persen. Sedangkan jika dibandingkan Maret 2021, garis kemiskinan di NTB terjadi kenaikan sebesar 8,58 persen.

Garis kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan nonmakanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), lanjut Wahyudin, peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2022 sebesar 74,55 persen.

Dijelaskan, pada Maret 2022, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan di NTB, baik perkotaan maupun pedesaan, pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi sumbangan terbesar sebesar 18,96 persen di perkotaan dan 20,72 persen di pedesaan.

Kemudian rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan di NTB yaitu sebesar 11,55 persen di perkotaan dan 12,04 persen di pedesaan. Komoditi lainnya adalah daging ayam ras menyumbang garis kemiskinan sebesar 3,71 persen di perkotaan dan 2,94 persen di pedesaan.

Selanjutnya telur ayam ras 3,18 persen di perkotaan dan 2,98 persen di pedesaan, kue basah 2,70 persen di perkotaan dan 2,63 persen di pedesaan, mie instan 2,62 persen di perkotaan dan 2,52 di pedesaan. Sementara komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan baik di perkotaan dan pedesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi, dan lainnya.

Baca Juga: SMA Muhammadiyah Mataram Hanya Dapat 9 Siswa Baru

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya