Siswa SMPN 2 Satu Atap Bima Harus Naik Bukit 7 Kilometer Demi ANBK

Tak ada sinyal internet jadi kendala asesmen nasional

Bima, IDN Times - Siswa SMPN 2 Satu Atap di Desa Lere Kecamatan Parado Kabupaten Bima harus berjuang keras agar bisa mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Betapa tidak, mereka harus menaiki bukit dengan jarak 7 kilometer dari sekolah, agar terjangkau dengan layanan internet.

"Jika tidak ke bukit, ANBK tidak bisa dilaksanakan. Karena di sekolah kami sama sekali tak ada sinyal internet," keluh Kepala SMPN 2 Satu Atap, Dedi Damarnto yang dikonfirmasi, Jumat (23/9/2022).

1. Dibuatkan tenda

Siswa SMPN 2 Satu Atap Bima Harus Naik Bukit 7 Kilometer Demi ANBKIlustrasi (ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan)

Guna memastikan kenyamanan peserta selama ANBK berlangsung, Damarnto mengaku pihaknya harus membawa meja belajar. Termasuk membangun tenda menggunakan tarpal di atas bukit, agar terlindungi dari terik matahari.

"Alhamdulillah semua rangkaian ANBK berjalan lancar. Meskipun kami harus kecapean naiki bukit," keluh dia lagi.

Kondisi di sekolahnya, sebut Damarnto tidak seperti kebanyakan sekolah lain di Kabupaten Bima. Mereka dengan santai mengikuti ANBK dalam kelas, didukung dengan fasilitas jaringan dan penunjang lainnya.

"Mungkin hanya sekolah kami yang harus ANBK seperti ini," ungkapnya.

Baca Juga: Sudah Ada Dua Tersangka, Kasus Korupsi Rp5,1 Miliar di Bima Mandek

2. Pemda diharapkan fasilitasi pembangunan tower

Siswa SMPN 2 Satu Atap Bima Harus Naik Bukit 7 Kilometer Demi ANBKSuara Flores

Dengan kondisi ini, Damarnto berharap dapat dilirik oleh pemda setempat. Paling tidak, membangun tower baru atau meningkatkan kapasitas jangkauan sinyal pada pemancar jaringan yang telah dibangun sebelumnya.

"Agar kegiatan ANBK periode selanjutnya kami bisa laksanakan di dalam kelas. Gak lagi naik bukit seperti saat ini," ungka dia penuh harapan.

3. Kegiatan berbasis online akan terbengkalai

Siswa SMPN 2 Satu Atap Bima Harus Naik Bukit 7 Kilometer Demi ANBKPelaksanaan ANBK SD di Kabupaten Sleman. Dok: Humas Sleman

Senada juga disampaikan Kepala Desa Lere bernama Dahlan SH. Dia mengaku prihatin dengan kondisi layanan internet di wilayah setempat, mengharuskan warganya naik bukit agar dapat dijangkau internet.

"Kasian para siswa, harus naik bukit begitu. Tapi apa daya, mau gak mau harus dilakukan agar bisa ANBK," terangnya.

Kades berharap kebutuhan jaringan internet di Desa Lere bisa diatensi pemerintah daerah ke depannya. Karena akses itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat, sekolah dan pelayanan publik lainnya.

"Sangat butuhkan jaringan internet bisa dibangun di desa kami. Kalau seperti ini terus, kegiatan yang membutuhkan layanan internet kedepan akan terbengkalai," pungkasnya.

Baca Juga: Melihat Jejak Sejarah Peradaban Hindu-Budha di Bima

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya