Sekolah Digusur, Siswa SDN 3 Bukit Tinggi Menginap Demi Ujian Sekolah

Bangunan sekolah tergusur pembangunan Bendungan Meninting

Lombok Barat, IDN Times – Pagi, Rabu (20/4/2022) kamarin cuaca sedikit mendung saat tiba di pintu masuk Dusun Murpadang. Hujan pun mulai turun. Jalan setapak menuju Dusun Murpadang lokasi sekolah Sekolah Dasar Negeri 3 Bukit Tinggi Desa Bukit Tinggi Kecamatan Gunung Sari berubah menjadi sangat licin. 

Bebatuan, serta lumpur pun kerap membuat pengendara harus ekstra hati-hati ketika melewati sela-sela pembangunan proyek Bendungan Meninting di Desa Bukit Tinggi.

Rupanya, jalan setapak itu pun terkena imbas oleh pengerukan Bendungan Meninting. Bahkan siswa sekolah itu juga rela menginap agar bisa ikut ujian sekolah.

1. Para siswa tak gentar

Sekolah Digusur, Siswa SDN 3 Bukit Tinggi Menginap Demi Ujian SekolahSiswa rela angkut bangku untuk belajar di SDN 3 Bukit Tinggi yang digusur bendungan Meninting (IDN

Setelah melewati jalan setapak sekitar 400 meter dari area pembangunan Bendungan, tampak dari jembatan penghubung Dusun Murpadang dari desa induk Bukit Tinggi mulai kena penimbunan material pembangunan bendungan. 

Tampak dari kejauhan, beberapa siswa rela basah-basahan mengangkat puluhan bangku dan meja menuju rumah ibu Aisah, istri dari Abdullah warga Dusun Murpadang.

Rumah milik Aisah pun sudah menjadi sekolah darurat bagi 64 siswa SDN 3 Bukit Tinggi sejak bangunan sekolah digusur bangunan bendungan tahun 2019 lalu. 

“Ayo semangat,” cetus Nizam Fahmi (11) Siswa kelas 4 SDN bersama Akil (7) dan Sidik (7) yang baru duduk di bangku kelas 3 SDN Bukit Tinggi. Mereka saling membahu menopang bangku untuk belajar di Rumah Ibu Aisah. 

Bangku yang diangkut menggunakan dua bilah bambu itu, kata Nizam, akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah Darurat SDN 3 Bukit Tinggi. 

Dari pinggir kali Dusun Murpadang, ketiga siswa itu pun mengangkat bangku sejauh sekitar 500 meter. Mereka terus melewati jalanan setapak yang terus menanjak menuju Rumah Ibu Aisah. 

Tampak jelas raut wajar Nizam, Akil dan Sidik tak memperlihatkan raut wajah mengeluh. Setelah bangku yang diangkat sampai ke Rumah Ibu Aisah, Nizam, Akil dan Sidik pun kembali belajar di sekolah darurat. 

Dulunya rumah Ibu Aisah berada di dekat bangunan Bendungan. Dia terpaksa pindah karena digusur bangunan bendungan.

“Bangku ini katanya dapat sumbangan setelah ditelepon oleh Kepala Sekolah SDN 2 Bukit Tinggi. Tapi saya tidak tahu sumbangan dari mana,” kata Sariu, Kepala Sekolah SDN 3 Bukit Tinggi kepada IDN Times, Kamis (21/4/2022).

Sariu menduga, puluhan bangku dan meja untuk perlengkapan sekolah itu adalah sumbangan dari PT yang membangun proyek Bendungan Meninting. 

Baca Juga: Dibangun Tahun Ini, Investor Kereta Gantung Rinjani Garap Amdal

2. Tidak takut longsor

Sekolah Digusur, Siswa SDN 3 Bukit Tinggi Menginap Demi Ujian SekolahSiswa SDN 3 Bukit Tinggi sedang mengikuti proses pembelajaran di sekolah darurat (IDN Times/Ahmad Viqi)

Rumah milik Ibu Aisah tampak berdiri kokoh dari kejauhan. Lahan seluas 420 meter persegi itu setengahnya menjadi sekolah darurat siswa SDN 3 Bukit Tinggi bahkan menggunakan teras rumahnya.

Ketika jurnalis IDN Times duduk di gazebo milik Ibu Aisah lokasi ujian para siswa kelas 6 SDN, teras rumah ibu Aisah tampaknya retak. Tembok masuk dapur rumah Aisah juga tampak retak. Diduga tanah rumah Aisah belum terlalu padat. 

"Rumah ini sudah berdiri tahun 2019 lalu. Dulu kan kena gusur bangunan bendungan," kata Aisah. 

Aisah mengatakan, rumah yang dia tinggali itu sudah menjadi sekolah darurat para siswa di Dusun Murpadang. 

Dulunya, para siswa hanya mengenakan teras rumah untuk kegiatan belajar mengajar. Setelah memasuki tahun 2020, bangunan sederhana dari balok beton dengan model terbuka dibangun menjadi ruang kelas siswa. 

"Di sini dua ruangan yang kita sekat jadi tiga kelas," kata Sariu.

Pada tahun 2020 lalu, pihak kontraktor, PT Hutama Karya (Persero) dan PT Bahagia Bangun Nusa dulunya berjanji akan membangun ruang belajar siswa di halaman rumah milik Ibu Aisah. Akan tetapi, kata Sariu, janji itu tidak pernah terealisasi hingga awal tahun 2022 lalu. 

"Ini saja kita dulu swadaya merapikan halaman rumah Ibu Aisah untuk ruang belajar. Sempat kita tawarkan untuk bangun dua ruangan lagi. Tapi mereka tidak sepakat karena lahannya kurang," katanya.

Lokasi kemiringan rumah milik Aisah juga rawan longsor. Dibangun di atas kawasan perbukitan Dusun Murpadang. Bangunan Rumah Ibu Aisah sempat dipasangi balok beton untuk menopang induk bangunan rumahnya. 

"Dulu kita pasang cakar dari beton kedalaman 1,5 meter. Kemudian kita talud sepanjang 4 meter. Semoga saja tanahnya tidak turun," kata Aisah. 

3. Siswa rela menginap demi ikut ujian sekolah

Sekolah Digusur, Siswa SDN 3 Bukit Tinggi Menginap Demi Ujian SekolahKepala Sekolah SDN 3 Bukit Tinggi melintas di Jalan bendungan Meninting (IDN Times/Ahmad Viqi)

Kisah pilu juga datang dari salah satu siswi kelas 6 SDN 3 Bukit Tinggi Hilwatun Islami (11). Hilwa sapaannya rela menginap di rumah sang nenek demi ikut Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) di Dusun Murpadang. 

Menurut Hilwa, dia sengaja menginap karena jalan menuju sekolah SDN 3 Bukit Tinggi dikeruk dan terhalang proyek bangunan Bendungan Meninting. 

"Jadi rumah Hilwa di Orong Bukit Dusun Murpadang sebelah timur. Kalau air naik dia kadang tidak sekolah. Karena ujian terpaksa menginap di rumah sang nenek," kata Hilwa. 

Menurutnya, selepas USBN dan dinyatakan lulus dia akan terus melanjutkan sekolahnya menuju salah satu Pondok Pesantren di Lombok Barat. 

Siswa yang bercita-cita menjadi pengajar ini pun sudah menginap selama dua pekan di Rumah Sang Nenek demi mengikuti USBN yang berlangsung hingga tanggal 23 April 2022.

"Selama digusur bendungan, saya jarang masuk kalau sekolah sehari-hari. Saya juga nyeberang lewati sungai. Kadang di antar sama orang tua. Kadang dijemput sama pak guru," cerita Hilwa.

Untuk diketahui, lahan seluas 110 meter persegi milik SDN 3 Bukit Tinggi sempat roboh akibat gempa 2018 silam melanda pulau Lombok.

Parahnya lagi, setelah dibangun ulang pada tahun 2019, bangunan sekolah itu kembali harus kena gusur Pembangunan Bendungan Meninting pada tahun 2019 silam.

Kini para siswa harus meneruskan pendidikan di rumah Ibu Aisah tanpa uang sewa yang ditarik pemilik rumah sepeserpun.

Baca Juga: Aturan Belum Ada, Sembilan Kapal Pesiar Antre Masuk Lombok 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya