Melambangkan Keberagaman NTB, Rahasia di Balik Filosofi Batik Sasambo 

Pertahankan orisinalitas di tengah gempuran batik printing

Mataram, IDN Times - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu daerah yang memiliki batik yang khas di Indonesia yaitu Batik Sasambo. Kata 'Sasambo' merupakan akronim dari nama tiga suku besar yang mendiami provinsi NTB, yaitu suku Sasak di Pulau Lombok, suku Samawa di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat serta suku Mbojo di Bima dan Dompu.

Pengembangan Batik Sasambo terbilang masih cukup muda karena dimulai pada akhir 2009 oleh anak-anak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Mataram yang dulu bernama Sekolah Menengah Industri Kerajinan (SMIK) Mataram. Batik Sasambo terdiri dari berbagai macam motif yang melambangkan kerukunan dan keberagaman tiga suku besar yang mendiami provinsi NTB.

1. Filosofi batik Sasambo

Melambangkan Keberagaman NTB, Rahasia di Balik Filosofi Batik Sasambo Sejumlah motif batik Sasambo. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Kepala Unit Produksi Kreatif SMK Negeri 5 Mataram, Lalu Darmawan saat berbincang dengan IDN Times, Jumat (30/9/2022) mengatakan meskipun pengembangan Batik Sasambo terbilang masih cukup muda. Tetapi Batik Sasambo memiliki filosofi yang cukup mendalam yaitu mempererat kerukunan dan kebersamaan dari tiga suku besar yang mediami NTB.

Ketiga suku ini menjadi inspirasi pemberian nama batik Sasambo yang merupakan akronim dari Sasak, Samawa, dan Mbojo. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar setiap suku yang berada di provinsi NTB dapat saling memiliki dan melestarikan penggunaan Batik Sasambo sebagai batik khas dari NTB .

"Batik Sasambo ini dimulai sejak akhir 2009, namun embrio atau cikal bakal batik di NTB ini sejalan dengan keberadaan Sekolah Menengah Industri Kerajinan Mataram," tutur Darmawan.

Baca Juga: Buruan! Warga NTB Dapat Diskon Harga Tiket WSBK Mandalika 50 Persen 

2. Motif batik Sasambo

Melambangkan Keberagaman NTB, Rahasia di Balik Filosofi Batik Sasambo Motif batik Sasambo (IDN Times/Muhammad Nasir)

Motif batik Sasambo cukup unik karena dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat NTB. Mulai dari adat, budaya, flora dan fauna yang ada di NTB. Batik Sasambo memiliki empat motif utama, yakni motif sasambo, motif mada sahe atau mata sapi, motif kakando atau tunas bambu, dan uma lengge atau rumah adat.

Selain itu, terdapat juga motif lainnya seperti motif gerabah, kakangkung, mutiara, ombak pesisi, lumbung, gunung Rinjani dan Tambora, lindur Lombok dan lainnya. Batik Sasambo didominasi warna-warna cerah seperti merah, kuning, biru, dan hijau.

Adapun warna merah melambangkan energi, semangat, dan keberanian dalam menempuh kehidupan. Kemudian warna kuning melambangkan kebahagiaan dan menarik perhatian. Selain itu, warna biru melambangkan peruntungan yang baik, optimisme, cinta, dan kedamaian. Serta warna hijau melambangkan kesuburan, daya tahan, keseimbangan, dan persahabatan.

3. Cikal bakal batik Sasambo

Melambangkan Keberagaman NTB, Rahasia di Balik Filosofi Batik Sasambo Kepala UPK SMK Negeri 5 Mataram Lalu Darmawan. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Darmawan menceritakan cikal bakal pengembangan Batik Sasambo di NTB. Meskipun mulai diperkenalkan pada akhir 2009, tetapi pengembangan batik di NTB sudah mulai sejak keberadaan Sekolah Menengah Industri Kerajinan (SMIK) Mataram. Pada tahun 1996/1997, SMIK Mataram diubah namanya menjadi SMK Negeri 5 Mataram dengan core atau rumpun seni dan industri kreatif.

Pada saat bernama SMIK Mataram, ada 4 jurusan yang dimiliki. Yaitu, kriya batik, kriya keramik, kriya ukir dan kriya anyaman. Sekarang, jurusan kriya batik menjadi jurusan kriya batik dan tekstil. Batik Sasambo karya anak-anak SMK Negeri 5 Mataram mendapatkan apresiasi dari Wakil Gubernur NTB, Badrul Munir saat mengikuti pameran pada 2010.

"Pada waktu itu, Wakil Gubernur menanyakan apakah benar ini hasil karya anak-anak sekolah. Setelah mendapatkan penjelasan, ia mengatakan ini punya potensi dikembangkan menjadi kegiatan produktif," cerita Darmawan.

Mulai saat itulah, kata Darmawan, Batik Sasambo mulai terkenal. Dengan dukungan pemerintah daerah, Batik Sasambo dikreasikan menjadi busana kerja hingga berkembang sampai saat ini.

"Kita didukung juga dari regulasi Pemda. Bahkan Pemkot Mataram ada Perwalnya, semua ASN menggunakan batik Sasambo satu hari kerja," katanya.

4. Pertahankan orisinalitas di tengah gempuran batik printing

Melambangkan Keberagaman NTB, Rahasia di Balik Filosofi Batik Sasambo Siswa SMK Negeri 5 Mataram membuat batik Sasambo. (facebook.com/Edy Susilo)

Darmawan mengatakan yakin orisinalitas Batik Sasambo akan tetap bisa dipertahankan meskipun adanya ancaman dari batik printing. Karena menurutnya, Batik Sasambo berbeda dengan batik yang berada di luar daerah NTB.

"Kita keluar dari pakem batik luar daerah. Dari sisi pengerjaan dan corak, kita tidak mengikuti pakem motif batik luar daerah. Motif batik Sasambo mengambil makna dari kekhasan yang ada di NTB," ujarnya.

Dari sisi harga, Batik Sasambo dijual tidak terlalu mahal yaitu di kisaran Rp250 ribu sampai Rp300 ribu dengan ukuran 2,5x1,15 meter. Pengerjaannya masih secara manual, bukan menggunakan mesin.

"Kalau luntur bisa dikembalikan dan kita ganti satu lagi," ucapnya.

Baca Juga: Catat! ini Syarat Menonton WSBK Mandalika 2022  

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya