Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Seperti yang kamu tahu, belajar apapun sebenarnya memerlukan ketekunan, kesabaran, dan modal. Misalnya modal untuk membeli buku atau kuota internet. Akan lebih baik lagi jika ada guru yang menjadi tempat bertanya dan meminta petunjuk.
Meskipun demikian, saat kamu tertarik dengan filsafat, tetapi merasa “ngeri” dengan luas dan kompleksnya tema serta isu yang diangkat di dalamnya, tips-tips berikut ini mungkin bisa menjawab ketertarikan kamu sama filsafat.
Berdasarkan buku Sebelum Filsafat yang ditulis oleh Fahruddin Faiz, ada 6 tips belajar filsafat yang bisa kamu lakukan.
1. Mulailah dari posisi kesadaran tidak tahu
Awalilah belajar filsafat dengan kesadaran bahwa pada hakikatnya kamu tidak tahu, atau dalam bahasa keseharian anak filsafatnya disebut dengan “menjadi gelas kosong”. Menjadi gelas kosong di sini memiliki pengertian bahwa jadilah seseorang yang haus akan ilmu.
Kamu tahu bahwa saat ini, ilmu dan kesempatan tersebar luas. Untuk mendapatkan ilmu mungkin tidak sesulit zaman dahulu, sekarang ilmu ibaratnya sudah ada di genggaman tanganmu. Menjadi gelas kosong ini juga bisa kamu jadikan prinsip dalam menjalani kehidupan.
Kamu harus belajar untuk tidak merasa bahwa menjadi diri yang paling pintar dan paling tahu. Karena ketika kamu menganggap diri sudah paling tahu, maka kamu tidak akan bisa menerima masukkan. Bahkan bisa-bisa kamu akan menganggap orang lain itu bodoh.
Tetaplah sadar untuk menjadi tidak tahu, karena kesadaran tidak tahu sangat berguna untuk memancing semangat menjadi tahu.
Baca Juga: 12 Ucapan Plato yang Mengadung Sarkasme dan Satire
2. Baca dan telaah secara runtut dan sabar
Belajar filsafat tidak bisa tidak harus didukung dengan aktivitas membaca. Buku-buku filsafat tidak bisa hanya sekadar dibaca sebagaimana novel-novel best seller. Aktivitas membaca buku filsafat membutuhkan kesabaran. Kamu harus membaca buku filsafat secara historis sampai ke kronologisnya.
Melalui cara ini, diharapkan kamu bisa mengetahui akar permasalahan dari setiap tema yang sedang dipelajari. Contohnya, dari sosiokultur yang sedang dihadapi setiap filsuf. Dengan memulainya dengan mengetahui historis sampai kronologis setiap pemikiran para filsuf, kamu bisa lebih mudah memahami skema runtut filsuf dari A sampai Z.
3. Carilah waktu dan situasi terbaik
Mengapa kamu harus mencari waktu terbaik? Karena kamu sedang berhadapan dengan materi-materi menantang dalam kehidupan yang tidak akan dapat dipahami hanya dengan dimengerti sambil lalu. Carilah waktu yang pas menurutmu.
Seringlah mengikuti diskusi di mana pun. Ini tidak hanya menambah pengetahuanmu tentang filsafat, namun bisa melatih kemampuan berbicaramu juga. Jangan sampai kamu sudah merasa puas dengan ilmu yang sudah didapatkan, tapi kamu bisa eksplor dengan diskusi.
4. Tekunilah isu filosofis apapun yang paling menarik bagi kamu
Beberapa orang yang sedang mengenal bahkan mempelajari filsafat, diwajibkan untuk sering bertanya, fokus, dan sering membicarakan tema. Jangan sampai apa yang sudah kamu baca hanya menjadi angin lalu saja. Alangkah baiknya jika apa yang sudah kamu pelajari bisa selalu diingat dan bertambah.
Untuk bisa menambah wawasan yang sesuai dengan pembahasan, kamu bisa menggali dengan selalu bertanya kepada orang lain. Walaupun begitu, tidak jarang pula ketika berdialektika dengan orang lain, kamu malah tidak fokus karena pembahasan yang makin luas dan sulit dipahami. Oleh karena itu, kamu harus fokus guna dapat menerima pengetahuan tentang filsafat.
5. Jangan segan membuka kamus filsafat
Langkah selanjutnya yang bisa kamu lakukan adalah mulai memahami dan mendalami setiap tokoh filsafat dan pemikirannya. Namun, terkadang timbul permasalahan terkait asing dan sulitnya memahami bahasa di setiap penyampaiannya. Tentu ini bisa menjadi hambatan untuk memahami materi filsafat yang sedang dibahas.
Oleh karena itu, penting untuk kamu membuka kamus filsafat. Adanya kamus filsafat atau buku-buku yang memuat glosarium istilah-istilah filsafat kiranya akan sangat membantu kamu dalam memahami bahasa filsafat.
Baca Juga: 20 Rekomendasi Musik Blues untuk Menemani Ngopi Sambil Diskusi