Dua Pasien Gagal Ginjal Akut Asal NTB Kini Dirawat di RS Sanglah Bali 

Tercatat sebagai pasien RS Sanglah Bali

Mataram, IDN Times - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi menyebutkan ada dua anak yang menderita gagal ginjal akut misterius dari NTB. Namun, keduanya tercatat sebagai pasien penderita gagal ginjal akut di Rumah Sakit (RS) Sanglah, Bali.

"Sudah ada pasien yang berasal dari NTB bulan Agustus dan September. Karena data awal berbasis RS, maka tercatat sebagai pasien RS Sanglah," kata dr. Eka dikonfirmasi IDN Times di Mataram, Sabtu (22/10/2022).

1. Orang tua disarankan berikan obat puyer untuk anak yang sakit

Dua Pasien Gagal Ginjal Akut Asal NTB Kini Dirawat di RS Sanglah Bali ilustrasi obat (spunout.ie)

Pihaknya menyarankan supaya orang tua tidak membeli obat secara bebas untuk anaknya yang sedang sakit. Masyarakat diminta menggunakan obat yang terdaftar resmi dengan memperhatikan izin edarnya dan diperoleh dari sumber yang resmi berizin.

Kemudian memperhatikan aturan pakai dan membaca secara seksama peringatan dalam kemasan obat. "Saat ini, kita memakai tablet yg dihaluskan atau puyer, untuk pasien anak anak yang sakit," kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB ini.

Baca Juga: Segera Dibuka, ini Rincian 1.171 Lowongan PPPK Kemenag NTB 

2. Masyarakat diimbau tetap tenang

Dua Pasien Gagal Ginjal Akut Asal NTB Kini Dirawat di RS Sanglah Bali Kepala Dinkes Provinsi NTB dr. Lalu Hamzi Fikri. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Lalu Hamzi Fikri yang dikonfirmasi belum memberikan jawaban soal adanya kasus gagal ginjal akut misterius di NTB. Sebelumnya, Fikri mengatakan dengan mempertimbangkan keputusan Kementerian Kesehatan RI dan keterangan BPOM RI, sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi NTB mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada.

Hamzi menjelaskan penyebab gagal ginjal akut misterius ini masih dalam proses penelitian dan penelusuran penyebab pastinya oleh BPOM dan Kemenkes RI. Apakah berasal dari cemaran Etilen Glikol dan Dietilen Glikol atau dapat juga karena faktor risiko lainnya.

Untuk itu, tenaga kesehatan, fasilitas tenaga kesehatan (fasyankes), apotek maupun toko obat untuk sementara waktu diminta tidak memberikan obat-obatan dalam bentuk sirop sampai terdapat hasil investigasi yang dikeluarkan oleh BPOM dan Kemenkes RI.

Apabila anak mengalami gejala khas yaitu penurunan jumlah dan frekuensi BAK atau tidak ada urine selama 12 jam, dengan atau tanpa demam, batuk, pilek, diare, mual dan muntah. Maka, kata Hamzi, masyarakat harus segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut terutama yang berusia di bawah 6 tahun.

3. Turunkan demam anak gunakan kompres air hangat

Dua Pasien Gagal Ginjal Akut Asal NTB Kini Dirawat di RS Sanglah Bali ilustrasi kompres hangat (nowtolove.com.au)

Dalam penggunaan obat, lanjut Fikri, masyarakat diminta tidak mengonsumsi obat-obatan sirop secara bebas. Untuk perawatan anak yang sakit, lebih mengedepankan tatalaksana non farmakologis atau tanpa obat.

Misalnya dengan menggunakan kompres air hangat untuk menurunkan demam pada anak. Selama masa perawatan agar memastikan kebutuhan cairan anak terus terpenuhi. Apabila sangat dibutuhkan dapat menggunakan obat selain sediaan sirop seperti tablet, kapsul, dan lainnya dengan terlebih dahulu berkonsultasi kepada dokter, apoteker atau tenaga kesehatan.

"Saat penggunaan obat dan membuang sisa obat cairan yang sudah terbuka atau disimpan dalam jangka waktu lama," kata Fikri.

Baca Juga: Groundbreaking Desember, Kereta Gantung Rinjani Dibangun Dua Tahun 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya