Belasan Kecamatan di NTB Masuk Level Siaga dan Waspada Kekeringan 

BMKG ingatkan potensi kebakaran hutan dan lahan

Mataram, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis yang berpotensi terjadi di NTB. Bencana kekeringan meteorologis yang kerap melanda NTB di musim kemarau terpantau mulai terjadi di sebagian wilayah NTB.

BMKG Stasiun Klimatologi NTB mencatat terdapat 14 kecamatan di NTB yang sudah masuk level siaga dan waspada kekeringan. Saat ini, NTB sedang memasuki puncak musim kemarau.

1. Daftar daerah level siaga dan waspada kekeringan di NTB

Belasan Kecamatan di NTB Masuk Level Siaga dan Waspada Kekeringan pixabay.com

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB, Angga Permana, Rabu (20/7/2022) menyebutkan 14 daerah atau kecamatan yang masuk level siaga dan waspada kekeringan di NTB. Untuk daerah yang masuk level siaga kekeringan terdapat di Kecamatan Wawo, Bolo, Woha Kabupaten Bima, Kecamatan Pringgabanya, Sambelia, dan Suela Kabupaten Lombok Timur, Kecamatan Buer Kabupaten Sumbawa dan Kecamatan Maluk Kabupaten Sumbawa Barat.

Sedangkan daerah yang masuk level waspada kekeringan terdapat di Kecamatan Bolo dan Kilo Kabupaten Dompu, Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah, Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur, dan Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara.

Baca Juga: 7 Saksi Telah Diperiksa Terkait Dugaan Eksploitasi Joki Cilik di NTB 

2. Curah hujan di NTB rendah

Belasan Kecamatan di NTB Masuk Level Siaga dan Waspada Kekeringan Peta analisis curah hujan di NTB. (Dok. BMKG Stasiun Klimatologi NTB)

Angga menjelaskan curah hujan di wilayah NTB pada dasarian II Juli 2022 hampir seluruhnya didominasi kategori rendah yaitu di bawah 10 mm/dasarian. Namun terdapat beberapa wilayah dengan intensitas hujan 21 – 50 mm/dasarian yang terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Lombok Utara dan sebagian wilayah Sumbawa bagian Selatan.

Curah Hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Santong, Kabupaten Lombok Utara dan Pos Hujan Lunyuk di Kabupaten Sumbawa sebesar 29 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian II Juli 2022 di wilayah NTB didominasi kategori Bawah Normal (AN). Namun sifat hujan Atas Normal juga terjadi di sebagian Kabupaten Lombok Barat bagian Utara, sebagian Kabupaten Lombok Utara, sebagian wilayah Kabupaten Sumbawa bagian selatan, serta sebagian kecil wilayah Bima dan Dompu bagian selatan.

Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB umumnya dalam kategori sangat pendek (6 – 10 hari) hingga menengah (11 – 20 hari). Namun di sebagian wilayah sudah terpantau HTH dengan katagori sangat panjang (31 – 60 hari).

HTH terpanjang terpantau terjadi di wilayah Perigi Kabupaten Lombok Timur, sepanjang 47 hari atau masuk kategori sangat panjang. Disebutkan peluang curah hujan pada dasarian III Juli 2022 sudah mulai berkurang. Peluang curah hujan dengan intensitas di bawah 20 mm/dasarian terjadi merata di seluruh wilayah NTB dengan probabilitas di atas 80 persen.

3. Waspadai kebakaran hutan dan lahan

Belasan Kecamatan di NTB Masuk Level Siaga dan Waspada Kekeringan Ilustrasi kebakaran hutan (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Memasuki periode puncak musim kemarau 2022, masyarakat NTB perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, hingga suhu dingin yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun demikian, kata Angga, masyarakat juga tetap perlu mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem bersifat lokal.

Seperti terjadinya angin kencang dan hujan yang terjadi secara tiba-tiba. Masyarakat juga diimbau untuk dapat mengantisipasi terjadinya potensi kekeringan dengan membuat tampungan air terutama pada wilayah yang rentan.

Baca Juga: Rugi Rp2 Miliar, Pengusaha Ikan Koi di Lombok Surati Presiden Jokowi 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya