40 Jurnalis Perempuan Dilatih Liputan Investigasi oleh Dandhy Laksono

FJPI bekerjasama dengan Kedubes Australia lakukan pelatihan

Mataram, IDN Times – Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Australia di Indonesia menyelenggarakan pelatihan bagi anggota FJPI. Pelatihan meliput berita investigasi itu mengundang Dandhy Dwi Laksono sebagai pembicara.

Pelatihan berlangsung selama dua hari, yaitu Sabtu dan Minggu (4-5 Juni 2022). Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh 40 peserta yang berasal dari 14 cabang FJPI di Indonesia. Pelatihan yang diselenggarakan secara daring itu juga membahas tentang proposal dan Term of Reference (TOR) liputan investigasi.

Ketua FJPI, Uni Lubis memberikan mengapresiasi kegiatan yang melibatkan jurnalis perempuan dari berbagai provinsi di Indonesia itu. Uni juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kedubes Australia di Indonesia karena sudah memberikan ruang  dan kesempatan bagi jurnalis untuk semakin memperdalam ilmu investigasinya.

“Setelah dipelajari, jangan lupa untuk dipraktekkan. Jurnalis perempuan harus meliput semua isu, termasuk meliput berita investigasi,” ujar Uni yang hadir secara daring pada Sabtu (4/6/2022).

1. Dandhy Laksono berikan berbagai tips meliput investigasi

40 Jurnalis Perempuan Dilatih Liputan Investigasi oleh Dandhy LaksonoPelatihan liputan investigasi yang diselenggarakan oleh FJPI bekerjasama dengan Kedubes Australia dengan Dandhy Laksono sebagai narasumber (Dok FJPI)

Pada pelatihan yang berlangsung dua hari itu, Dandhy yang menjadi narasumber memberikan sejumlah tips dan trik dalam meliput berita investigasi. Menurutnya, selalu ada cara untuk bisa mendapatkan liputan yang diinginkan. Namun demikian, harus diikuti dengan data awal yang kuat.

Dalam kegiatan tersebut, Dandhy mengatakan bahwa liputan investigasi berbeda dengan liputan mendalam. Saat liputan investigasi lebih banyak menunjukkan sebuah peristiwa dengan mengulas lebih banyak hal. Selain itu dampak dan manfaatnya terhadap masyarakat juga dapat terlihat.

Menurutnya, berita investigasi sendiri menjadi salah satu bentuk verifikasi lengkap, data yang rapi dan memiliki risiko. Tidak jarang, dalam meliput berita investigasi juga akan berhadapan dengan persoalan hukum.

"Saya ingin mengajak kita semua lebih optimistis dalam membuat berita investigasi, karena dengan investigasi kita lebih kaya data dan sulit adanya celah untuk dipersoalkan dengan hukum. Membuat berita investigasi mendorong kita harus lebih rapi lagi datanya,” ujar Dandhy.

Baca Juga: Pemanah Misterius di Bima Akhirnya Ditangkap, Ternyata Masih Remaja

2. Kasus pada jurnalis karena data tidak kuat

40 Jurnalis Perempuan Dilatih Liputan Investigasi oleh Dandhy LaksonoPelatihan liputan investigasi yang diselenggarakan oleh FJPI bekerjasama dengan Kedubes Australia dengan Dandhy Laksono sebagai narasumber (Dok FJPI)

Dandhy juga menyoroti soal banyaknya jurnalis yang terjerat kasus hukum. Menurutnya, hal itu merupakan salah satu risiko yang bisa saja dihadapi ketika menyajikan berita yang berkaitan tentang persoalan tertentu. Namun harus dilihat, apakah berita itu memberikan dampak positif terhadap masyarakat atau tidak.

Dia juga menyoroti soal data yang diperoleh oleh jurnalis sebelum dipublikasikan. Dalam menulis atau menyajikan berita invetigasi, data awal haruslah kuat. Sebelum memutuskan untuk menjadikan itu sebagai laporan investigasi, terlebih dahulu harus dilakukan verifikasi. Dengan demikian data awal yang dimiliki oleh jurnalis itu menjadi semakin kuat.

“Ada dua cara dalam mencari informasi atau data, yaitu dengan cara legal dan ilegal. Kalau jurnalis sudah memutuskan untuk mendapatkan data dengan cara ilegal, maka harus siap dengan konsekuensinya, salah satunya harus berhadapan dengan hukum,” ujarnya.

Meski demikian, Dandhy tidak menyarankan cara-cara ilegal itu untuk mendapatkan hasil liputan yang akan disajikan kepada masyarakat. Ia menyebut pentingnya jurnalis menjaga diri untuk tetap aman selama melakukan peliputan atau setelah menyajikan hasil liputannya.

3. Teknik meliput investigasi

40 Jurnalis Perempuan Dilatih Liputan Investigasi oleh Dandhy LaksonoPelatihan liputan investigasi yang diselenggarakan oleh FJPI bekerjasama dengan Kedubes Australia dengan Dandhy Laksono sebagai narasumber (Dok FJPI)

Dandhy memberikan tips atau teknik meliput berita investigasi. Di antaranya yaitu dengan cara melakukan pengamatan, penyamaran atau teknik menempel pada sumber atau subyek, termasuk dengan cara berbaur. Teknik-teknik itu dapat dicoba untuk bisa mendapatkan hasil liputan yang lengkap. Meski begitu, dia menyarankan untuk menggunakan teknik yang paling aman. Jika tidak berhasil, maka bisa menggunakan teknik lainnya.

“Misalnya kita melakukan pengamatan, pengintaian begitu. Supaya kita tahu seperti apa di sana. Jadi banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan hasil liputan investigasi. Apalagi jika itu demi kepentingan orang banyak,” ujarnya.

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari itu memberikan banyak ilmu bagi 40 jurnalis perempuan yang menjadi peserta. Salah satunya adalah Azmah yang merupakan jurnalis perempuan asal Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dia merasa senang karena memiliki kesempatan untuk belajar liputan investigasi dari Dandhy Laksono secara daring.

“Selama dua hari, saya mendapatkan banyak ilmu liputan investigasi. Semoga saya bisa menerapkan ilmu yang saya dapatkan untuk bisa menulis berita investigasi yang komprehensif dan mendalam,” ujarnya.

Baca Juga: Diduga Korupsi Rp8,4 Miliar, Bupati dan Sekda Bima Dilaporkan ke KPK

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya