BMKG: NTB Waspada Bencana Hidrometeorologi Jelang Tahun Baru

Angin monsun diprediksi masuk wilayah NTB

Lombok Barat, IDN Times - Hasil monitoring Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Lombok Barat menjelaskan curah hujan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada dasarian III bulan November 2021 umumnya masih bervariasi. Curah hujan pada akhir bulan November 2021 ini berada pada kategori menengah antara 51 hingga 150 desiran hingga Tinggi lebih dari 300 desiran. 

Warga NTB diminta untuk waspada terhadap dampak dari cuaca ektrem ini. Sebab beberapa wilayah di NTB juga sudah mengalami musibah banjir akibat curah hujan tinggi.

1. Curah hujan tertinggi di Bima

BMKG: NTB Waspada Bencana Hidrometeorologi Jelang Tahun BaruPemandangan wilayah pesisir pantai Kota Bima/dok. Susi Gustiana

Forecaster on Duty BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat Afriyas Ulfah mengatakan curah hujan tertinggi terjadi di wilayah Madapangga, Kabupaten Bima. Jumlah curah hujan di Bima sebesar 270 desiran. Ada pun sifat hujan pada dasarian III November 2021 di wilayah NTB secara umum didominasi sifat atas normal (AN).

"Kecuali sebagian kecil Kabupaten Lombok Utara, Kota Mataram dan sebagian di Kabupaten Lombok Barat bagian Utara, serta bagian Kabupaten Lombok Tengah bagian Barat," kata Ulfah, Selasa (30/11/2021).

Untuk wilayah pesisir Timur Kabupaten Lombok Timur, serta sebagian kecil Kabupaten Sumbawa Barat bagian Barat yang masuk dalam kategori sifat hujan normal (N) hingga bawah normal (BN).

2. La Nina diprediksi terjadi awal Desember 2021 hingga Juni 2022

BMKG: NTB Waspada Bencana Hidrometeorologi Jelang Tahun BaruIlustrasi awan mengelilingi Bumi/dok. Instagram Iss

Hasil monitoring hari tanpa hujan berturut–turut (HTH) di Provinsi NTB, jelas Ulfah, pada umumnya masuk kategori masih ada hujan pada saat updating 1 hingga 5 hari. HTH ini terjadi hampir merata di seluruh wilayah NTB. Untuk HTH terpanjang terpantau terjadi di wilayah Perigi, Kabupaten Lombok Timur sepanjang 6 hari.

"Tapi ini masuk kategori pendek," ujar Ulfah.

Saat ini indeks The El Nino-Southern Oscillation (ENSO) memenuhi kriteria La-Nina moderat. Yang di mana kata Ulfah mulai terjadi pada penghujung bulan November 2021 capai indeks ENSO 1.08.

"Kondisi La Nina diprediksi akan berlangsung hingga Juni tahun 2022," katanya.

3. Angin monsun masuk NTB

BMKG: NTB Waspada Bencana Hidrometeorologi Jelang Tahun Baruvisulaisasi data tentang monsun (svs.gsfc.nasa.gov)

Secara umum angin Monsun sudah mulai masuk angin baratan di wilayah Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali Nusa Tenggara termasuk wilayah NTB.  Monsun Asia (angin baratan) diprediksi akan semakin aktif dan kuat pada bulan Desember 2021 hingga Januari 2022.

Pergerakan The Madden-Julian Oscillation (MJO) yang merupakan aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia.  Sedangkan untuk anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) menunjukkan adanya wilayah potensi pertumbuhan awan yang relatif cukup banyak di wilayah Indonesia termasuk NTB hingga pertengahan dasarian I Desember 2021. 

"Rata–rata anomali suhu muka laut sekitar wilayah NTB saat ini terpantau dalam kondisi hangat dan diprakirakan netral hingga Januari 2022," jelasnya. 

4. Peluang curah hujan di NTB capai 90 persen

BMKG: NTB Waspada Bencana Hidrometeorologi Jelang Tahun BaruIlustrasi hujan (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Khusus curah hujan pada dasarian I Desember 2021, terdapat potensi hujan dengan intensitas menengah lebih dari 50 dasarian. Artinya, angka itu cukup tinggi capai 70 persen hingga 90 persen.

"Ini terjadi secara merata khususnya di wilayah Pulau Lombok dan Kabupaten Sumbawa Barat," katanya.

Hujan dengan intensitas 100 dasarian juga berpotensi terjadi secara merata hampir di seluruh wilayah NTB dengan peluang sebesar 10 hingga 40 persen.

"Peningkatan curah hujan yang mulai signifikan ini mengakibatkan potensi bencana hidrometeorologi menjadi meningkat," kata Ulfah.

Masyarakat pun diimbau agar tetap waspada dan berhati–hati terhadap potensi terjadinya kondisi ekstrem. Misalnya hujan lebat, angin kencang, banjir, dan tanah longsor secara tiba-tiba bersifat lokal. 

"Warga tetap perhatikan informasi BMKG guna mengantisipasi dampak bencana ini," pungkas Ulfah.

Baca Juga: Kota Bima Terendam Banjir, 992 Jiwa Terdampak 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya