Kupang, IDN Times - Suasana ruang sidang Pengadilan Militer III-15 Kupang mendadak hening saat kesaksian Maria Anselina Made, ibu angkat mendiang Prada Lucky Chepril Saputra Namo, menggema. Suaranya bergetar menahan tangis saat menceritakan detik-detik terakhir sang anak angkat sebelum meninggal dunia akibat penganiayaan di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yonif TP) 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Maria menjadi sosok yang menemani Prada Lucky setelah ia melarikan diri dari barak dan bersembunyi di rumahnya. Ia juga setia mendampingi korban saat dirawat di rumah sakit hingga mengembuskan napas terakhir.
“Saya baru tahu dia sudah di RSUD Aeramo setelah ditelepon ibunya, Bu Sepriana Paulina Mirpey, tanggal 4 Agustus 2025. Saat sampai di rumah sakit, saya lihat luka di tubuhnya makin banyak, terutama di dada,” ujar Maria lirih saat bersaksi, Selasa (4/11/2025).
