TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Tari Lenggo untuk Menyambut Tamu di Bima

Tari klasik yang dipertontonkan sejak masa kerajaan

Budayanusantara.web.id

Bima, IDN Times - Dalam buku karya Sudarsono yang berjudul Tari-tarian Indonesia Volume 1 tahun 1997, Tari Lenggo merupakan tarian persembahan yang disuguhkan untuk kedatangan tamu resmi atau kantor pemerintahan di lingkungan Kerajaan Bima.

Nusa Tenggara Barat tepatnya daerah Bima di mana tarian tradisional ini berasal. Dalam Tari Lenggo terbagi 2 jenis tarian yaitu Tari Lenggo Mbojo dan Tari Lenggo Melayu. 

Pada awalnya, Tari Lenggo ini merupakan sebuah tarian klasik yang tercipta dan kemudian berkembang di lingkungan istana Kerajaan Bima. Tarian ini pun akan ditampilkan pada acara-acara tertentu saja.

Baca Juga: Fakta-fakta tentang Suku Mbojo di Bima

1. Sejarah

pinterest

Menurut sejarah yang telah diketahui, Tari Lenggo yang pertama kali muncul ialah Tari Lenggo Melayu. Seorang mubalig yang bernama Datuk Raja Lelo dari Sumatera Barat yang telah menciptakan Tari Lenggo Melayu ini. 

Tarian ini tercipta khusus untuk upacara adat Hanta Ua Pua pada awalnya yang diselenggarakan di daerah Bima. Masyarakat Bima sendiri menyebut Tari Lenggo Melayu ini dengan nama Tari Lenggo Mone karena dibawakan oleh para penari pria. 

Seseorang yang bernama Sultan Abdul Khair yang melihat Tari Lenggo Melayu ini kemudan terinspirasi untuk menciptakan tari yang khusus dibawakan oleh para penari wanita atau putri. Oleh karena itulah tercipta Tari Lenggo Mbojo atau bisa disebut juga dengan nama Tari Lenggo Siwe. 

Pengembangan dan kreasi dari Tari Lenggo Melayu kemudian dimasukkan ke dalam gerakan Tari Lenggo Mbojo. Sultan Abdul Khair merupakan raja kedua dalam Kerajaan Bima pada tahun 1640-1682. Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Khair, seni dan budaya tradisonal berkembang.

2. Musik dan busana

Facebook

Dalam setiap pertunjukkan Tari Lenggo, ada musik tradisional dari Bima yang mengiringi tarian tersebut. Irama dari musik pengiring ini biasanya berirama lembut ataupun pelan, selaras dengan gerakan para penari. 

Ada tiga alat musik yang menjadi pengiring Tari Lenggo, yaitu gong atau tawa-tawa, gendang besar atau gendang na’e dan terakhir silu atau sejenis serunai. Untuk menyelenggarakan Tari Lenggo ini biasanya para penari mengenakan kostum atau busana khas Bima. 

Warna dari busana ini pun biasanya didominasi dengan warna-warna yang cerah seperti kuning, merah, hijau muda ataupun oranye. Dan para penari juga mengenakan riasan wajah yang cukup cerah juga.

Baca Juga: Mengenal Tari Wura Bongi Monca dari Bima

Berita Terkini Lainnya