TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Mengapa Punya Waktu untuk Hobi adalah Privilese

Tak semua orang punya waktu luang untuk hobi yang disukai

ilustrasi hobi (pexels.com/Knit Pro)

Di tengah kesibukan kehidupan modern yang kita jalani, kita sering kali merasa terjebak dalam rutinitas monoton yang padat. Pekerjaan, keluarga, ditambah berbagai tanggung jawab lainnya menyita hampir seluruh waktu kita setiap hari.

Dalam situasi seperti ini, memiliki waktu untuk melakukan hal-hal yang kita cintai seperti hobi terasa seperti sebuah kemewahan. Namun, tahukah kamu bahwa memiliki waktu untuk hobi bukan hanya sekadar kemewahan, melainkan sebuah privilese?

Banyak orang, terutama yang memiliki tanggung jawab besar, kesulitan untuk meluangkan waktu bagi diri sendiri termasuk melakoni hobi mereka. Padahal, memiliki hobi tidak hanya sekadar mengisi waktu luang, tetapi juga memberikan banyak manfaat bagi kesehatan mental dan fisik seseorang.

Mari kita bahas lebih lanjut lima alasan mengapa memiliki waktu untuk hobi adalah sebuah privilese yang tidak boleh kamu abaikan!

1. Tidak semua orang mampu

Pernahkah kamu melihat sebentar pada orang-orang yang ada di sekelilingmu? Kamu pasti akan bertemu dengan sekelompok orang yang begitu passionate dalam menggeluti hobi. Tak jarang dari hobi tersebut juga justru malah menjadi pendapatan tambahan bagi mereka.

Kemudian, saat kamu menengok ke sisi lain, kamu akan berjumpa dengan mereka yang bahkan punya waktu untuk bersantai merupakan sebuah anugerah? Mereka dituntut untuk bekerja bahkan sampai melakoni lebih dari satu pekerjaan karena tuntutan hidup serta tanggung jawab yang mereka emban.

Sebagai gambaran ada seorang ibu rumah tangga dengan tiga orang anak. Sehari-hari ia harus bekerja dan masih harus mengurus ketiga anaknya itu. Otomatis waktunya habis untuk dua hal tesebut tanpa pernah memiliki kesempatan untuk melakukan hobi yang dulu ia gemari yakni melukis.

Ada pula pekerja yang harus pulang pergi dengan commuter, waktunya otomatis akan habis di jalan. Energi mereka habis karena pekerjaan ditambah berada di dalam commuter line dalam waktu yang lama. Kedua contoh ini yang menunjukkan bahwa memiliki hobi adalah sebuah privilege.

Baca Juga: Mengenal Consecotalephobia, Rasa Takut Terhadap Sumpit

2. Beban tanggung jawab yang berbeda

Pekerjaan yang menumpuk, gaji yang kurang memadai, keluarga yang butuh perhatian, merupakan sebagian contoh kecil yang kita emban setiap harinya. Dalam situasi yang penuh beban dan tanggung jawab seperti ini, memiliki sebuah hobi rasanya seperti mimpi.

Sebagian besar waktu kita hanya tercurah pada aktivitas dengan pola yang sama. Tidak semua orang seberuntung itu memiliki waktu luang untuk melakukan hobi mereka.

Faktanya memang, tidak semua orang punya kebebasan untuk mengatur waktu luang mereka. Ada banyak sekali orang yang harus bekerja lembur, merawat orang tua mereka yang sedang sakit, atau bahkan harus mengurus keluarga berkebutuhan khusus dan masih banyak lainnya.

Jadi, apabila seseorang bisa punya waktu untuk melakoni hobi, itu berarti mereka bisa mengatur tanggung jawab  dengan baik. Sebuah pencapaian yang bisa dibanggakan namun tak semua orang bisa merasakan privilege waktu luang untuk sebuah hobi.

3. Keterbatasan ekonomi

Kalau ada yang bilang hobi itu mahal hal ini bisa memiliki banyak makna. Makna pertama mahal dari segi peralatan atau tempat yang digunakan untuk menjalani hobi tersebut. Sesederhana hobi lari, mungkin lari dianggap sebagai olahraga yang sepele dan bisa dilakukan tanpa biaya. Nyatanya tidak, lari juga butuh modal, lho. Ada sepatu lari, belum pakaiannya, smartwatch dan sebagainya.

Selain itu, makna mahal pada hobi adalah waktu. Ya, benar mengapa punya hobi terkesan privilese sebab mereka yang tak sempat melakoninya terbentur keterbatasan ekonomi. Mereka harus bekerja ekstra keras untuk memperoleh penghasilan. Alih-alih melakukan hobi, mereka memanfaatkan waktu untuk mencari tambahan pemasukan agar tetap bisa bertahan hidup.

4. Lingkungan yang tidak mendukung

Lingkungan sosial kita memiliki dampak yang signifikan dan juga krusial terhadap pilihan dan minat yang kita miliki. Disadari atau tidak tapi, keluarga, teman, bahkan komunitas di sekitar sering kali membentuk cara pandang kita tentang apa yang dianggap "normal" atau "penting".

Jika lingkunganmu tidak mendukung hobi yang kamu jalani, kamu mungkin merasa tertekan untuk menyembunyikan bahkan akhirnya justru meninggalkan hobi tersebut.

Selain tekanan dari lingkungan sosial, kurangnya fasilitas atau akses juga bisa menjadi kendala seseorang dalam melakukan hobi. Contohnya, jika kamu tinggal di daerah yang jauh dari pusat kota, mungkin akan sulit menemukan tempat yang tepat untuk melakukan hobi seperti bermain musik atau olahraga tertentu.

Ketidakcukupan dukungan dari orang-orang di sekitar dapat membuat seseorang merasa kesepian dan kesulitan dalam mengembangkan potensi diri melalui hobi yang dimiliki.

Verified Writer

Annisa Nur Fitriani

She goes Boom!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya