Fenomena 'Citayam Fashion Week', Pemkot Mataram Siapkan Kreatif Hub 

Kawal kreativitas agar gak langgar etika dan norma

Mataram, IDN Times - Fenomena Citayam Fashion Week sedang ramai menjadi perbincangan di Indonesia. Kegiatan Citayam Fashion Week populer di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Hal ini juga menyita perhatian Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menjawab fenomena Citayam Fashion Week yang sedang menjadi perbincangam di kalangan anak muda, Pemkot Mataram menyiapkan kreatif hub. Kreatif hub merupakan tempat ruang ekspresi bagi anak-anak muda di Kota Mataram seperti di Taman Wisata Loang Balok dan Taman Sangkareang.

1. Budaya kontemporer di kehidupan kota yang modern

Fenomena 'Citayam Fashion Week', Pemkot Mataram Siapkan Kreatif Hub RTH Taman Sangkareang Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Walikota Mataram Mohan Roliskana mengatakan fenomena Citayam Fashion Week merupakan budaya komtemporer anak-anak muda di kehidupan kota yang modern. Pemkot Mataram, kata Mohan, telah menyiapkan banyak ruang ekspresi bagi anak muda yang berada di ibu kota Provinsi NTB.

"Banyak ruang-ruang ekspresi yang disiapkan di Kota Mataram. Di ruang-ruang terbuka hijau dan ruang publik banyak sekali. Dan saya pikir kalau masyarakat kota itu ide, selera dan cita rasanya terus berkembang sesuai perkembangan zaman. Serta mereka lebih kreatif," kata Mohan dikonfirmasi IDN Times, Kamis (27/7/2022).

Baca Juga: Rp1,7 Triliun Dana Pemda NTB 'Nganggur' di Bank 

2. Kreativitas jangan melanggar etika dan norma

Fenomena 'Citayam Fashion Week', Pemkot Mataram Siapkan Kreatif Hub Walikota Mataram Mohan Roliskana. (Dok. IDN Times)

Ketua DPD Partai Golkar NTB ini mengungkapkan Pemkot Mataram akan mendukung kreativitas para anak muda dengan menyiapkan ruang ekspresi. Sepanjang kreativitas anak-anak muda itu tidak melanggar etika dan norma-norma.

Kreativitas anak muda akan terus dikawal. "Jangan sampai melampaui batas etika dan norma apa yang mereka lakukan," katanya.

Mohan mengatakan Pemkot Mataram pihaknya terus mengupayakan pemenuhan ruang terbuka hijau (RTH) sebagai tempat ruang ekspresi dan kreativitas warga Kota Mataram. Pemerintah pusat mewajibkan kabupaten/kota memenuhi kebutuhan RTH 30 persen dari total luas lahan.

Dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Mataram mencantumkan 509 hektare luas lahan hijau atau lahan pertanian pangan berkelanjutan dari total luasnya sebelumnya 1.800 hektare. Beberapa RTH publik yang ada di Kota Mataram yaitu Taman Selagalas, Taman Udayana, Ruang Terbuka Hijau Pagutan, dan Taman Sangkareang.

"RTH belum cukup. Kalau dari segi ketersediaan lahan belum cukup. Kondisi itu karena terbatas lahan," ucap Mohan.

3. Kreatif Hub dapat dimanfaatkan anak muda Kota Mataram

Fenomena 'Citayam Fashion Week', Pemkot Mataram Siapkan Kreatif Hub Taman hiburan rakyat Loang Baloq Kecamatan Sekarbela Kota Mataram (IDN Times/Muhammad Nasir)

Salah seorang anak muda Kota Mataram Lalu Candra Yudhistira mengatakan fenomena Citayam Fashion Week yang sedang ramai jadi perbincangan merupakan sebuah gerakan kreatif. Namun ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu keamanan, kebersihan dan lainnya.

"Tapi kalau bicara Citayem Fashion Week, keren banget. Itu salah satu gerakan kreatif," kata pria yang biasa disapa Poci ini.

Pemkot Mataram sendiri, kata Poci, telah menyiapkan kreatif hub bagi anak-anak muda untuk menunjukkan ekspresi dan kreativitasnya. Sehingga kegiatan seperti Citayam Fashion Week tidak mesti dilakukan di jalan raya tetapi sudah ada ruang ekspresi yang disiapkan.

"Beberapa kreatif hub telah disiapkan seperti Taman Loang Baloq, Taman Sangkareang dan beberapa spot event, itu bisa dimanfaatkan oleh teman-teman. Pemkot Mataram sudah menyiapkan sarana, ruang-ruang kreatif yang dimanfaatkan oleh anak-anak muda," kata Poci.

Keberadaan RTH di masing-masing daerah diharapkan dapat meningkatkan indeks kebahagiaan warga. Di NTB sendiri, indeks kebahagiaan penduduknya masih rendah. Berdasarkan data BPS tahun 2021, dari 34 provinsi di Indonesia, NTB masuk lima provinsi dengan indeks kebahagiaan penduduk terendah. Bahkan indeks kebahagiaan penduduk NTB berada di bawah Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Lima provinsi dengan indeks kebahagiaan terendah di Indonesia adalah Jawa Barat 70,23, NTB 69,98 , Papua 69,87, Bengkulu 69,74 dan Banten 68,08. Sedangkan lima provinsi dengan indeks kebahagiaan penduduk tertinggi adalah Maluku Utara 76,34, Kalimantan Utara 76,33, Maluku 76,28, Jambi 75,17 dan Sulawesi Utara 74,96.

Sementara itu, indeks kebahagiaan penduduk provinsi tetangga seperti Bali dan NTT berada di atas NTB. Indeks kebahagiaan penduduk provinsi NTT berada pada peringkat 29 nasional, yaitu sebesar 70,31. Sedangkan Provinsi Bali berada pada peringkat 24 nasional dengan indeks kebahagiaan sebesar 71,44.

Indeks kebahagiaan penduduk NTB tahun 2021 mengalami penurunan. Pada 2017, indeks kebahagiaan penduduk NTB sebesar 70,70. Sementara pada 2021, indeks kebahagiaan penduduk NTB turun menjadi 69,98.

Baca Juga: Lelang Merchandise Pembalap MotoGP Digelar Jelang WSBK Mandalika 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya