Kakek Berusia 80 Tahun di Lombok Raih Gelar Sarjana Sains

Pergi kuliah naik bemo dari Lombok Tengah ke Mataram

Mataram, IDN Times - Usia senja tak menyurutkan seorang kakek di Lombok untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi. Seperti Merdiu (80), berhasil berhasil meraih gelar Sarjana Sains (S.Si) dari Universitas Islam Al-Azhar (Unizar) Mataram.

Merdiu menjadi satu-satunya wisudawan tertua dari Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unizar pada gelaran wisuda Unizar ke-71 di Prime Park Hotel, Jumat (24/6/2022) lalu. Unizar Mataram memberikan apresiasi yang tinggi terhadap segala perjuangan hingga berhasil meraih gelar sarjana di usianya yang sudah tua.

1. Masuk kuliah tahun 2017

Kakek Berusia 80 Tahun di Lombok Raih Gelar Sarjana SainsMerdiu, S.Si, wisudawan tertua pada wisuda Unizar ke-71. (Dok. Unizar)

Mengenakan masker putih dan jubah toga wisuda berwarna hitam-biru, Merdiu naik ke atas panggung dan dikukuhkan sebagai Sarjana Sains oleh Wakil Rektor I Unizar, Dr. Drs. Sahar, SH., MM, dan Ketua Program Studi (Kaprodi) Biologi FMIPA Unizar, Rosalina Edy Swandayani, S.Si., M.Si. Semua yang hadir pada acara wisuda Unizar ke-71 bertepuk tangan ketika tali topi wisuda beliau dipindahkan dari kiri ke kanan oleh Wakil Rektor I dan juga menerima map wisuda yang diberikan oleh Kaprodi Biologi.

Mamiq Merdiu adalah sapaan akrabnya di lingkungan kampus. Mamiq adalah sebutan bagi seorang lelaki, di sebagian wilayah Lombok, yang telah menunaikan ibadah haji tanpa memandang strata sosial dari mana ia berasal. Bersama istri, Mamiq Merdiu menunaikan ibadah haji pada tahun 2013. Bertempat tinggal di Sengkol Lombok Tengah, Mamiq Merdiu memutuskan untuk masuk kuliah di Unizar pada tahun 2017 dengan mengambil program studi Biologi.

Sebagai informasi, pada tanggal 28 April 1992, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unizar mendapat status terdaftar dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) dengan Keputusan Nomor 154/DIKTI/Kep/1992 tentang Pemberian Status Terdaftar kepada Jurusan Biologi Prodi Biologi untuk Jenjang Program S1 pada FMIPA di lingkungan Unizar Mataram. Fakultas inilah yang menjadi embrio dari Fakultas Kedokteran Unizar.

Baca Juga: Hari Raya Idul Adha, Wapres : Boleh Ikut Muhammadiyah atau Pemerintah 

2. Bermodalkan semangat dan niat belajar yang kuat

Kakek Berusia 80 Tahun di Lombok Raih Gelar Sarjana SainsRapor Mamiq Merdiu ketika bersekolah di SMA KORPRI Sengkol pada tahun 1981. (Dok. Unizar)

Bermodalkan semangat dan niat belajar yang kuat, sekalipun tidak didukung oleh sang istri, Mamiq Merdiu melangkahkan kakinya untuk kuliah di Unizar. Meskipun tidak didukung sang istri, namun ia tetap semangat untuk kuliah di Unizar.

“Saya berdiri sendiri. Atas prakarsa saya sendiri saya kuliah. Dulu saya (bekerja di bagian, red) Tata Usaha SMP daerah Sengkol. Sambil bekerja di SMP, saya berkebun juga, dan jaga malam. Anak-anak saya mandek, tidak ada yang lanjut kuliah, saya yang maju kuliah untuk menunjukkan bahwa ilmu itu penting bagi kehidupan," katanya.

Dua anaknya sampai sekarang masih berada di Malaysia Barat, sedangkan dua lagi ada di Lombok. Keempat anaknya adalah perempuan, tidak ada yang laki-laki. "Atas niat saya, saya mengambil kesempatan untuk kuliah dengan memanfaatkan SK kantor wilayah dulu,” ceritanya.

3. Pergi kuliah naik bemo Sengkol - Mataram

Kakek Berusia 80 Tahun di Lombok Raih Gelar Sarjana Sainsilustrasi melepas toga saat wisuda (Pexels/ Emily Ranquist)

Sepanjang perkuliahan berlangsung, Mamiq Merdiu berangkat ke kampus dan kembali ke tempat tinggalnya di Sengkol Lombok Tengah dengan menggunakan bemo. Dua kali pergantian bemo.

Pihak kampus menerima baik kedatangannya karena melihat semangat yang masih ingin belajar di usianya yang sudah tidak lagi muda. Inilah yang dinamakan lifelong learning atau belajar itu sepanjang hayat, tidak mengenal batasan waktu dan usia.

Kepala bagian Tata Usaha FMIPA Unizar, Arista Suci Andini, S.Si., M.Si, menuturkan Mamiq Merdiu cukup rajin datang ke kampus. Bahkan ketika ujian pun hadir. "Beliau membacanya masih bagus dan menjawab semua soal, walaupun ada jawaban-jawabannya yang kurang tepat. Kita sangat menghargai effort beliau,” kata Suci yang juga merupakan dosen mata kuliah mikrobiologi.

Baca Juga: Anak Penjual Kue di Bima Dapat Beasiswa Kedokteran di UI

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya