Bang Zul: Banjir Dompu Akibat Alih Fungsi Hutan Menjadi Lahan Jagung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dompu, IDN Times - Banjir yang menerjang tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat setidaknya membuat masyarakat di Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu sadar akan pentingnya menjaga hutan. Pasalnya, data di Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTB, ribuan warga terdampak akibat banjirdi NTB.
Pemerintah saat ini tengah mencari solusi terbaik untuk mencegah musibah itu datang kembali. Di Kabupaten Dompu, banjir terjadi akibat pembabatan hutan dan alih fungsi hutan menjadi lahan untuk menanam jagung.
1. Banjir disebabkan oleh pembalakan hutan
Usai meninjau korban banjir yang terjadi di Kota Bima, Selasa (7/12/2021) kemarin. Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah atau yang biasa disapa Bang Zul ini juga mengunjungi salah satu wilayah di Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu.
Dalam kunjungannya, Bang Zul mengatakan kepada warga di Dompu bahwa penyebab banjir yang menerjang sebagian daerah di wilayah Bima dan Dompu beberapa waktu lalu akibat adanya pembabatan hutan.
"Hutan yang gundul pohon-pohonnya sudah terjarah dan lahannya kemudian ditanami jagung," kata Zul, Rabu (8/12/2021).
2. Babat hutan untuk tanam jagung
Menurut Zul, beberapa hutan di wilayah Dompu dan Bima NTB dibabat untuk ditanami pohon jagung. Zul menerangkan penanaman jagung di beberapa bukit wilayah pulau Sumbawa kerap menimbulkan bencana.
"Warga sadar tindakan mereka bisa mengakibatkan banjir dan merugikan banyak pihak dan daerah kita," katanya.
Namun, melarang warga untuk tidak menanam jagung bukan persoalan mudah dan sederhana. Pasalnya sejauh ini warga juga tidak memiliki alternatif selain menanam jagung.
"Karena kita tidak sediakan alternatif," ujar Zul.
3. Menanam ribuan pohon kelor cegah banjir
Sebelumnya kata Zul mengklaim Pemerintah NTB telah melakukan penanaman kembali dan reboisasi di berbagai daerah lokasi pembalakan hutan di Pulau Sumbawa. Karena hasil dari penanaman bibit-bibit jagung beserta buah-buahan hasilnya tidak efektif.
"Masyarakat tak bisa lagi diajar berlama-lama dengan bermacam teori tapi tak menyediakan solusi alternatif," katanya.
Warga di Kecamatan Kilo, ujar Zul, mulai sadar dan melakukan upaya untuk meretas jalan baru. Banyak kalangan warga mulai mengambil solusi yang bisa jadi solusi untuk mencegah banjir di Pulau Sumbawa.
"Hutan kita yang gundul akan ditanami dengan bibit kelor yang cepat menghasilkan dan harga jualnya pun sangat bagus," tegas Zul.
Nanti, hasil dari menanam pohon kelor, lanjut Gubernur, juga sudah mendapat pangsa pasar dan ada pembeli. "Pohon kelor yang ditanam tetap memungkinkan untuk tanam jagung juga secara bersamaan," jelasnya.
Dengan menanam pohon kelor di kawasan hutan gundul juga cepat menghasilkan pundi rupiah. Penanaman kelor juga bisa dibarengi oleh penanaman pohon lain yang membutuhkan waktu panen lebih lama.
"Bibit kelor sudah ada 250 ribu di Kilo. Mungkin bisa dicoba juga di tempat lain di NTB," ujar Gubernur.