Dianggap Mistis, Burung Hantu Ternyata Efektif Usir Hama

Selain pestisida, burung hantu bisa jadi alternatif

Salah satu cara untuk mengusir hama di perkebunan adalah dengan menggunakan pestisida. Tapi, pestisida justru berdampak buruk bagi perkebunan dan bisa merusak ekosistem di sekitarnya jika diterapkan tidak sesuai dengan komposisi yang tepat.

Lalu cara seperti apa yang bisa dilakukan untuk menjaga perkebunan dari hama namun tidak merusak lingkungan? Solusinya adalah memberdayakan predator alami yaitu tyto alba atau burung hantu. Ternyata, burung kesayangannya Harry Potter ini terbukti efektif melindungi perkebunan dari hama tikus lho!

Cara ini turut diterapkan oleh Asian Agri, sebuah perusahaan yang mempunyai lahan perkebunan sawit seluas 100.000 hektare. Mereka bahkan mempekerjakan beberapa petugas untuk mencatat jumlah dan menjaga kesehatan burung hantu tersebut. Penasaran gimana caranya? Yuk kita kulik lebih jauh!

1. Mampu memangsa 3 sampai 5 ekor tikus 

Dianggap Mistis, Burung Hantu Ternyata Efektif Usir HamaBurung hantu (tyto alba), predator alami yang diberdayakan oleh Asian Agri sebagai pembasmi hama tikus di perkebunan kelapa sawit. (Dok. Asian Agri)

Burung hantu bisa mengendalikan peredaran hama kelapa sawit secara alami karena bisa memangsa 3 sampai 5 ekor tikus. Asian Agri membangun rumah untuk satu ekor tyto alba di setiap 25 hektare lahan perkebunannya. 

Burung hantu yang juga dikenal dengan nama Serak Jawa ini cukup populer sebagai burung pemangsa di area pertanian maupun perkebunan. Berbeda dengan burung predator lainnya yang mengandalkan kecepatan, burung hantu lebih mengandalkan kemampuan pendengaran untuk mendeteksi lokasi mangsanya.

Baca Juga: Nikmatnya Kuliner Sate Ikan Tanjung Khas Lombok Utara, Bikin Nagih!

2. Kesehatan burung hantu terus dipantau 

Dianggap Mistis, Burung Hantu Ternyata Efektif Usir HamaBurung hantu (tyto alba), predator alami yang diberdayakan oleh Asian Agri sebagai pembasmi hama tikus di perkebunan kelapa sawit. (Dok. Asian Agri)

Sebagai predator alami hama tikus di perkebunan, tentu kesehatan serta populasi tyto alba sendiri perlu terus dipantau. Untuk diketahui, jenis burung ini tidak membuat sarang sendiri seperti burung berkicau, melainkan mengambil alih sarang yang ditinggalkan atau menggunakan sarang yang sudah ada.

Pada umumnya burung hantu ini perlu dibuatkan kandang untuk mengundangnya tinggal, dan karena ia merupakan hewan karnivora atau pemakan daging, tyto alba menjadikan tikus sebagai makanan sehari-harinya.

Asian Agri juga mempekerjakan petugas untuk mencatat populasi dan menjaga kesehatan burung hantu tersebut. 

“Kami mengecek kesehatan burung hantu secara teratur, dan tidak jarang kami menemukan anaknya di dalam kandang. Setelah berusia 6 bulan, mereka akan pergi dari kandang dan mencari sarang sendiri. Kami membiarkan mereka lepas ke alam,” ujar Zulkarnaen selaku Mandor Hama dan Penyakit yang bertugas di Kebun Buatan, Provinsi Riau.

3. Membudidayakan serangga bernama Sycanus 

Dianggap Mistis, Burung Hantu Ternyata Efektif Usir HamaKandang burung hantu (tyto alba), predator alami yang diberdayakan oleh Asian Agri sebagai pembasmi hama tikus di perkebunan kelapa sawit. (Dok. Asian Agri)

Bukan rahasia lagi kalau burung hantu termasuk salah satu hewan yang dianggap atau dilabeli dengan kesan mistis. Namun, sebenarnya tyto alba ini merupakan penjaga sawit yang alami untuk membasmi hama tikus.

Tyto alba akan menelan utuh mangsanya atau juga mencabiknya menjadi beberapa bagian sebelum memangsa. Ia hanya memakan daging mangsanya, dan kemudian akan memuntahkan bulu dan tulang secara berkala yang membuatnya resmi jadi penjaga sawit yang efektif.

4. Membudidayakan serangga bernama Sycanus

Dianggap Mistis, Burung Hantu Ternyata Efektif Usir HamaSerangga bernama Sycanus, predator alami yang diberdayakan oleh Asian Agri sebagai pembasmi hama ulat. (Dok. Asian Agri)

Selain tikus, masalah perkebunan lainnya yang sering ditemui adalah ulat. Serangan ulat ini biasanya terjadi di tahap pembibitan yang bisa mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi kelapa sawit di masa depan.

Nah, kalau burung hantu bisa menjadi solusi alami untuk membasmi tikus, maka yang bisa mengatasi masalah ulat ini adalah serangga bernama sycanus. Sycanus merupakan serangga predator alami yang bisa memberantas ulat api tanpa menggunakan bahan kimia tertentu.

Dalam membudidayakan serangga ini, Asian Agri juga menanam bunga-bunga yang menjadi rumah bagi sycanus, seperti bunga pukul delapan atau turnera subulata.

5. Jadi praktik perkebunan yang berkelanjutan

Dianggap Mistis, Burung Hantu Ternyata Efektif Usir HamaLanskap perkebunan sawit milik Asian Agri. (Dok. Asian Agri)

Dalam artian, perusahaan yang memiliki lahan perkebunan sawit harus berkomitmen untuk tidak melakukan deforestasi, atau penghilangan hutan alam dengan cara penebangan yang jelas mengancam masa depan umat manusia maupun spesies lainnya. Asian Agri contohnya, berkomitmen untuk tidak memperluas lahan dan memiliki kebijakan berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Asian Agri juga menerapkan praktik perkebunan kelapa sawit terbaik dalam kegiatan operasionalnya, seperti mengurangi penggunaan pestisida dan menggunakan predator alami sebagai penumpas hama. 

Selain itu, Asian Agri juga memiliki komitmen berkelanjutan yang ketat, salah satunya kebijakan tanpa bakar yang menghindari terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Sebagai salah satu perusahaan yang melarang penggunaan api untuk keperluan pembukaan lahan sejak 1994, Asian Agri bekerja sama dengan masyarakat lokal untuk memberikan pendampingan dan pengetahuan mengenai bahaya membuka lahan dengan cara membakar.

Praktik perkebunan  berkelanjutan yang diterapkan oleh Asian Agri ini juga bisa dikatakan zero waste alias tanpa limbah, karena limbah yang dihasilkan bisa diolah menjadi sesuatu yang berguna seperti pupuk organik, makanan ternak, bahkan dapat diolah menjadi berbagai produk.

Itu dia tadi beberapa penjelasan mengenai burung hantu yang menjadi cara efektif untuk mengontrol hama tikus di perkebunan. Metode penggunaan predator alami tersebut telah diterapkan oleh Asian Agri yang membasmi hama tanpa membahayakan makhluk hidup lainnya di sekitar kebun bahkan dapat dikatakan menjaga habitat alam.

Baca Juga: Wabah Meluas, 4.174 Ekor Sapi di Lombok Terjangkit Virus PMK

Laura Astrellia Photo Community Writer Laura Astrellia

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ridho Fauzan
  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya