500 Ribu Warga NTB Alami Kekeringan, Dana Air Bersih Cuma Rp800 Juta

NTB memasuki akhir musim kemarau

Mataram, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB menyebutkan sebanyak 9 kabupaten/kota, 74 kecamatan dan 296 desa di NTB dilanda kekeringan. Jumlah masyarakat yang terdampak mencapai 100 ribu KK atau sekitar 500 ribu jiwa.

Dari 10 kabupaten/kota di NTB, hanya Kota Mataram yang tidak dilanda kekeringan. Sementara 9 kabupaten/kota lainnya seperti Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, Bima dan Kota menjadi daerah langganan kekeringan setiap tahun di NTB.

1. Sumbawa dan Lombok Timur tetapkan status tanggap darurat

500 Ribu Warga NTB Alami Kekeringan, Dana Air Bersih Cuma Rp800 JutaKepala Pelaksana BPBD NTB Sahdan. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Kepala Pelaksana BPBD NTB Sahdan di Mataram, Senin (12/9/2022) mengatakan saat ini baru dua kabupaten yang sudah meningkatkan status kekeringan dari siaga darurat menjadi tanggap darurat. Yaitu, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Sumbawa.

Karena dua kabupaten telah menetapkan status tanggap darurat kekeringan, kata Sahdan, maka Pemprov NTB juga akan meningkatkan status siaga menjadi tanggap darurat. SK Gubernur tentang status tanggap darurat kekeringan sudah diajukan untuk ditandatangani.

"Nungkin nanti akan menyusul kabupaten Bima dan Lombok Tengah. Kaena kondisinya luar biasa," kata Sahdan

Baca Juga: Seorang Kakek di Lombok Ditemukan Tewas di Belakang Kantor Polisi 

2. 500 ribu jiwa terdampak

500 Ribu Warga NTB Alami Kekeringan, Dana Air Bersih Cuma Rp800 JutaPolisi dikerahkan mendistribusikan air bersih kepada warga terdampak kekeringan di Lombok Barat. (dok. Polres Lombok Barat)

Sahdan menyebutkan masyarakat yang terdampak kekeringan di NTB sekitar 500 ribu jiwa atau setengah juta orang. Penanganan jangka pendek yang dilakukan saat ini berupa pendistribusian air bersih kepada masyarakat yang terdampak cukup parah.

Pendistribusian air bersih bukan saja dilakukan BPBD tetapi juga Dinas Sosial Provinsi NTB. Setiap hari, Dinas Sosial mendistribusikan air bersih sebanyak 15.000 liter atau tiga mobil tangki dengan kapasitas masing-masing 5.000 liter.

"Untuk keperluan mandi, minum dan memasak selama satu hari satu KK butuh 1,2 meter kubik. Tapi itu tidak bisa kita penuhi. Makanya sekarang ini hanya untuk minum dan masak sebanyak 20 liter," sebutnya.

3. Ajukan anggaran BTT Rp800 juta untuk penyaluran air bersih

500 Ribu Warga NTB Alami Kekeringan, Dana Air Bersih Cuma Rp800 Jutailustrasi uang tunai baru (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Sahdan menyebutkan BPBD sudah mengajukan anggaran dari belanja tidak terduga (BTT) sebesar Rp800 juta untuk penyaluran air bersih kepada warga terdampak kekeringan. BPBD NTB tidak langsung menyalurkan air bersih ke kabupaten/kota tetapi lewat BPBD masing-masing.

"Kami akan membagi dana itu ke BPBD kabupaten/kota. Nanti mereka yang melaksanakan tinggal dipertanggungjawabkan," ucapnya.

Sementara itu, Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB, Nindya Kirana menjelaskan curah hujan di wilayah NTB pada dasarian I September 2022 didominasi kategori rendah (<50 mm/dasarian) hingga (menengah 51 -150 mm/dasarian). Terdapat sebagian kecil wilayah yang curah hujannya dalam kategori tinggi (151 – 200 mm/dasarian).

"Curah hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat sebesar 178.5 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian I September 2022 di wilayah NTB didominasi atas normal," terang Nindya.

4. Daerah level awas dan waspada kekeringan di NTB

500 Ribu Warga NTB Alami Kekeringan, Dana Air Bersih Cuma Rp800 JutaIlustrasi (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)

Berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB berada pada kategori sangat pendek (1 - 5 hari) hingga ekstrem panjang (>60 hari). HTH dengan kategori ekstrem panjang terpantau terjadi di Kecamatan Woha, Kabupaten Bima sepanjang 105 hari.

Nindya menambahkan peringatan dini kekeringan meteorologis pada level awas terdapat di Kabupaten Bima yaitu di wilayah Kecamatan Woha. Kemudian level waspada terdapat di Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Sambelia, Kabupaten Sumbawa yaitu di Kecamatan Lape dan Kabupaten Bima di Kecamatan Lambu dan Sape.

Nindya menjelaskan saat ini NTB memasuki akhir periode musim kemarau 2022 dan masa peralihan musim kemarau ke musim hujan. Untuk itu, masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi hujan dan cuaca ekstrem yang bisa terjadi secara tiba-tiba dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Banyak Nelayan di Lombok Terpaksa Tidak Melaut

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya