Mengenal Bahasa Bima dari Suku Mbojo di NTB
Dialeg dan contoh percakapan dasar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bima, IDN Times - Bahasa Mbojo atau Nggahi Mbojo adalah bahasa Austronesia yang dituturkan oleh suku Mbojo di bagian timur Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Bahasa mbojo (Bima dan Dompu) memiliki sistem karakter grafis (aksara) jenis tertentu yang disebut aksara mbojo.
Aksara mbojo terkait dengan aksara bugis. Ini adalah tanda hubungan Bima dan Bugis. Dikatakan bahwa aksara Mbojo telah digunakan sejak abad ke-14. Aksara Mbojo digunakan untuk menulis buku dan catatan kerajaan di Kerajaan Pima.
Kemudian, pada abad ke-17, orang Bima mulai menggunakan bahasa Melayu dalam aksara Arab. Hal ini karena Bima sudah memeluk Islam pada waktu itu. Aksara mbojo memiliki 18 peran utama.
Baca Juga: Mengenal Tari Lenggo untuk Menyambut Tamu di Bima
1. Berbalas pantun
Warga Bima atau Dou Mbojo dalam hal memperindah penggunaan bahasa, selalu menggunakan Pantun Patu atau Kapatu. Dalam hal ini, ada berbagai mbojo yang dapat diekspresikan. Termasuk Patu Chambe (Berbalas Pantun) dan Patu Kaboha (Pantun Sindiran).
Contoh Pantun yang dimaksud adalah Patu Cambe.
A: "Gaga au na gaga nggomi ari siwe, pahu mpa ipi Gaga na madaku wati kone ngawana gogu." [cantiknya rupamu adinda, saking cantiknya hingga mataku tak bisa tidur]
B: "ta be ku mpori cewu ndadii ili kai weki ta amaniaku ma loa Roi cowa, kombi wara ntau ta ma moda ndi da loa kai ta maru mada." [di mana yah rumput ilalang untuk menyembunyikan diri dari lelaki yang pandai membual, mungkin ada milikmu yang hilang hingga matamu tak bisa tertidur]