TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Takut Terlalu Bahagia? Itu Tanda Kamu Mengalami Cherophobia

Perasaan takut dan khawatir untuk merasakan terlalu bahagia

Ilustrasi cherephobia. (Pinterest/Calm Sage)

Pada dasarnya, kebahagian sering dikaitkan dengan perasaan positif dan kepuasan yang diinginkan banyak orang. Dalam kehidupan, kebahagian seharusnya menjadi sumber penyemangat untuk menjalani hari demi hari. Namun, mereka dengan kondisi cherophobia justru akan merasa sebaliknya.

Cherophobia adalah sebutan bagi orang yang memiliki ketakutan berlebih terhadap perasaan bahagia. Jenis fobia ini termasuk jenis yang langka dan unik. Sebab, masih belum banyak penelitian yang dilakukan untuk mengkaji fobia ini. Beberapa ahli pun menggolongkan fobia ini sebagai jenis gangguan kecemasan.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut penjelasan cherophobia, yaitu perasaan takut dan khawatir untuk merasakan terlalu bahagia.

1. Tanda-tanda kamu mengalami cherophobia

Dalam kasus cherophobia, pengidapnya akan merasa cemas ketika berada dalam kegiatan yang dianggap membuatnya bahagia. Seseorang yang mengidap cherophobia belum tentu orang yang sedih, melainkan orang yang menghindari kegiatan yang dapat mengarah pada kebahagiaan atau kegembiraan.

Tanda-tandanya pun tidak dapat diketahui secara pasti, sebab setiap pengidapnya akan memiliki gejala yang beragam. Namun, kamu dapat mengenali tanda-tanda umum cherophobia yang paling sering terjadi.

Dikutip dari Halodoc, berikut ini 6 tanda seseroang mengalami cherophobia:

  • Merasa cemas ketika pergi ke acara sosial yang menyenangkan, seperti pesta, konser, atau acara serupa lainnya
  • Menolak peluang yang dapat mengarah pada perubahan hidup yang lebih bahagia karena takut sesuatu yang buruk akan mengikuti
  • Menolak ikut ke acara yang dianggap orang lain menyenangkan
  • Merasa bahwa kebahagiaan akan menyebabkan hal buruk akan terjadi
  • Berpikir bahwa terlihat bahagia itu buruk bagi diri sendiri, teman, dan keluarga
  • Merasa bahwa kebahagiaan hanyalah buang-buang waktu dan tenaga.

Penyebab utama fobia ini adalah adanya ketakutan yang dirasakan bahwa setelah bersenang-senang mereka akan mengalami kesedihan. Perasaan ini mungkin terjadi akibat trauma masa lalu yang mendorong pemikiran bahwa bahagia akan mengundang kesedihan. Pada akhirnya, pengidapnya melakukan cara apa pun untuk menghindari kejadian yang dapat memicu trauma tersebut.

Baca Juga: Pentingnya 'Me Time' di Tengah Kehidupan yang Serba Sibuk

2. Penyebab cherophobia

Linda Esposito, dilansir dari pijarpsikologi.org, mengungkapkan bahwa salah satu penyebab seseorang sulit merasa bahagia adalah ketakutan. Kita semua takut akan perubahan dan itu adalah hal yang wajar. Ketakutan menjadi tidak wajar ketika kita tertahan dalam ketakutan tersebut.

Ketakutan melumpuhkan banyak orang yang terjebak dalam pemikiran berlebihan mengenai hal yang akan terjadi. Mereka meyakini bahwa setiap kebahagiaan yang mereka alami pasti akan ada penderitaan setimpal yang ikut menghampiri.

Ketika merasa terjebak, orang dengan cherophobia mulai mengasosiasikan perasaan bahagia dengan rasa bersalah. Mereka merasa bersalah apabila merasa senang sedangkan masih terpendam banyak ketidakbahagiaan dalam benak mereka. Ketidakbahagiaan membuat mereka sulit menerima rasa bahagia.

3. Terapi untuk mengatasi cherophobia

Karena belum banyak penelitian yang mempelajari cherophobia sebagai gangguan khusus, tidak ada obat yang disetujui secara medis yang dapat dilakukan seseorang untuk mengobati kondisi tersebut. Namun, terdapat beberapa metode perawatan yang disarankan.

Dikutip dari Halodoc, berikut 4 cara mengatasi cherophobia yang dapat kamu lakukan:

1. Terapi perilaku kognitif (CBT)

Terapi ini dapat membantu pengidap mengenali sumber pemikiran yang salah dan mengidentifikasi tingkah laku yang dapat membantu pengidapnya berubah.

2. Strategi relaksasi

Cara ini dapat dilakukan dengan sekedar melakukan aktivitas yang dapat membuat pikiran menjadi rileks, seperti menarik napas dalam, menulis, menggambar, atau berolahraga.

3. Hipnoterapi

Terapi menggunakan hipnotis juga efektif mengatasi masalah ini. Tentunya, metode ini harus dilakukan oleh ahlinya.

4. Pemaparan kejadian yang disukai

Paparan peristiwa yang memicu kebahagiaan dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu seseorang mengidentifikasi bahwa kebahagiaan tidak harus memiliki efek buruk.

Tidak semua pengidap fobia ini membutuhkan perawatan khusus. Beberapa orang merasa lebih bahagia dan lebih aman ketika mereka menghindari kebahagiaan. Terlebih jika memang kebahagiaan umum mengganggu kualitas hidup pribadi atau kemampuan untuk beraktivitas.

Verified Writer

Hirpan Rosidi

Seorang laki-laki yang memiliki impian yaitu kelak disalah satu rak toko buku populer, di antara buku-buku dari penulis besar, terselip satu buku dengan nama Hirpan Rosidi sebagai penulisnya.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya