396 Kasus Suspek Chikungunya di NTB, Kenali Gejalanya!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mataram, IDN Times - Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat jumlah kasus suspek chikungunya sampai minggu ketiga Januari 2023 sebanyak 396 kasus. Sedangkan sepanjang 2022, jumlah kasus suspek chikungunya sebanyak 1.675 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. Lalu Hamzi Fikri mengatakan gejala penyakit chikungunya seperti nyeri sendi, lumpuh disertai bercak-bercak kemerahan pada badan. "Umumnya kayak lumpuh gitu dipersendian dan nyeri otot. Bisa juga memang kejang, ini disebabkan karena respon tubuh terhadap penyakit yang masuk," kata Fikri di Mataram, Jumat (3/2/2023).
1. Perbanyak minum air putih
Bagi masyarakat yang kena penyakit chikungunya, disarankan banyak meminum air putih. Pasalnya, penyakit chikungunya menyebabkan banyak kehilangan cairan tubuh.
"Karena biasanya pasien pasien ini seperti kering tenggorokan, terus muntah. Dan kalau diperlukan terapi tambahan yang terpenting adalah pencegahan. Seperti di desa desa itu biasanya pakai kelambu di tempat tidur," ujarnya.
Baca Juga: NTB 'Pede' Gunakan e-PPBGM, Angka Stunting Turun Jadi 16,84 Persen
2. Cara kendalikan vektor penyakit chikungunya
Hal terpenting yang perlu dilakukan adalah mengendalikan vektor penyakit chikungunya. Chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Pengendalian vektor penyakit chikungunya ini dengan cara pemberantasan sarang nyamuk. Yaitu, menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas seperti kaleng atau barang bekas yang berpotensi menampung air hujan. Kemudian menutup tempat penampungan air. Intinya, kata Fikri, penyakit chikungunya bisa dicegh dengan menjaga kebersihan lingkungan.
3. Terbanyak di Kota Bima
Dari 396 kasus suspek chikungunya sampai minggu ketiga Januari 2023, terbanyak di Kota Bima sebanyak 154 kasus. Kemudian disusul Kabupaten Sumbawa 83 kasus, Lombok Tengah 68 kasus, Lombok Barat 47 kasus. Selanjutnya, Lombok Timur 21 kasus, Kabupaten Bima 17 kasus, Kota Mataram 4 kasus dan Dompu 2 kasus.
Sedangkan pada 2022 sebanyak 1.675 kasus suspek chikungunya dengan rincian Kota Bima 539 kasus, Dompu 309 kasus, Kabupaten Bima 289 kasus. Selanjutnya, Lombok Barat 218 kasus, Sumbawa 131 kasus, Lombok Timur 73 kasus, Lombok Tengah 71 kasus dan Kota Mataram 39 kasus.
Baca Juga: Pengiriman TKI ke Arab Saudi Dibuka, Ada 1.500 Job Order