Laka Laut di NTB, dari Kapal Pengangkut Material hingga Turis

Safety penyeberangan kapal cepat perlu jadi atensi

Mataram, IDN Times - Sejumlah kecelakaan laut terjadi di perairan Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2022 sampai bulan Juni. Mulai dari hilang kontaknya kapal pengangkut material batu untuk perbaikan Sirkuit Mandalika, kapal pengangkut semen yang tenggelam, hingga kapal pengangkut wisatawan asing yang kandas dan mengalami gangguan mesin.

Sebagai daerah wisata yang memiliki banyak pulau-pulau kecil yang cantik, fast boat atau kapal cepat menjadi alat transportasi utama seperti di Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno Kabupaten Lombok Utara, NTB. Namun, masih ditemukan penyedia jasa kapal cepat yang tidak menerapkan standar operasional prosedur (SOP) keamanan bagi penumpang, misalnya tidak menggunakan jaket pelampung ketika berlayar.

1. Kejadian kecelakaan laut di perairan NTB

Laka Laut di NTB, dari Kapal Pengangkut Material hingga TurisKapal wisata yang mengalami gangguan mesin di Selat Lombok mengangkut sejumlah wisatawan dari berbagai negara. (Dok. SAR Mataram)

Beberapa peristiwa kecelakaan laut yang terjadi di periran NTB dalam kurun waktu Januari hingga Juni 2022. Pada 22 Februari 2022, kapal pengangkut material batu untuk perbaikan lintasan Sirkuit Mandalika sempat hilang kontak. Sempat hilang kontak selama 4 hari akibat cuaca buruk. Polairud Polda NTB berhasil mendeteksi keberadaan kapal, menggunakan alat navigasi yang dimiliki.

Kemudian pada Sabtu, 7 Mei 2022, Kapal Motor (KM) Permata Asia GT 1381 memuat ribuan ton semen tenggelam di sekitar perairan utara Pulau Sangiang Kabupaten Bima tujuan Nusa Tenggara Timur (NTT). Para ABK selamat setelah dilakukan evakuasi oleh personel gabungan yang terdiri dari TNI Angkatan Laut, Personel Polairud, Personel Polsek Sape dan Polsek Lambu.

Pada Kamis, 26 Mei 2022, kapal wisata dengan nama "Ikan Terbang" kandas di perairan Pulau Medang Kabupaten Sumbawa. Kapal tersebut membawa 4 penumpang, dua di antaranya merupakan warga negara asing (WNA) asal Prancis. Seluruh penumpang berhasil dievakuasi oleh Tim SAR ke Pelabuhan Badas Kabupaten Sumbawa. 

Selanjutnya, kapal wisata AL II KAI GT 171 yang mengalami permasalahan pada bagian mesin di perairan Selat Lombok, pada Sabtu (4/6/2022) lalu. Kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Benoa, Bali menuju Labuan Bajo mengangkut wisatawan asing dari beberapa negara.

Baca Juga: 3 Kecelakaan Laut di Perairan Bima, Ada yang Tabrakan dan Kapal Bocor

2. Cegah kecelakaan laut, batasi jam operasional kapal cepat

Laka Laut di NTB, dari Kapal Pengangkut Material hingga TurisKepala UPP Kelas II Pemenang Heru Supriyadi (Dok. Istimewa)

Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Pemenang Lombok Utara Heru Supriyadi mengatakan, peristiwa kapal pengangkut wisatawan yang macet di Selat Lombok pada 4 Juni lalu, bukan kecelakaan laut. Tetapi kapal itu hanya mengalami gangguan mesin.

"Kapal berangkat dari Pelabuhan Benoa Bali menuju Labuan Bajo. Cuma ada alat seperti  injeksinya gangguan sehingga mati mesin. Ada sparepart kecil busi kalau di sepeda motor. Itu diganti terus kapal berangkat lagi," tuturnya.

Sementara ini, Heru mengaku membatasi operasional kapal cepat yang mengangkut wisatawan ke perairan laut NTB, seperti kawasan tiga Gili. Termasuk pengawasan ketat terhadap kelayakan operasional kapal. 

"Untuk public boat yang beroperasi di tiga gili, untuk berangkat kami terbitkan olah gerak. Di mana olah gerak kapal kami juga periksa kelengkapan keselamatannya. Kalau tidak lengkap kami tidak akan terbitkan olah gerak dan kami batasi operasional sampai pukul 17.00 Wita, tidak ada penyeberangan lagi," terangnya.

Kaitan dengan safety atau keamanan pelayaran, Heru menyebut semua operator kapal cepat telah menyiapkan. Karena operator kapal cepat telah terorganisir dengan membentuk koperasi. Namun ada penyedia jasa kapal cepat pribadi yang di luar pengawasan Syahbandar Pemenang yang tidak menyiapkan jaket pelampung untuk penumpang.

Heru menyebutkan jumlah trip kapal cepat dari Bali ke tiga gili sebelum pandemik COVID-19 sampai 35 trip setiap hari. Namun setelah pandemik, turun drastis. Saat ini baru ada 8 sampai 9 trip sehari.

Sedangkan layanan kapal cepat atau public boat dari Pelabuhan Bangsal Pemenang menuju kawasan tiga gili dilayani setiap hari. 

3. Penggunaan jaket pelampung perlu jadi atensi

Laka Laut di NTB, dari Kapal Pengangkut Material hingga TurisPenyeberangan dari Pelabuhan Bangsal menuju Gili Trawangan menggunakan public boat. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sebagai daerah yang menjadi tujuan wisatawan domestik dan mancanegara, penerapan SOP pelayaran atau penyeberangan menuju kawasan tiga gili perlu menjadi atensi pihak terkait.

Salah seorang warga Lombok Barat, Amar yang pernah menggunakan public boat ke Gili Trawangan sempat khawatir. Pemilik boat atau kapal cepat sudah menyiapkan jaket pelampung tetapi jarang dipakai oleh penumpang.

"Artinya pihak kapal mengingatkan penumpang supaya lebih safety. Jangan sampai ketika ada kecelakaan baru safety diperhatikan," katanya.

Kapasitas penumpang juga perlu menjadi perhatian. Jangan sampai jumlah penumpang boat melebihi kapasitas. Selain itu, kata Amar, Pelabuhan Bangsal perlu dilengkapi dermaga untuk public boat yang biasa digunakan masyarakat dan wisatawan menuju kawasan tiga gili. Karena saat ini, tidak ada dermaga untuk public boat. Begitu boat atau kapal bersandarlangsung ke bibir pantai.

"Kalau air pasang, penumpang akan basah. Karena dermaga yang ada di Pelabuhan Bangsal hanya untuk kapal cepat ukuran besar. Kalau public boat langsung bersandar ke bibir pantai," kata Amar.

Baca Juga: Fenomena Busa Cokelat di Teluk Bima Dipastikan Akibat Ledakan Alga 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya