Pacuan Kuda Joki Cilik di Bima Tetap Digelar Demi Promosi Wisata

Dua anak tewas dalam tiga tahun terakhir

Bima, IDN Times- Pemerintah Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tetap mendukung event pacuan kuda menggunakan joki cilik, meski tiga tahun terakhir telah menewaskan dua anak. Keputusan itu menindaklanjuti surat edaran yang diterbitkan Bupati Bima pada tanggal 9 Juli lalu, nomor 709/036/05/2022 tentang Joki Cilik Bagian Dari Eksploitasi Anak.

"Sudah kami keluarkan surat edaran baru sebagai tindak lanjut surat edaran Bupati sebelumnya. Itu berdasarkan hasil rapat pembahasan jajaran pemerintah daerah dan para pengurus organisasi berkuda," jelas Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Bima, Suryadin MSi, Rabu (27/7/2022).

1. Dipertahankan dengan alasan sebagai sarana promosi pariwisata

Pacuan Kuda Joki Cilik di Bima Tetap Digelar Demi Promosi WisataPantai Lawata di Bima (Kabar Bima)

Pada surat edaran tentang joki cilik yang ditujukan kepada Ketua Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) itu, memuat empat poin penting. Pertama pihaknya akan tetap mendukung penyelenggaraan event pacuan kuda di kabupaten Bima. 

"Karena itu sebagai salah satu sarana yang harus dilakukan untuk promosi pariwisata di daerah," terang alumni Unhas Makassar ini.

Kemudian pada penyelenggaraan nanti, akan selalu memperhatikan hak-hak dasar anak. Misalnya tetap memprioritaskan pendidikan, termasuk waktu mereka untuk bermain.

2. Menyediakan tim medis di arena pacuan kuda

Pacuan Kuda Joki Cilik di Bima Tetap Digelar Demi Promosi Wisatainstagram

Selain itu, arena pacuan kuda juga akan ditata agar aman sesuai standar. Termasuk menyediakan tim medis untuk mengantisipasi jika terjadi kecelakaan. Tim medis nanti juga akan mengecek kesehatan anak sebelum event tradisional itu digelar.

Sementara untuk usia joki akan disesuaikan dengan kelas kuda yang ditunggangi. Termasuk penyediaan perangkat keselamatan seperti pelindung tubuh (body protector), pelindung siku dan lutut, pelindung kepala (helm). 

Baca Juga: Seorang Siswa di Bima Dikeroyok Gegara Saling Caci Maki Melalui WA

3. Pedoman penyelenggaraan pacuan kuda diharapkan segera disusun

Pacuan Kuda Joki Cilik di Bima Tetap Digelar Demi Promosi Wisatailustrasi dokumen-dokumen kertas (pexels.com/pixabay)

Di samping pelindung joki, diakui Suryadin nanti juta akan disediakan obat dan pelindung pertama jika terjadi kecelakaan. Terhadap sejumlah pedoman penyelenggaraan pacuan kuda tersebut, pihak panitia diharapkan agar segera menyusun sebagai acuan pelaksanaan event. 

"Dengan berkoordinasi ke pemerintah daerah dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bima," tandasnya. 

4. Tiga tahun terkahir, 2 joki cilik tewas saat menunggang kuda

Pacuan Kuda Joki Cilik di Bima Tetap Digelar Demi Promosi WisataIlustrasi jenazah (IDN Times/Sukma Shakti)

Tiga tahun terakhir, diketahui sudah dua bocah yang tewas saat menunggang kuda. Pertama, kejadian pada tahun 2019 lalu. M Sabila Putra jatuh tersungkur setelah kehilangan kendali tali kekang kuda saat mengikuti pacuan kuda tradisional di Sambi Na'e Kota Bima. Saat terjatuh, tubuh mungil bocah 10 tahun tersebut sempat tertindih kuda. Kepalanya terluka parah.

Sabila menemui ajalnya saat menjalani perawatan di rumah sakit setempat. Kematian korban menjadi catatan hitam dalam ajang lomba pacuan kuda dengan joki anak yang memperebutkan piala Wali Kota Bima pada acara Hari Jadi TNI ke-74 tersebut.

Kemudian kejadian serupa terjadi pada bulan Maret tahun 2022 lalu. Joki cilik atas nama Muhammad Alfian terjatuh ketika mengikuti latihan pacuan kuda di lapangan Desa Panda Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima. 

Joki yang akrab disapa Peci asal Desa Godo Kabupaten Bima itu, diduga kepala dan bagian perut tertindih kuda pacuanya. Tiga hari setelah kejadian, ia pun meninggal dunia

Baca Juga: Seorang Pria di Bima Perkosa Adik Iparnya yang Tunawicara

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya